NovelToon NovelToon
Misteri Rumah Kosong

Misteri Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / TKP / Hantu
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Misteri Rumah Kosong.

Kisah seorang ibu dan putrinya yang mendapat teror makhluk halus saat pindah ke rumah nenek di desa. Sukma menyadari bahwa teror yang menimpa dia dan sang putri selama ini bukanlah kebetulan semata, ada rahasia besar yang terpendam di baliknya. Rahasia yang berhubungan dengan kejadian di masa lalu. Bagaimana usaha Sukma melindungi putrinya dari makhluk yang menyimpan dendam bertahun-tahun lamanya itu? Simak kisahnya disini.

Kisah ini adalah spin off dari kisah sebelumnya yang berjudul, "Keturunan Terakhir."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MRK 9

Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya yang tenang dan syahdu, pagi ini rumah nenek Ratih begitu bising. Suara sound system di acara hajatan tetangga membuat jendela rumah bergetar. Nadira belum terbiasa dengan kekacauan ini, dari pagi ia mengomel dan berakhir duduk cemberut di ruang tamu. 

Sementara ibunya tengah membuat nasi goreng di dapur, sedangkan Wijaya dan nenek Ratih sibuk mendesain etalase untuk digunakan Sukma berjualan kue.

“Nadira, ayo sarapan dulu,” panggil Sukma begitu selesai meletakkan piring nasi goreng di atas meja makan, lantas bergegas keluar rumah untuk memanggil ibu mertua dan sepupunya itu, “Ibu, sarapan dulu. Wijaya juga, ayo.” 

“Iya Mbak," jawab Wijaya.

Nenek Ratih menjadi yang pertama masuk ke dalam rumah, mencuci tangan di wastafel lalu duduk di kursi. Wanita tua itu tersenyum dan berkata, “sebentar lagi selesai, nanti kita bersihkan gudang sebelah. Bangunan itu masih kokoh dan bagus, butuh renov sedikit sudah bisa buat kamu buka toko kue, Sukma.” 

Sukma terharu mendengar ucapan ibu mertuanya, wanita tua itu begitu tulus menyayanginya sejak dulu. Sejak kali pertama Bagas membawanya berjumpa beliau, Nenek Ratih sudah menganggapnya sebagai putrinya sendiri, terlebih saat tahu bahwa orang tuanya meninggal sejak Sukma masih sangat muda. 

“Sebenarnya itu tidak perlu Bu, bagaimanapun Sukma ini pemula belum ada pelanggan. Bagaimana kalau nanti malah nggak balik modal, sedangkan renov tempat dan bikin etalase itu juga pakai biaya.” 

“Sudahlah, serahkan semua pada ibu. Tugasmu bikin kue aja, ibu masih ada pelanggan lama, nanti ibu bantu promosikan,” jawab Nenek Ratih sembari menikmati nasi goreng masakan menantunya itu. 

“Terima kasih Bu.” Sukma hampir menangis kalau saja putrinya tidak datang dengan kaki menghentak-hentak lantai.

“Nenek, sampai kapan suara ini berakhir? Dira nggak betah dengarnya.” 

“Biasanya bisa sampai dua hari Dira, ya beginilah di desa Nduk, beda dengan di kota yang mengadakan pesta di gedung, kalau di desa ya begini.”

Wijaya tertawa pelan menyaksikan keponakannya yang terus cemberut, lelaki itu mencuci tangan dan kaki lantas turut bergabung di meja makan. Mereka sarapan bersama dengan menu seadanya, sementara itu Nadira menemukan sebuah ide cemerlang, wajah keruhnya berubah ceria seketika.

“Ibu, nasi gorengnya masih ada nggak?” 

“Masih lumayan banyak itu, kamu mau nambah?” 

Dira mengangguk, tapi kemudian menggeleng. Semua orang bingung akan sikapnya itu. 

“Nenek, punya kotak bekal nggak?” 

“Ada, buat apa to Nduk?” 

Nadira tersenyum lebar, tidak sabar menunggu neneknya yang mengambil kotak bekal dari dalam lemari penyimpanan. 

“Makasih Nek,” ucapnya kala nenek Ratih menyerahkan sebuah kotak bekal kecil padanya, kotak dua tingkat berwarna biru muda dengan gambar bunga. Nadira bergegas membersihkan dan mengisinya dengan nasi goreng, juga beberapa buah-buahan yang tersedia di dalam lemari pendingin. 

“Buat siapa Dira?” tanya ibunya.

“Buat teman Dira Bu, oh iya, pak lek boleh Dira pinjam motornya? Dira mau main ke pesantren, daripada di rumah nggak nyaman.” 

Wijaya mengangguk, tapi Sukma segera mencegah. “Jangan dipinjami Jaya, dia nggak terbiasa naik motor. Lagian kamu nggak ganggu temanmu jam segini?” tanyanya pada sang putri. 

“Aah, ibu… Dira bisa kok. Biasanya juga Dira motoran sama Siska dulu di sekolah.” Nadira tersenyum canggung, secara tidak langsung ia membongkar kebohongan lama. Ya, Dira memang dilarang motoran sebelum lulus SMA oleh ibunya, tapi sejak masih SMP gadis itu sudah melanggar peraturan itu. 

“Biarkan saja Sukma, daripada dia main nggak jelas bukankah lebih baik kalau main di pesantren?” 

“Iya Mbak, benar yang dikatakan Bude. Lagian Nadira juga nggak punya teman di rumah, dia pasti bosan. Ya kan Dir?” 

Nadira memberikan dua jempol pada pak leknya, sementara itu ibunya pun tak punya pilihan lain. Dua lawan satu tentu saja dirinya kalah. “Ya sudah, tapi jangan lama-lama, nanti motornya dipake pak lek.” 

“Nggak apa-apa, aku bisa pake motor yang lain. Ada dua kok mbak motor di rumah ini, santai saja Dira,” ucap Wijaya lagi. Sukma menghela nafas pasrah, semua orang terlalu menyayangi putrinya. 

Gadis itu pun melonjak bahagia, memasukkan kotak makan ke dalam sebuah tas tangan kecil, lantas mengambil jus buah di dalam lemari pendingin, menambahkannya juga ke dalam tas. 

“Ibu, Nenek, pak lek… Dira berangkat dulu ya,” ucapnya penuh semangat. “Assalamualaikum.” 

“Waalaikum salam, hati-hati Nadira,” kata nenek Ratih. 

“Iya Nek.” 

Nadira bergegas keluar rumah, mengeluarkan motor dari garasi, menyimpan tas berisi kotak bekal di gantungan barang bagian depan motor dan mulai menyalakan mesin kendaraan roda dua itu. Nadira sempat menoleh ke belakang, dimana ibu dan neneknya mengantar kepergiannya. 

“Astaga, lebay sekali sih ibu dan nenek,” gumamnya lirih, “Dira berangkat ya, ibu dan nenek tenang saja. Insya Allah aman, dadah…” Nadira melambaikan tangan seiring motor berjalan pelan di samping terop pernikahan tetangga. 

“Hey hati-hati, lihat jalannya jangan tolah toleh,” teriak Sukma ditengah bisingnya suara musik. 

***

Nadira memarkirkan kendaraannya di samping ndalem, ia yakin motor pak leknya aman disitu. Setelah itu ia bergegas pergi ke kantin, menemui Maria yang tengah asyik murojaah disana. 

“Assalamualaikum, Mbak Maria. Sendirian aja Mbak?” 

“Waalaikumsalam, eh Nad. Iya nih, anak-anak baru saja masuk kelas.” 

Nadira mengangguk mengerti, setelahnya ia sibuk mengedarkan pandangan ke sekeliling bangunan pesantren, seolah tengah mencari-cari keberadaan seseorang. Maria menangkap gelagat anehnya dan bertanya, “kamu cari siapa?” 

“Ah, tidak Mbak. Oh iya mbak pintu yang itu arahnya kemana ya?” Menunjuk sebuah pintu kecil di samping mushola. 

“Itu kamar anak putra, nggak banyak sih cuma tiga orang. Kyai menerima mereka karena merasa kasihan, sebab di antara tiga orang ini ada yang orang tuanya meninggal ada juga yang orang tuanya berkasus, jadi…” Maria memilih berbisik untuk meneruskan kalimatnya yang terjeda, “orang tuanya di penjara.”

“Astaga, bener mbak? siapa itu?” 

“Untuk siapanya aku kurang tahu, sengaja ditutupi. Kamu jangan masuk kesana, santri putri di larang masuk wilayah kamar putra, bisa kena kasus kamu.” 

Nadira mengangguk mengerti, hanya saja ia merasa bukan santri putri, jadi seharusnya tidak masalah kan jika dia yang masuk. Tak akan kena kasus juga, lagian dia cuma ingin memberikan nasi goreng untuk Rendra. Tapi, Dira harus memikirkan cara masuk kesana tanpa ketahuan Maria tentunya. 

Pucuk dicinta ulam pun tiba, begitulah pepatah yang menggambarkan keadaannya kini. Tiba-tiba saja Maria mengeluh sakit perut, ia berkata ingin ke jamban dan meminta Nadira menjaga kantin sebentar. 

“Baiklah Mbak, pergi saja. Jangan risaukan kantin, toh anak-anak juga masih di kelas kan?” 

“Oke, terima kasih ya Nad,” ucap gadis itu seraya berlalu. 

Nadira tersenyum lebar, tentu saja ia tak berniat duduk tenang menjaga kantin seperti saran Maria, setelah memastikan gadis itu sudah berada di dalam toilet, Nadira pun menyelinap masuk ke wilayah kamar santri putra. Ia mencari di sekitar kamar yang sepi dan tak menemukan seorang pun disana, Nadira berjalan ke belakang kamar, dan disanalah senyumnya terbit sebab berhasil menemukan seseorang yang dicari. 

.

Tbc

1
Heri Wibowo
mudah-mudahan niatmu berhasil Nadira
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
ERiyy Alma: Siap... /Smile/
total 1 replies
Heri Wibowo
Waduh jangan berubah begitu dong Sukma, toh Rendra tidak menuruni sifat ayahnya.
Hidayah Hanan
mkin penasaran
Heri Wibowo
semoga Sukma tidak merubah pandangannya setelah mengetahui masa lalu Hendra
FiaNasa
sabar Sukma ceritanya masih dipending Ama authornya ya 😀
ERiyy Alma: Hahaha /Joyful/
total 1 replies
FiaNasa
ditempat saya juga hujan tiap hari thor siang malam lagi hujannya,,ini aja baru reda tadi sempat hujan
FiaNasa: sama thor..bahkan dijember kota udah beberapa hari Sampek banjir thor
ERiyy Alma: Rata berarti ya hujannya, disini juga semalaman Kak, dari habis maghrib sampe tadi jam 6 baru reda. Ini aja mendung nggak ada matahari, jemuranki nggak kering-kering. /Grin/
total 2 replies
Milady Adara
kalau dekat pengen banget nyubit nadira.ga sadar sadar klo keluarganya dlm keadaan genting gtu.mana sering bngt kerasukan.Halangan ga halangan tetep aja ketemplokan jin.lah wong Anaknya susah di bilangin nya.
Heri Wibowo
Ya udah Kak bobo cantik dahulu, biar bisa update lagi.
ERiyy Alma: hehehe sebagai emak-emak nggak bisa tidur pagi kakak... repot sama kerjaan di dapur. /Chuckle/
total 1 replies
Hidayah Hanan
next/Angry//Angry//Angry/
ERiyy Alma: Siap... tunggu ya.../Smile/
total 1 replies
tundra mahkota
pagi author
ERiyy Alma: Pagi juga Kakak..../Grin/
total 1 replies
Hidayah Hanan
next/Kiss//Kiss//Kiss/
Heri Wibowo
lanjut lagi Kak
Heri Wibowo
waduh! kesurupan hantu siapa nih nadira.
tundra mahkota
lanjut up
FiaNasa
bebal banget Nadira coba tadi disuruh minum air doanya langsung diminum,gak denger kata orang tua,,Nadira emang minus kelakuannya
Hidayah Hanan
makin seru, bikin deg2an, next thor/Kiss//Kiss//Kiss/
FiaNasa
Nadira kok prasaan slalu menganggap enteng ya,,,jangan sepenuhnya menggantungkan smuanya ada kyai Usman,bukankah sudah dibilang perbanyak ngaji,,kan bisa tuh jualan ditoko sambil ngaji klau gak ada pelanggan..diotaknya cuma Rendra melulu,ntar klau udah kelar smuanya baru mikirin Rendra,,udah tau berkali² dapat gangguan,,klau sampai dibawa jin nya mampus kau nadira
FiaNasa: maafin daku thor yg greget nih 😀😀 abis bacanya tuh kayak bener2 nyata gitu 😀
ERiyy Alma: syabar Kak... 🤣
total 2 replies
Heri Wibowo
Selamat pagi Kakak author, ditunggu update selanjutnya.
ERiyy Alma: Pagi juga Kak... /Smile/
total 1 replies
ERiyy Alma
Hari ini sudah update 3 bab sesuai janji, ditunggu ya... like komennya jangan lupa. /Smile//Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!