March Alfian, laki-laki berdarah Inggris-Indonesia yang harus rela menjadi duda setelah sang istri yang ia nikahi selama satu setengah tahun, berselingkuh darinya. Alasan Mey, berselingkuh dari March hanya karena Mey ingin memiliki anak. Maklum saja, saat mereka baru menikah empat bulan, March mengalami kecelakaan yang membuat 'adik kecilnya' cidera dan harus mati suri. Segala pengobatan sudah March lakukan, bahkan obat perangsang dari dosis rendah sampai dosis tinggi pun sudah March minum, tapi hasilnya tetap nihil, 'adik kecil' itu tak kunjung sadar.
Setelah menjadi duda, banyak wanita mengejar-ngejar March, tanpa mereka tau apa masalah March yang sebenarnya. Begitupun dengan sang sekretaris pribadinya Febry. Febry yang sudah lama menyukai March pun merencanakan penjebakan untuk March agar dirinya bisa menjadi pengganti Mey. Tapi sayang, penjebakan yang di lakukan Febry malah membuat March harus meniduri July, seorang janda yang sedang mabuk. Dan keesokan paginya, disaat March membuka mata, ia sudah tidak menemukan July di sampingnya.
Akan kah March bisa menemukan July?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 11
March pun menjeda sejenak untuk mengambil pengaman yang tadi di berikan Neon untuknya.
"Apa yang kau lakukan? Ayo cepat aku sudah tidak tahan!!" Racau Julya geram karena March tak kunjung melakukan penyatuan mereka.
"Sabar, aku pasang pengaman dulu." Balas March.
Pengaman pun sudah terpasang sempurna, March pun kembali mengarahkan 'adik kecilnya' ke dalam milik Julya.
"Ssh.. aaargh.." racau keduanya saat March mulai memasukkan 'adik kecilnya' kedalam milik Julya.
"Kenapa punya rasanya berbeda sayang? Seperti lebih besar dari biasanya." Racau Julya.
"Punya ku memang besar." Jawab March. Meski March tau Julya mengatakan itu dalam tidak sadar dan racauannya itu bukan untuk dirinya tapi tetap saja March menjawabnya hanya untuk sekedar berinteraksi, bukan hanya bibir bawah mereka saja yang berinteraksi.
March pun mulai menggerakkan pinggulnya dengan sangat pelan dan sangat hati-hati. Maklum saja, ini adalah hari pertama 'adik kecilnya' itu kembali berolahraga setelah setahun lebih mati suri, jadi tidak mungkin langsung grasak-grusuk. Takut nanti 'adik kecilnya' itu kembali cidera dan mati suri.
Hampir tiga menit March melakukannya dengan sangat lambat. Meski lambat, tapi March sangat menikmatinya. Tapi tidak dengan Julya. Awalnya ia menikmati gerakan March yang lambat itu, tapi lama kelamaan Julya ingin merasakan gerakan yang lebih cepat dan brutal lagi.
"Uuh... Aah.. faster sayang." Racau Julya.
"Pelan-pelan saja yang penting sampai puncak dengan selamat." Balas March.
"Shiiit!!! Aku bisa gila kalau kau seperti itu sampai puncak!!" Geram Julya.
Julya pun membalikkan tubuh March dan kini posisi pun berubah, Julya lah kini yang memimpin permainan.
"Biar aku yang memimpin!!" Ucap Julya.
March pun pasrah dengan apa yang ingin Julya lakukan pada dirinya, yang penting sekarang hasratnya bisa segera terpuaskan.
Julya pun kembali mengarahkan 'adik kecil' March menuju Miss Vigi nya.
"Sssh.. aarh.." racau keduanya, saat Mister Peni, terbenam sempurna kembali di dalam rumah Miss Vigi.
Julya pun mulai meliak-liukkan tubuhnya diatas March.
"Apa goyangan ku hot?" Tanya Julya masih tidak sadar di atas siapa ia bergoyang.
"Ya, kau sangat hot." Jawab March sambil menutup matanya menikmati gerakan pinggul Julya yang menurutnya memang sangat hot. Maklum mantan istrinya, tidak pernah melayaninya seperti yang Julya lakukan saat ini.
"Kalau aku hot, kenapa kau pergi selingkuh dengan wanita mura han itu?"
"Aku tidak pernah selingkuh, aku pria yang anti selingkuh."
"Bohong!! Aku pernah melihat mu bercumbu dengan wanita itu!!"
"Itu bukan aku, kau salah lihat!" Jawab March, sebenarnya ia hanya berusaha mengimbangi obrolan Julya, tapi entah kenapa ia tak terima kalau Julya menuduhnya berselingkuh.
Julya makin mempercepat gerakan pinggulnya disaat dirinya hampir mencapai puncak kenikmatan terhakiki.
"Aakh.. pelan-pelan!! Nanti 'adik kecil' ku cidera lagi." Ucap March.
Julya tidak menghiraukan peringatan March, siapa juga yang mau menghiraukan peringatan disaat sedang enak-enaknya.
"Aaaargh...." Erangan panjang keluar dari mulut Julya kala dirinya sudah sampai puncak kenikmatan terhakiki lebih dulu dari March. Julya pun ambruk seketika diatas tubuh March.
"Apa kau sudah *******?" Tanya March.
Julya hanya menganggukkan kepalanya.
"Gantian, sekarang giliran ku." Ucap March.
March pun membalikkan posisi mereka lagi. Dan kini March membalikkan Julya sampai Julya membelakanginya. March mengangkat bokong Julya dan mempertemukan Mister Peni dan Miss Vigi dari belakang.
March pun menggerakkan pinggulnya dengan lembut, namun lama kelamaan gerakannya semakin cepat dan kasar, ia sudah tak ingat lagi tentang cidera yang di alami 'adik kecilnya' itu.
"Aaaargh..." Erangan panjang pun keluar dari mulut March. Setelah hampir sepuluh menit menggempur dari belakang, akhirnya ia merasakan pelepasan yang sudah setahun lebih tak ia rasakan.
Setelah semua cairan keluar, March baru mengeluarkan Mister Peni nya dari dalam rumah Miss Vigi. Tak lupa ia membuka pengaman yang sudah di penuhi cairan putih kental hasil pelepasannya, lalu mengikat pengaman itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Setelah itu March pun ambruk di atas ranjang di sebelah Julya yang sudah lebih dulu ambruk dengan posisi tengkurap.
March menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan tubuh Julya. Ia mengatur nafasnya sambil menatap langit-langit kamarnya yang cahayanya remang-remang, karena hanya lampu tidur di samping Julya saja lah yang menyala.
Tak sampai satu jam, tiba-tiba hasrat March kembali meninggi. Obat perangsang yang di berikan Febry benar-benar bekerja dengan baik malam itu. Dan malam itu sesuai pengaman yang di berikan Neon, March bercinta dengan Julya sebanyak tiga kali.
Bersambung...