NovelToon NovelToon
Bayang Dibalik Jejak

Bayang Dibalik Jejak

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:567
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Deskripsi Novel: "Bayang di Balik Jejak"

Di kota kecil Rivermoor yang diselimuti kabut, sebuah rumah tua bernama Rumah Holloway menyimpan rahasia kelam yang tidak pernah terungkap. Sejak pembunuhan brutal bertahun-tahun lalu, rumah itu menjadi simbol ketakutan dan misteri. Ketika Detektif Elena Marsh, yang penuh ambisi dan bayangan masa lalu, ditugaskan untuk menyelidiki kembali kasus tersebut, dia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa.

Jejak-jejak misterius membawanya ke dalam jaringan ritual gelap dan pembunuhan berantai yang melibatkan seluruh kota. Setiap langkah yang diambilnya memperdalam keterlibatannya dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang pernah ia bayangkan. Namun, ancaman terbesar justru datang dari bayang-bayang yang tak kasatmata—dan nama Elena ada di daftar korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LABIRIN KEGELAPAN

Udara di sekitar mereka terasa berat, seperti diliputi kabut yang tak kasat mata. Elena memandangi hutan di sekelilingnya dengan waspada. Pohon-pohon menjulang tinggi, cabang-cabangnya melintir seperti tangan yang mencoba meraih langit. Setiap langkah yang diambil terasa seolah-olah tanah di bawah kakinya hidup, berdenyut dengan energi yang tidak alami.

Liam berjalan di depannya dengan percaya diri, seolah-olah dia tahu setiap sudut dan jalan setapak di tempat ini. Elena, meskipun merasa bingung dan takut, mencoba mengimbangi langkahnya. Dia tidak tahu ke mana mereka pergi, tetapi dia tahu bahwa berhenti bukanlah pilihan.

“Di mana kita?” Elena akhirnya bertanya, suaranya terdengar serak di tengah keheningan.

“Ini bukan tempat,” jawab Liam tanpa menoleh. “Ini lebih seperti… persimpangan. Antara dunia kita dan dunia mereka.”

“Dunia mereka?” Elena mengulangi dengan bingung.

Liam berhenti dan berbalik, menatap Elena dengan tatapan serius. “Ya. Dunia di mana mereka—The Circle—mengambil kekuatan mereka. Tempat di mana kegelapan berakar.”

 

Jejak Kebenaran

Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam selama beberapa menit sebelum akhirnya tiba di sebuah clearing kecil di tengah hutan. Di sana, berdiri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh. Bangunan itu tampak seperti kapel kecil, tetapi dindingnya ditutupi oleh tanaman merambat hitam yang tampak seperti hidup, bergerak perlahan seiring dengan aliran angin.

Liam membuka pintu kapel dengan hati-hati, lalu menoleh ke Elena. “Di sini kita akan menemukan jawabannya.”

Mereka melangkah masuk ke dalam kapel, dan Elena segera merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Ruangan itu gelap, hanya diterangi oleh cahaya remang-remang dari lilin-lilin yang tersusun di sepanjang dinding. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar batu besar dengan simbol aneh yang terukir di permukaannya.

“Ini adalah tempat di mana semuanya dimulai,” kata Liam sambil berjalan mendekati altar. “Dan tempat di mana semuanya bisa diakhiri.”

Elena mengikuti Liam dengan hati-hati, memperhatikan setiap detail di sekitar mereka. “Apa yang harus kita lakukan di sini?”

Liam menatapnya dengan serius. “Kita harus memanggil mereka.”

“Memanggil siapa?”

“The Circle. Pemimpin mereka. Kita tidak bisa menghancurkan mereka tanpa menghadapi mereka secara langsung.”

 

Ritual yang Terungkap

Liam mulai mengeluarkan beberapa benda dari tas kecil yang dibawanya: lilin hitam, mangkuk perak, dan sebilah pisau kecil dengan ukiran kuno. Elena merasa bulu kuduknya meremang saat melihat benda-benda itu.

“Kita akan melakukan ritual,” jelas Liam. “Tapi ini bukan seperti yang kau bayangkan. Ini bukan tentang darah atau pengorbanan. Ini tentang menghubungkan diri kita dengan kekuatan yang ada di sini.”

Elena ragu-ragu. “Dan apa yang terjadi jika kita gagal?”

“Kita tidak akan gagal,” jawab Liam dengan tegas. “Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”

Dengan itu, Liam menyalakan lilin-lilin dan mulai mengucapkan kata-kata dalam bahasa yang tidak dikenali Elena. Suaranya rendah dan dalam, bergema di dalam kapel seperti suara hantu. Elena merasa hawa di ruangan itu semakin dingin, dan bayangan-bayangan di dinding tampak bergerak dengan sendirinya.

Kemudian, tiba-tiba, ada suara dentuman keras dari belakang mereka. Elena berbalik dengan cepat, melihat pintu kapel tertutup dengan sendirinya. Jantungnya berdegup kencang.

“Liam, apa yang terjadi?”

“Mereka datang,” bisik Liam.

 

Pertemuan dengan Bayangan

Sebuah kabut tebal mulai mengisi ruangan, dan dari kabut itu, muncul sosok-sosok berjubah hitam. Wajah mereka tersembunyi di balik bayangan, tetapi Elena bisa merasakan tatapan mereka yang tajam dan menusuk.

Salah satu dari mereka melangkah maju, suaranya terdengar seperti bisikan ribuan jiwa. “Kalian berani memanggil kami. Apa yang kalian inginkan?”

Elena merasa tenggorokannya tercekat, tetapi Liam berdiri tegap. “Kami di sini untuk mengakhiri kalian. Tidak ada lagi ritual. Tidak ada lagi pengorbanan.”

Sosok itu tertawa kecil, suara tawanya bergema di seluruh kapel. “Kau tidak mengerti, anak kecil. Kau adalah bagian dari kami. Kalian berdua.”

Elena terkejut. “Apa maksudmu? Kami tidak pernah menjadi bagian dari kalian!”

“Oh, tapi kalian adalah pewaris,” jawab sosok itu. “Darah kalian adalah darah kami. Kalian tidak bisa lari dari takdir kalian.”

Liam menggertakkan giginya. “Kami tidak akan membiarkan itu terjadi.”

 

Pertarungan yang Tak Terhindarkan

Sosok-sosok berjubah hitam mulai mendekat, dan Liam menarik Elena ke belakangnya. “Pegang ini,” katanya sambil menyerahkan pisau kecil itu padanya. “Gunakan jika perlu.”

Pertarungan itu bukanlah pertarungan fisik. Elena segera menyadari bahwa ini adalah pertarungan kehendak dan kekuatan batin. Suara-suara berbisik memenuhi kepalanya, mencoba meruntuhkan pertahanannya, membuatnya meragukan segala sesuatu yang dia percayai.

“Tinggalkan semua ini,” bisikan itu memohon. “Bergabunglah dengan kami. Kau akan menemukan kedamaian.”

Tetapi Elena tidak menyerah. Dia menggenggam pisau itu erat-erat dan mengarahkan pikirannya pada satu hal: melindungi Liam dan menghentikan kegelapan ini.

 

Akhir yang Tak Terduga

Dengan tekad yang kuat, Elena melangkah maju dan mengarahkan pisau itu ke altar. Dia tahu bahwa kuncinya ada di sana—di simbol yang terukir di atas batu itu. Dengan satu gerakan cepat, dia menghujamkan pisau ke pusat simbol, dan seketika, kapel itu bergetar hebat.

Sosok-sosok berjubah hitam mulai memudar, berteriak dalam keputusasaan. Kabut perlahan menghilang, dan suara-suara itu lenyap.

Ketika semuanya tenang, Liam berlutut di samping Elena, napasnya terengah-engah. “Kau berhasil,” katanya pelan.

Elena tersenyum lemah. “Kita berhasil.”

Tetapi dalam hatinya, dia tahu bahwa ini bukan akhir. Hanya awal dari sesuatu yang lebih besar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!