Anelis Siera Atmaja, wanita cantik berumur 23 tahun yang setiap harinya harus membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan sepasang anak kembarnya, Arsha Abelano Aillard dan Arshi Ariella Agatha.
Anelis selalu menikmati setiap momen berharga dengan kedua buah hatinya. Baginya, Arsha dan Arshi adalah kebahagian terbesar dalam hidupnya, anugrah yang dikirimkan Tuhan di tengah rasa putus asanya.
Namun di hari itu, penederitaan seolah kembali menyergapnya, saat kenyataan pahit yang tak pernah ia bayangkan, kini menghampirinya dengan tiba-tiba.
"Putra anda menderita penyakit Juvenile Myelomonocytic atau kanker darah. Kita memerlukan tindakan transplantasi sumsum tulang belakang segera"
Seketika itu air matanya langsung luruh, apakah Tuhan sekejam ini hingga tega memberikannya cobaan seberat ini.
Haruskah ia mencari keberadaan ayah mereka, laki-laki yang tanpa hati telah menghancurkan kehidupan sederhananya, demi keselamatan buah hatinya.
Salam sayang dari Reinata Ramadani
Ig : Chi Chi Rein
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mereka... Kembar?
°°°~Happy Reading~°°°
Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah sakit elit itu dengan pengawalan ketat, sang sopir turun lebih dulu, membukakan pintu mobil untuk majikannya yang masih duduk manis di bangku belakang.
Sepasang sepatu high heels itu pun berangsur menuruni mobil mewah itu, menampilkan sosok wanita pertengahan abad yang masih terlihat awet muda dengan tampilannya yang glamor nan elegan.
Siapa lagi kalau bukan mama Clara, wanita itu menampilkan senyum manisnya saat jajaran petinggi rumah sakit miliknya itu datang menyambutnya dengan hormat.
Ia menyusuri rumah sakit itu lebih dalam, di buntuti dokter ahli yang tengah merawat pasien yang akan di kunjunginya hari ini, menanyakan berbagai hal terkait kondisi sang pasien dengan sangat detail. Entah ada hubungan apa pasien itu dengannya, yang pasti ia terlihat sangat peduli dengan pasien itu.
Hingga akhirnya, tibalah mama Clara di lantai teratas, lantai khusus VVIP yang sudah terlihat mewah hanya dari luarnya saja.
Ia membuka mula pintu itu dengan hati-hati, entah mengapa kini hatinya berdebar, bertemu dengannya adalah penantian panjang yang selalu ia nanti-nantikan dalam sisa hidupnya.
Digesernya pintu itu ke samping kiri, menampilkan sebuah ruangan luas yang terlihat lengang tanpa penghuni.
Ia melangkah maju, mendekati ranjang rumah sakit yang kini di diami sosok mungil yang tengah tertidur lelap.
Di tatapnya wajah itu dalam-dalam, begitu mirip, mereka terlihat sangat mirip, tak ada lagi keraguan dalam hatinya, prasangka yang selama ini menelungkup dalam relung hatinya itu sangatlah tepat.
Tak perlu pembuktian, tak perlu pengujian DNA, tak perlu melakukan berbagai macam tes apapun untuk membuktikan siapa laki-laki itu sebenarnya. Ia cukup yakin, malah sangat yakin, bahwa laki-laki mungil itu adalah putra kandung Marvell, cucu kandungnya.
Di belainya wajah itu perlahan, bergerak mengusap pipi gembul yang terlihat imut. Senyum terbit dari bibirnya, ternyata Marvell memiliki putra yang persis dengannya, tak sia-sia darah bule suaminya melekat dalam diri Marvell, kini wajah rupawan itu juga turun pada cucunya.
🍁🍁🍁
Sentuhan halus merayap di pipinya, membuat Arsha benar-benar terganggu, tidur pulasnya terusik, ingin melanjutkan mimpi indahnya pun tak bisa, memaksanya membuka mata yang masih terserang oleh kantuk yang masih mendera, semalaman ia tak bisa tidur karena rasa sakit yang masih menyiksanya akibat pemeriksaan paksa itu.
Mata biru itu mulai membuka, mengerjap menyesuaikan cahaya matahari yang membias ke seluruh ruangan. Pandangannya jatuh pada sosok yang masih berdiri menatap ke arahnya, sosok wanita dengan wajah cantik meski dengan semburat keriput di beberapa area wajahnya.
Namun, siapa itu? Siapa wanita yang ada di hadapannya saat ini. Mengenal pun tidak, bagaimana wanita itu bisa berada di ruangan itu?
" Hallo sayang... Bagaimana keadaanmu? " Wanita itu kembali mengusap pipinya, ia risih, ia merasa tak nyaman saat orang yang tak ia kenal menyentuh tubuhnya, apalagi di area wajahnya, area paling terlarang dalam tubuhnya.
Arsha masih membisu, ia terdiam seribu bahasa, manik matanya menatap dalam-dalam wanita yang masih tersenyum lebar itu dengan penuh pertanyaan. Siapa wanita itu? Kenapa ia merasa tak asing dengannya?
" Nyonya... " Suara Anelis memutus tatapan intens itu, membuat keduanya menoleh serentak menatap Anelis.
" Sejak kapan nyonya disini? " Anelis menyempatkan untuk mencium punggung tangan mama Clara. Ia harus berlaku hormat pada siapapun itu yang lebih tua darinya.
" Baru saja... Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan... " Ucapan mama Clara terpotong oleh suara melengking nan cempreng itu.
" Mommy... Tepetan my... Ashi udhah keudinginan myh... "
Teriakan itu berhasil membuat mama Clara tercengang, suara gadis kecil yang tengah memanggil Anelis dengan sebutan mommy.
Apa? Mommy?
" Emmm... Maaf sekali nyonya, saya tinggal dulu sebentar... " Sahut Anelis di barengi anggukan dari mama Clara.
Mama Clara kembali menatap Arsha dalam-dalam, rasa bahagia melihat bocah kecil itu masih saja merayap dalam hatinya, ternyata cita-citanya untuk menyandang gelar granny dikabulkan Tuhan tanpa di duganya.
🍁🍁🍁
Setelah mengambilkan handuk untuk Arshi, Anelis langsung melilitkan handuk mini itu pada tubuh polos Arshi yang terlihat sudah membeku kedinginan, buru-buru ia membopong tubuh gadis kecil itu keluar dari sarangnya, tak enak juga jika harus menganggurkan tamunya begitu saja. Apalagi tamunya itu adalah mama nya Marvell, wanita yang telah menolongnya mendapat pendonor untuk putranya.
Pergerakan Anelis itu tak luput dari tatapan intens mama Clara, berbagai pertanyaan mengepul hangat di atas kepalanya, siapa gadis mungil itu?
Mama Clara mulai mendekat, menyusul keberadaan Anelis yang masih setia menggendong tubuh Arshi yang terlilit handuk.
" Gadis ini... "
Seolah mengerti dengan raut kebingungan mama Clara, cepat-cepat Anelis menimpali.
" Namanya Arshi, dia putri saya nyonya... "
" Putri? " Mama Clara menatap Arsha dan Arshi bergantian " Mereka... Kembar? " Sentak mama Clara, mendapati wajah gadis itu yang sebelas dua belas mirip dengan Arsha.
Anelis mengangguk sembari melempar senyum manisnya.
Sedang Arshi, kini menatap mama Clara dengan tatapan menyelidik nya, siapa wanita itu? Kenapa bisa ada di ruangan kembarannya? Dibisikkannya bibir mungil itu di telinga Anelis.
" Mommy... Itu capa? " Bisik Arshi takut-takut yang masih terdengar oleh mama Clara.
Anelis yang mendapat pertanyaan itu jadi bingung untuk menjawab, tak mungkin mengatakan bahwa wanita itu adalah nenek dari anak-anaknya, tapi ia juga tak tahu siapa namanya.
" Emmm... Maaf nyonya, sebelumnya saya belum tahu siapa nama nyonya... "
" Clara... "
" Sayang... Ini nyonya Clara. Salim dulu sama nyonya Clara " Sahut Anelis.
Arshi menyodorkan tangannya takut-takut, entah mengapa ia merasa tak asing dengan wajah tua di depannya.
" Nona Kelala itu capa my...? " Ke kepoan Arshi berlanjut, ia tak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban yang sesuai dengan keinginannya.
Mendapati pertanyaan itu membuat Anelis tambah bingung, kecerewetan Arshi memang terkadang menyenangkan, membuat hidup nya terasa penuh oleh kebahagiaan, namun terkadang juga memusingkan.
" Emmm... Itu... " Anelis masih merangkai kata-katanya.
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Author hadir lagi
Maap kemarin absen😉
Jangan lupa like nya dong
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕