Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Nabila
Satu bulan sudah lamanya Nabila bekerja sebagai sekretaris Egy di perusahaan ASHER GROUP. Secara terang-terangan, Bosnya yang masih menyandang status jomblo itu memperlihatkan ketertarikannya terhadap Nabila. Nabila sebagai perempuan normal tentunya tersanjung dengan segala perhatian yang di berikan Egy.
Hari ini Egy mengajak Cinthya adik sepupunya untuk bertemu di cafe. Egy ingin menanyakan berbagai hal tentang Nabila pada Cinthya yang merupakan sahabat dari wanita yang sedang disukainya.
"Tumben banget ngajak ketemu, ada apa nih?" Tanya Cinthya.
"Aku mau nanya-nanya dong tentang Nabila." Jawab Egy langsung.
"Cie ada yang lagi jatuh cinta nih kayaknya." Goda Cinthya diiringi senyum jahilnya.
"Serius loh Cin, aku pengen tau segala hal tentang dia."
"Nanti Mas Egy bakalan terkejut dengernya!" Papar Cinthya yang membuat Egy bertambah penasaran.
"Emangnya kenapa?" Tanya Egy penasaran dengan ucapan Cinthya. "Tolong dijelasin deh, aku udah telanjur jatuh cinta nih sama dia." Tuntut Egy.
"Semua salah kamu ya, karna kamu yang rekomendasiin dia buat diterima di perusahaan aku." Tambah Egy lagi.
"Loh kok jadi salah aku? Aku rekomendasikan buat jadi karyawan, bukan pacar." Balas Cinthya.
"Pokoknya kamu harus tanggung jawab, harus jelasin tentang Nabila sedetail mungkin." Protes Egy tak mau tahu.
Cinthya menghela nafas, tanda serius. "Mas, Mas tau enggak sih, karyawan yang mas taksir itu sudah menikah." Beritahu Cinthya.
"Hah, serius kamu?" Egy nampak tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Iya. Tapi tenang Mas, aku bakal ceritain sedetail mungkin." Ucap Cinthya memberi harapan pada Egy.
"Nabila memang sudah menikah, dan Mas tahu siapa suaminya?"
"Siapa?" Tanya Egy tak sabar.
"Dokter Nadeo Arga Winata. Aku baru tahu loh, ternyata dia dokter spesialis di rumah sakit Papa. Dia juga Dosen di universitas aku kuliah, tepatnya dia adalah Dosen aku." Papar Cinthya.
Nama yang tidak asing di telinga Egy, sepertinya Egy memang pernah kenal dekat dengan pemilik nama tersebut.
"Tunggu.., Nadeo Arga Winata? Anaknya Pak Sigma kan?"
Cinthya mengangguk tanda mengiyakan.
"Itukan kawannya Mas." Ucap Egy tak percaya. Ternyata suami dari gadis yang diincarnya adalah temannya sendiri. Entah masih bisa dikatakan teman atau tidak, tapi seenggaknya Egy memang pernah dekat dengan orang yang bernama Nadeo itu. Malahan dekat sekali.
"Iya aku juga tahu, karna pernah liat Pak Nadeo dulu saat main ke rumahnya Mas. Dia Dosennya aku Mas, lebih tepatnya Dosen aku dan Nabila."
"Tapi setau Mas, istrinya bukan Nabila deh. tapi Raya." Kata Egy agak bingung dengan alur cerita Nabila.
"Itu poin penting yang pengen aku sampein ke Mas. Jadi Raya yang Mas maksud itu, itu madunya Nabila."
Egy semakin tidak mengerti. Semua yang dikatakan tentang Nabila membingungkan. Apa yang sebenarnya terjadi pada perempuan yang ditaksirnya itu? Semua yang didengar begitu rumit.
"Bentat-bentar, Mas gak ngerti. Bisa tolong dijelasin?"
Cinthya mulai bercerita lagi. "Pak Nadeo ini menikah sama Nabila karna dijodohkan. Nah, karna dia gak cinta sama Nabila, jadi dia menikahi pacarnya si Raya itu. dan mas tau gak? Padahal Nabila itu cinta mati sama Pak Nadeo, tapi cintanya terabaikan."
"Wah parah sih!" Timpal Egy.
"Tapi mas tenang aja, Mas Egy masih ada kesempatan kalau Mas emang benar-benar suka sama Nabila, Mas bisa kejar cinta dia. Tapi jangan kecewain dia Mas, dia udah cukup menderita menikah sama Pak Nadeo, sampe-sampe dia berhenti kuliah dan ambil jurusan lain." Terang Cinthya lagi.
"Maksud kamu gimana?" Egy semakin bingung dengan alur hidup Nabila.
"Nabila masih gadis Mas, masih perawan."
"Beneran?" Tanya Egy tak percaya.
Kenyataan yang Egy terima tentang Nabila benar-benar mengejutkan. Gadis pendiam yang menemaninya akhir-akhir ini ternyata menyimpan segudang rahasia dan teka-teki dalam hidupnya. Ternyata hidupnya tidak semanis yang dilihat oleh Egy, banyak sekali penderitaan yang dialami gadis kecil itu.
"Pak Nadeo belum pernah menyentuh Nabila sekalipun!" ucap cinthya lagi
Waw! Kejutan apa lagi yang didapat oleh Egy tentang Nabila. Nadeo tidak pernah menyentuh Nabila, benarkah itu? hampir empat tahun bersama dan Nadeo belum pernah meniduri Nabila, sebegitu cintakah Nadeo pada Raya?
Cinthya pun bercerita tentang Nabila dari A sampai Z pada Abang sepupunya yaitu Egy. Egy benar-benar terkejut mendengar segalanya, dan yang paling tak ia sangka, dia akan dihadapkan pada perempuan yang selalu mempunyai hubungan dengan Nadeo.
Nadeo. Iya Nadeo. Mengingat namanya saja Egy sudah muak, apalagi harus berurusan dengannya. Dan kini Egy harus dihadapkan lagi dengannya. Sungguh dunia ini begitu sempit. Dari jutaan manusia, Mengapa harus dia? Begitulah pertanyaan yang timbul dalam benak Egy ketika mengetahui segalanya.
Sebenarnya bukan apa, Nadeo adalah mantan teman, begitu seharusnya yang patut dikatakan jika mengingat namanya. Hubungan mareka renggang karna dulu pernah sama-sama memperebutkan satu wanita. Jika ditanya siapa pemenangnya, jelas jawabannya adalah Nadeo, karna wanita yang dulu di perebutkan adalah Raya.
Tapi sekarang Egy tidak akan kalah lagi. Begitu tekadnya, untuk membebaskan Nabila dari pernikahan yang begitu konyol. Dalam hati Egy berjanji akan menjaga Nabila.
"Gak nyangka Deo, kita berurusan lagi dengan hal yang sama. Wanita" Batin Egy dengan senyum ciri khasnya.
...****************...
Jarum di jam dinding menunjukkan angka sepuluh. Tapi Nabila belum juga tampak menunjukkan batang hidungnya, padahal malam sudah semakin larut, membuat Raya menjadi khawatir. Raya takut terjadi sesuatu pada Adik madunya itu.
"Mas, Nabila kok belum pulang ya?" Tanya Raya dengan raut muka khawatirnya.
"Bentar lagi juga sampe." Jawab Nadeo santai nampak tak menunjukkan kepeduliannya sama sekali.
"Aku takut terjadi sesuatu sama dia di jalan Mas, dia itu perempuan." Sahut Raya lagi masih dengan ekspresinya yang sama.
"Dia bukan anak kecil Raya, jadi gak usah khawatir gitu deh." Balas Nadeo masih tetap fokus dengan film big movie yang diputar di salah satu stasiun televisi lokal.
Benar-benar keterlaluan Nadeo ini, ia tidak merasakan kekhawatiran apapun terhadap Nabila yang notabennya itu adalah istrinya juga. Berbanding terbalik dengan Raya. Jika jam 10 Nabila belum sampai ke rumah, Raya bak kehilangan Anak gadisnya saja.
Namun tidak lama kemudian ada yang mengucap salam sambil membuka pintu. Orang yang Raya khawatirkan sudah pulang. Nabila pulang dengan pakaian kantor nya yang berwarna abu-abu, muka nampak letih sekali, mungkin tadi banyak kerjaan dikantornya.
"Kenapa telat Bil?" Tanya Raya menghampiri.
"Iya, tadi ketemu klien dulu Mbak." Jawab Nabila dengan tampang yang memang menunjukkan ia sedang capek. "Aku ke kamar dulu ya, capek banget soalnya." Pamit Nabila
"Eh enggak makan dulu?"
"Enggak Mbak, soalnya udah makan tadi."
"Oh yaudah kamu istirahat sana gih!"
Nabila mengangguk dan meninggalkan Raya. Sedangkan Nadeo cuek saja dan tidak peduli dengan kehadiran Nabila, ia masih asik dengan tontonan di tv nya. Malah sang madu lebih peduli dari pada suaminya.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Siapa ya Mas? malam-malam begini? Aku buka dulu ya?"
Raya bangkit dari sofa untuk membukakan pintu, betapa terkejutnya Raya ketika melihat sosok yang di depannya sekarang. Orang di balik pintu adalah orang yang pernah hadir di masa lalunya. Orang itu melempar senyum. Senyum yang tidak dapat diartikan.
"Siapa sayang?" Tanya Nadeo ketika melihat istrinya hanya diam saja dengan pintu setengan di buka, sedangkan orang yang di balik pintu tak dapat dilihat oleh Nadeo.
Raya diam. Nadeo yang penasaran akhirnya menghampiri Raya. Nadeo tak kalah terkejut melihatnya.
"Ngapain lo kesini?" Sontak pertanyaan itu keluar dari mulut Nadeo.
Lelaki di balik pintu itu tersenyum seolah menantang yang disenyumi.
"Mau ngembaliin tas Nabila yang ketinggalan tadi di mobil!" Sambil memberikan tas dan diambil Raya.
"Aku Bosnya Nabila, apa Nabila gak cerita sama suaminya?" Sindir Egy.
Iya Egy. Egy Al-Vikri, orang yang ada di masa lalu Nadeo dan Raya. Tak menyangka mareka akan bertemu lagi. Lama setelah Egy ke USA karna kecewa tak dipilih Raya kala itu, lalu memutuskan untuk melanjutkan studi nya ke tanah paman sam itu, kini Egy kembali.
"Aku pamit ya? Lagian kalian ini sombong banget, ada tamu gak disuruh masuk!" Ucap Egy santai dan berlenggang pergi meninggalkan pasutri yang masih kaget di ambang pintu.
Entah mengapa ada rasa emosi di dada Nadeo ketika tahu Nabila bekerja di perusahaan Egy sebagai sekretarisnya pula. Ada rasa tidak suka, tapi bukan cemburu. Nadeo takut jika nantinya Nabila jatuh cinta sama Egy, bukankah seharusnya itu yang di inginkan Nadeo? Memang iya Nadeo ingin Nabila bisa mencintai laki-laki lain, tapi jangan Egy. Nadeo merasa miliknya tidak boleh di ganggu oleh orang yang bernama Egy.
Nadeo pun tak menyangka ternyata selama ini orang yang mengantarkan Nabila pulang adalah Egy. Dalam hati Nadeo merasa tertantang dengan kehadiran Egy lagi di dalam hidupnya.
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan