Kalau tidak suka dengan cerita nya bisa langsung SKİP saja 🙏
Cerita ini hanya fiktif belaka hasil khayalan si Othor gabut.
Menyambung dengan cerita Menikah Muda, Othor mau cerita soal bocil yang punya sifat saiko tapi manja yaitu Kanfa Putra Mahardika.
Anak bungsu Abian Kemal Mahardika dengan Kirani Adzkia.Tak beda dengan ayahnya Kanfa yang terjebak dengan pernikahan masa SMA.
Beda dengan nasib ayahnya yang menikahi Kiran setelah melewatkan malam panas sedangkan Kanfa harus menikahi gadis yang merupakan anak dari orang yang dia tolong saat kecelakaan.
Pernikahan tanpa cita, harus kucing-kucingan dengan semua orang untuk menutupi status mereka sebagai pasangan suami istri.
Sebuah perjanjian pun Kanfa lakukan demi melindungi perempuan itu sebagai istri nya.
Kehidupan Kanfa memang beresiko dan banyak musuh yang mengancam keselamatan keluarga nya.Namun, siapa sangka istri yang dia anggap lemah ternyata banyak kelebihan yang dia sembunyikan.
Apakah Kanfa akan mencintai Shanum?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lo Milik Gue ( Revisi )
Sampai di halama rumah mobil Dewa pun berhenti dan dengan cepat Cyra keluar dari dalam mobil dan membanting pintu mobil itu dengan sedikit kasar membuat Dewa terkejut dibuatnya.
Brak
"Astaghfirullah.."ucap Dewa mengelus dadanya.
Dian hanya bisa membuang nafasnya dengan kasar melihat tingkah Cyra.
"Kenapa sih tuh anak?" tanya Dewa pada Dian.
"Biar aku ngomong sama dia dulu yah.." ucap Dian keluar dari mobil dan di susul oleh Dewa.
Dian masuk ke dalam rumah dan mencari keberadaan sang putri.
Cyra yang tadi masuk rumah lebih dulu memilih langsung masuk ke kamarnya dan melempar tasnya dengan sembarangan.Lalu dia pun menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.
Dia menenggelamkan kepalanya di bantal dan memukul mukul kasur empuk miliknya.
"Aaaaa.....!!" dia teriak dengan posisi menutupi wajahnya dengan bantal miliknya.
"Ra, bisa mami bicara sama kamu sebentar?" tanya Dian yang sudah masuk ke dalam kamar sang putri.
Cyra yang mendengar penuturan sang mami pun langsung menatap sang mami dengan wajah yang terlihat sangat sedih.
"Mam,Kanfa.." ucap Cyra dengan langsung memeluk tubuh bundanya dan menangis karena sudah tidak tahan lagi.
"Kamu pasti sedih tahu Kanfa sudah nikah ya, tapi kan kamu masih bisa berteman sama dia Ra, dia nggak akan ninggalin kamu kok." ucap Dian dengan mengusap punggung sang putri.
"Hiks hiks hiks mi, Cyra nggak tahu kenapa Cyra sedih dengan kabar kalau Kanfa sudah menikah dengan gadis asing itu. Rasanya Cyra nggak rela kalau Kanfa nggak peduli lagi sama aku..hiks hiks..."ucap Cyra dengan keadaan tangis.
Dian mengernyitkan dahinya mendengar penuturan sang putri. Namun, dia dengan cepat menghapus pemikiran nya soal anaknya dan Kanfa.
"Sayang,itu karena kamu takut kehilangan perhatian Kanfa kan? mami sama papi tahu kalau Kanfa berkali-kali meyakinkan kamu untuk menerima dia tapi, kamu selalu menolak dengan alasan persahabatan kami. Apa yang kamu lakukan sudah tepat. Kami sebagai orang tua kamu juga nggak mau kehilangan sahabat sebaik mereka.Kamu masih bisa berteman dengan Kanfa dan bahkan kamu bisa jadi sahabat Shanum.Kamu hanya khawatir jika Kanfa tak lagi sama seperti dulu."ungkap Dian pada putrinya.
"Entahlah mi, aku belum bisa berpikir gimana nanti kalau Kanfa akan menjauh dari hidup Cyra." ucap Cyra membuang nafas dengan kasar.
Dian menghapus jejak air mata Cyra dan mencium kening sang putri dengan sayang.
"Jangan biarkan hati kamu di liputi rasa iri.Semua yang kamu putuskan sudah final dan tidak bisa di ganggu gugat.Kanfa sudah milik orang lain dan kamu harus tahu batasannya." ucap Dian mengingatkan sang putri.
"Hemm.."jawab Cyra dengan singkat.
Walaupun memang berat harus menerima kenyataan jika sahabat nya sudah milik Shanum,sebisa mungkin dia akan berusaha untuk menerima takdir Tuhan.
Dian pun akhirnya memilih untuk memberikan anaknya waktu sendiri dan dia pun ingin membicarakan soal Kanfa dan Cyra pada suaminya.
...****************...
Dirumah Mahardika Kanfa dan juga Shanum sudah selesai membersihkan diri.
"Sha, bisa bicara?" tanya Kanfa saat Shanum selesai dengan kewajibannya.
Shanum pun mengangguk mengiyakan. Mereka pun duduk di sofa dengan sedikit berjarak.
"Emmm, Sha nanti malam kita pindah ke apartemen gue.Lo nggak keberatan kan?" tanya Kanfa dengan tanpa menatap Shanum, Bahkan masih fokus dengan ponselnya.
Shanum melihat sekilas ke arah suaminya yang fokus dengan ponselnya.
"Iya, Shanum ngikut kakak saja. " jawab Shanum.
"Hemm..kalau gitu, kita packing barang kita . Nggak perlu banyak-banyak, sebagian saja.Karena kita juga akan sesekali nginep di sini."ucap Kanfa menaruh ponselnya pada kantong celananya.
"Iya.." jawab singkat Shanum.
Shanum dan Kanfa pun mulai packing barang-barang yang kira-kira penting untuk di bawa ke apartment Kanfa.Terlihat Kanfa hanya memasukan beberapa baju ke tas ranselnya karena di apartemennya pun sudah ada baju stok miliknya yang kadang dia menginap disana.
Kanfa memberitahu Shanum kalau mereka akan ke apartemen sehabis makan malam.
Saat makan malam pun Kanfa mencoba untuk memberitahu keluarganya jika dirinya akan pindah ke apartemen.
"Kamu yakin mau pindah sekarang Fa,apa nggak kecepatan.Kasihan Shanum masih baru beradaptasi lho.."ucap Kiran pada sang putra.
"Sayang ini gimana,anaknya mau mandiri ya biarin aja.Dia sudah punya tanggung jawab sendiri sayang, jangan di beratkan gitu. Doakan baik-baik buat mereka berdua. Lagian mereka masih di Jakarta juga tinggalnya.Kamu masih bisa nengokin mereka kan, sudahlah,kita juga pernah melaluinya sama-sama. Apalagi pernikahan kita dulu juga kita seumuran seperti mereka."ucap Abi.
"Tapi, Daddy mau pesan sama kamu son. Jangan biarkan istri kamu kesusahan dan juga jangan pernah berpikir untuk tinggal beda kamar atau membuat perjanjian dan semacamnya, Daddy akan marah sama kamu. Ingat Fa, kamu harus selalu jaga Shanum jangan sampai lengah." ucap Abi yang kini bicara dengan nada serius.
"Iya dad,Afa ingat."jawab Kanfa singkat.
Akhirnya mereka pun langsung pergi menggunakan mobil Fortuner milik Kanfa ke apartemen.
Tak begitu jauh jarak Apartemen dengan rumah pribadi Mahardika.
Mobil Fortuner putih itu masuk ke dalam parkiran basement dan tepat dekat dengan lift akses.
"Turun,kita sudah sampai." ucap Kanfa dengan nada datar pada Shanum yang sedari tadi termenung.
"Ah..i_iya." jawab Shanum dengan gugup.
Shanum menatap kagum pada bangunan tinggi menjulang yang saat ini dia pijak.Rasanya tak pernah terbersit dalam angannya untuk memiliki apartemen. Dia hanya menginginkan rumah sederhana dengan halaman luas di tanami bunga,buah dan sayuran. Tapi saat ini dia di berikan suami yang pastinya akan tinggal di rumah mewah dan bukti nya saat ini malah dia di bawa ke apartment mewah milik Kanfa
.
"Lo ngelamun? Gue saranin jangan kebanyakan ngelamun, kalau punya pendapat jangan pernah sungkan buat ngomong ke gue." ucap Kanfa lalu membuka pintu mobilnya dan langsung ke arah bagasi.
Dia menurunkan koper kecil milik Shanum dan juga koper besar yang berisi perlengkapan sekolah Shanum.
Kanfa menggendong tas ranselnya dan menarik dua koper di kedua tangannya.
"Biar koper kecilnya aku bawa kak."ucap Shanum.
"Hemm.."jawab Kanfa.
Mereka masuk ke dalam Lift yang mengantarkan mereka ke lantai 9 apartemen itu.
Sampai di depan sebuah pintu unit apartemen Kanfa menekan sandi yang menjadi akses masuk ke apartemen nya.
Ceklek..
Pintu itu pun terbuka dan langsung Kanfa menyalakan lampu semua ruangan.
Shanum mengikuti langkah sang suami sampai di bagian tengah dia melihat dua kamar yang berdampingan.
Ceklek.
"Apa aku juga tidur dalam satu kamar sama dia." batin Shanum.
"Masuklah,ini kamar kita.Sorry, nggak ada drama pisah kamar seperti di novel-novel.
Shanum melongo mendengar ucapan Kanfa."Tapi, bagaimana kalau...
"Kalau apa,gue berbuat yang tidak-tidak sama lo?" tanya Kanfa dengan tersenyum miring dan Shanum pun mengangguk cepat
"Nggak ada yang salah bukan? Kita sudah sah dan halal.Jadi, semua yang ada dalam diri lo itu, milik gue.Ngerti?" bisik Kanfa membuat bulu kuduk Shanum berdiri.
"Tapi, kita masih sekolah, terus aku juga masih kelas sebelas." ucap Shanum yang sudah mulai vokal berbicara pada Kanfa.
"Siapa yang bilang Lo masih TK,kalau soal anak..itu bisa diatur." ucap Kanfa santai.
"Hahhh... maksudnya?"
"Kenapa lo jadi cerewet, apa ini sifat asli Lo?"
Mendengar sindiran Kanfa membuat Shanum mengernyitkan dahinya."Memang nya aku salah ngomong kayak gini ke kamu? Lagian selama hampir dua minggu ini kita nggak banyak interaksi.Aku lihat kamu banyak hindari aku."cerocos Shanum.
Kanfa yang sedang membongkar ranselnya pun menoleh pada Shanum."Gue suka lo yang cerewet, dari pada yang kemarin. Lo kemarin selalu sedih, gue minta sama lo, buat bisa menerima kenyataan kalau lo udah nikah sama gue dan gue nggak suka milik gue diusik orang lain." ucap Kanfa.
"Maksudnya apa?" tanya Shanum dengan bingung.
"Gue tahu lo masih punya hubungan sama cowok di sekolah lama lo,gue pengen lo putusin dia.Inget, lo sudah punya suami.Jatohnya dosa besar." ucap Kanfa membuat Shanum terpaku.
Shanum tak bisa berkata-kata lagi.Memang benar dia masih menjalin hubungan dengan seorang murid laki-laki di sekolah lamanya. Tapi, dia tak menyangka jika Kanfa tahu akan hal itu.
Bersambung.
👍👍👍👍👍
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
10jete. barusan afa belanja buat keperluan seminggu doank 16 keteng.