Niat melamar sang kekasih malah dijebak, membuat Raymond seolah-olah menjadi seorang pembunuh. Rupanya dia telah dijadikan kambing hitam oleh sang kekasih dan selingkuhan kekasihnya.
Disaat Raymond akan segera mendapatkan hukuman mati, tiba-tiba sebuah sistem datang menyelamatkan hidupnya. Sehingga Raymond terpaksa harus mengganti identitasnya agar terlepas dari kejaran para polisi.
Raymond bertekad ingin membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang sudah menghancurkan hidupnya. Sehingga dia harus menjalankan misi dari sistem untuk menolong wanita-wanita cantik dengan membuka sebuah usaha jasa sebagai pria bayaran. Membuatnya menjadi pria yang tampan, kuat, kaya raya, dan dikelilingi oleh banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Beep...
Beep...
Beep...
Raymond yang masih duduk di halte bus, dia segera mengeluarkan ponsel dari saku celananya ketika mendengar ponselnya berdering.
Senyuman Raymond mengembang ketika dia melihat nama KEKASIHKU terpampang sangat jelas di layar ponselnya. Siapa lagi kalau bukan Nadia.
Raymond pun segera mengangkatnya panggilan telepon dari sang kekasih dengan dengan sumringah. "Hallo, Nadia."
"Emm... Maafkan aku, Ray. Aku tadi tidak sempat mengangkat telepon dari kamu. Tadi aku sangat sibuk." Terdengar suara Nadia diseberang sana.
"Oh iya gak apa-apa, Nadia. Tapi kamu baik-baik aja kan?" Selama ini Raymond adalah seorang kekasih yang sangat perhatian dan pengertian.
Raymond bukanlah pria yang tampan dan kaya raya. Dia adalah seorang pria yang sangat miskin dan memiliki paras wajah yang jauh dari kata tampan. Kulitnya yang hitam, hidung pesek, ada tompel di wajahnya, memiliki banyak jerawat, dan memiliki badan yang sangat kurus. Mungkin bisa dibilang dia kurang menarik. Tapi pria itu memiliki hati yang sangat tulus mencintai Nadia.
Karena itulah Raymond sangat bahagia ketika Nadia tiba-tiba menerima cintanya, setelah sekian kali mendapatkan penolakan. Karena itulah Raymond selalu mengikuti apapun yang Nadia inginkan, termasuk membantu biaya Nadia kuliah sampai lulus. Sehingga Nadia bisa bekerja di perusahaan Barack, sebuah perusahaan milik istrinya Brandon.
"Iya, aku baik-baik aja, Ray," jawab Nadia. Kemudian Nadia berkata kembali, "Emm... Ray, aku sangat kangen sama kamu. Aku ingin malam ini kita bertemu."
Raymond adalah seorang kekasih yang selalu siap siaga dan selalu ada untuk Nadia. Tentu saja dia menyetujuinya. Apalagi dia memang berniat untuk melamar Nadia malam ini. "Aku juga kangen sama kamu, Nadia. Sekarang ini juga aku akan datang ke rumah kamu. Kebetulan aku punya kejutan untukmu."
"Aku lagi berada di vila teman aku, Ray. Kamu datang aja kesini. Nanti aku kirim alamatnya," sanggah Nadia.
Raymond sangat mempercayai Nadia, sehingga dia menyetujuinya begitu saja. Sama sekali tidak memiliki perasaan curiga terhadap kekasihnya itu. "Baik, Nadia. Aku akan segera datang kesana."
...****************...
"Raymond akan segera kesini. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Nadia kepada Brandon.
Pria berusia 32 tahun itu pun menjawab dengan tenang, "Tentu saja kita harus menghapus semua sidik jari kita yang ada di vila ini. Biar itu menjadi urusan aku."
Brandon adalah seorang pria sangat berpengalaman dalam menghilangkan jejak kejahatannya. Baginya semua itu sangatlah mudah.
Brandon memang seorang mafia berdarah dingin. Dia juga memiliki sebuah bisnis human trafficking. Memang sudah lama dia mengincar harta kekayaan milik istrinya itu, apalagi istrinya adalah anak tunggal dari keluarga Barack. Sedangkan ayah dan ibunya Tyas sudah meninggal. Tidak ada lagi calon pewaris dari keluarga Barack.
Nadia pun menganggukan kepalanya. Kemudian berkata di dalam hatinya, "Maafkan aku, Ray. Aku terpaksa melakukan semua ini. Aku ingin mengubah hidupku."
Demi ambisinya, Nadia telah melupakan semua pengorbanan yang dilakukan oleh Raymond kepadanya. Bahkan dia lupa ketika Raymond membantu melunasi hutang keluarganya dan juga membantu membiayai operasi ayahnya. Sampai Raymond selalu mengesampingkan kepentingannya sendiri. Semuanya untuk Nadia.
Tapi ternyata wanita itu malah membalas semua pengorbanan Raymond dengan sebuah pengkhianatan. Bahkan dia tega berkerjasama dengan Brandon untuk menjebak Raymond, seolah-olah Raymond adalah orang yang sudah membunuh Tyas.
...****************...
Terlihat Raymond yang baru turun dari bus, kini pria itu sedang berdiri di depan vila. Namun, Raymond nampak mengerutkan keningnya ketika dia melihat keadaan vila yang sangat gelap gulita.
Raymond segera menelepon Nadia. Mungkin karena dia takut terjadi sesuatu kepada wanita itu. Tapi Nadia sama sekali tidak mengangkat panggilan teleponnya, membuat Raymond sangat merasakan cemas dan gelisah.
"Kenapa dia tidak mengangkat telepon dariku?" Raymond bertanya kepada dirinya sendiri dengan perasaan cemas.
Raymond memutuskan untuk segera berlari menuju vila, kemudian pria itu berteriak memanggil nama sang kekasih sambil mengetuk pintu. Dia sangat takut terjadi apa-apa kepada Nadia.
"Nadia! Kamu baik-baik saja, kan?"
Tok...
Tok...
Tok...
"Nadia!"
Raymond mengetuk pintu kembali sambil berteriak memanggil nama sang kekasih.
Tok...
Tok...
Tok...
"Nadia!"
Tapi Raymond tidak mendengar suara sahutan dari Nadia, membuat dia tidak bisa berpikir jernih. Sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu.
Raymond segera mengecek pintu, rupanya pintu tersebut sama sekali tidak dikunci. Dia pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam vila.
"Nadia, kamu dimana?" teriak Raymond dengan nafasnya yang terengah-engah sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling vila.
Di dalam vila yang sangat sepi dan gelap itu, Raymond berjalan dengan hati-hati sambil terus mencari keberadaan Nadia.
"Nadia!" Sekali lagi Raymond berteriak, sungguh dia sangat mengkhawatirkan sang kekasih. Apalagi suasana di dalam vila sangat gelap sekali. Dia mendapatkan firasat yang tidak enak.
Raymond sangat menyadari betul bahwa dirinya tidak bisa berkelahi sama sekali, sehingga dia memutuskan untuk menelpon polisi. Dia takut di dalam vila tersebut terdapat seorang penjahat.
Raymond pun segera merogoh ponselnya di saku celana, sambil memasukkan beberapa nomor untuk menelpon kantor polisi.
Buuukkk...
Namun, tiba-tiba saja ada seseorang yang memukul kepala Raymond dari belakang dengan pipa besi, sehingga ponsel yang ada di dalam genggamannya terjatuh ke lantai.
"Shhh... Arrrghhh!" Raymond meringis, merasakan sakit pada kepala bagian belakangnya, sampai kepalanya itu bercucuran darah.
Raymond ingin membalikkan badannya untuk melihat wajah orang yang sudah memukulnya, tapi sayangnya pria itu telah kehilangan keseimbangan tubuhnya, akibat rasa pusing yang dia rasakan. Sehingga tubuhnya ambruk ke lantai.
...****************...
Rupanya orang yang memukul Raymond adalah Brandon. Brandon segera menyeret tubuh Raymond, agar berdekatan dengan jasadnya Tyas.
Kemudian Brandon meletakkan pisau yang dipenuhi dengan darah pada tangan Raymond. Lalu dia membersihkan semua sidik jari yang ada disana, di mulai dari gagang pintu depan vila sampai seluruh tempat atau barang yang memungkinkan meninggalkan sidik jarinya dan Nadia.
Nadia hanya diam. Dia memilih menyaksikan apa yang sedang Brandon lakukan terhadap Raymond. Walaupun dia sebenarnya tidak tega melihatnya, tapi dia harus bisa mengabaikan rasa itu. Demi masa depan dia dengan Brandon.
untung namanya cakep 😆
luar biasa kejahatan Brandon suami laknat 😤🤬😡