Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Situasi berantakan di lift
Astin menutup pintu ruang kerja Arga dengan keras, berjalan dengan langkah panjang, benar-benar kesal.
Sebelumnya dia sudah tahu bahwa hal ini akan terjadi setelah Apa yang dia lakukan di acara amal itu, namun tak menyangka dia benar-benar hampir saja dilukai oleh suaminya sendiri.
Seandainya dia tidak sigap menghindar, maka pulpen itu mungkin bisa mengenai matanya dan membuatnya buta.
Sungguh keterlaluan!
Ketika Astin berdiri di depan lift, menunggu pintu lift terbuka, tiba-tiba saja tangannya dipegang oleh seorang pria dan menariknya hingga tubuhnya berbalik.
Astin terkejut mendapati pria di hadapannya ternyata adalah Arga.
Namun Arga juga sangat terkejut, dia tak mengenyangkah dia akan datang mengejar perempuan itu bahkan dengan langkah yang begitu cepat.
Apa yang terjadi?
Belum pernah dia bertindak impulsif begini!
"Apa yang kau inginkan?" Astin berbicara sambil mengatup giginya, "kau tidak puas hampir membuatku buta dan sekarang kau datang kemari,,, Apa kau mau menjepitku dengan pintu lift supaya kau lebih puas lagi?!" Tanya Astin dengan mata melotot, emosi terpancar kuat dari matanya itu.
Arga pun mengatup erat-erat giginya, terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "aku hanya mau mengingatkanmu, jangan bertingkah sembarangan di depan orang lain. Kalau kau ingin berselingkuh dengan Irman, maka lakukanlah diam-diam, jangan menunjukkannya apalagi mengumumkannya pada semua orang! Bagaimana kalau ibu atau kakek sampai mendengarnya? Kau mau membuat posisiku lebih sulit?!"
Astin mengangkat sebelah alisnya,, sedetik kemudian dia tersenyum, "Jadi kau sebegitu khawatirnya ya? Kalau kau khawatir, Mengapa tidak mengubah sikapmu itu dan memperlakukan aku dengan baik? Kalau aku membuat kekacauan, bukan hanya aku yang dirugikan tetapi kerugian lebih besar ditanggung olehmu!" Kata Astin dengan tegas sebelum berbalik memasuki lift yang pintunya telah terbuka.
Arga pun terkejut, dia tak menyangka kalau perempuan yang selama ini tampak begitu rapuh dan akan menangis hanya dengan satu kali bentakan darinya ternyata hari ini malah balas membentaknya.
Tatapan Mereka pun beradu, menunggu pintu lift tertutup rapat, namun sebelum pintu lift benar-benar tertutup rapat, Arga mengulurkan tangannya kecela pintu tersebut membuat pintu lift kembali terbuka.
Astin terkejut, Kenapa pria itu melakukannya?
Namun dia lebih terkejut lagi ketika Arga malah melompat ke dalam lift dan langsung memojokkannya ke dinding, menangkap kedua tangan Astin hingga terkunci di atas kepala.
"Apa yang kau lakukan?!" Gerutu Astin
"Bukankah dari dulu kau selalu menginginkan ini? Kenapa sekarang tiba-tiba kau berubah haluan? Apakah kau melihat Irman jauh lebih baik dariku?" Tanya Arga sambil menatap dalam mata Astin untuk mencari kejujuran dalam mata itu.
Astin melotot, Tentu saja dia menyukai posisi mereka sekarang, tapi seharusnya tidak dilakukan dengan emosi. Dia melirik pintu lift di belakang suaminya yang tampak mulai tertutup untuk kedua kalinya.
Lalu menghela nafas dengan panjang dan berkata, "bukankah kau tidak menyukai ku? Mengapa aku harus terus cinta pada orang yang tidak mau memberikan cintanya Ketika aku melihat ada orang yang bersusah payah mengemis cinta dariku? Atau,,,"
Mmmhh....
Astin melototkan matanya, melotot sempurna ketika tiba-tiba saja bibirnya telah disambar oleh bibir suaminya.
Bahkan Arga dengan dominan memaksa Astin membuka mulutnya hingga lidah pria itu menyelinap mengabsen setiap bagian-bagian mulut Astin.
Astin masih terkejut, namun sesaat kemudian ia menyadari apa yang terjadi hingga akhirnya perempuan itu memejamkan matanya dan menikmati ciuman mereka.
Arga mengeryit, cukup terkejut dengan balasan ciuman dari istrinya. Tapi sekarang sudah terlambat untuk menarik diri, sesuatu yang begitu bergairah dan menggebu-gebu telah muncul dari dalam tubuhnya, seolah-olah hendak menelan Astin bulat-bulat dalam sekali lahap.
Situasi pun menjadi panas, apalagi ketika Arga merasakan kaki kanan Astin melingkar di pahanya, benar-benar membakar seluruh tubuhnya keagresifan lawan mainnya yang terjadi tiba-tiba.
Arga banhkan tidak memiliki waktu untuk memikirkan kenapa Astin melakukannya.
Dia bergerak semakin agresif menikmati kebersamaan mereka.
Ting!
Pintu lift terbuka, dan saat itu Astin yang menyadarinya pun langsung mendorong Arga, dan terkejut mendapati Kakek mereka berada di depan lift bersama beberapa orang pria.
Seketika wajah Astin menjadi sangat merah, dia langsung merapikan pakaiannya dengan buru-buru.
Namun Arga tetap tenang, dia hanya memperbaiki posisi dasinya saja dan sedikit menarik kemejanya hingga rapi kembali.
Tuan besar yang melihat itu pun merasa menyesal, seharusnya dia tidak berada di sana.
Namun semuanya sudah terlambat, pria tua itu berjalan memasuki lift.
"Lanjutkan keintiman kalian di rumah, dan kami semua akan berpura-pura tidak melihat apapun," ucap Tuan besar diangguki oleh beberapa teman-teman tuan besar yang ikut masuk ke dalam lift.
"Kalau begitu, kalian berbincanglah," ucap Astin langsung membungkuk pada semua orang di sana sebelum akhirnya berlari keluar dari lift dengan wajah yang terasa begitu panas.
Memalukan!
Salah seorang teman tuan besar yang melihat hal itu pun tersenyum sambil berkata, "kelakuan ketika masih muda memang sangat diluar kendali," pria tua itu beralih menatap Arga, "Kau pasti masih tidak ingin berpisah dengan istrimu sampai mengantarnya kemari dan menikmati waktu kalian berdua dalam lift kan? Ha ha ha..."
"Dia akan menjadi malu Karena ucapanmu itu!" Ucap pria tua yang lain.
"Tidak perlu malu! Dulu waktu aku masih muda pun, aku dan istriku sering mencuri-curi waktu seperti ini dan beberapa kali ketahuan oleh orang lain, ha ha ha..."
dasar ular kadot