Genre: Urban Fantasy dengan elemen Aksi dan Misteri
Garis Besar Cerita:
"Power" adalah sebuah novel web yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Arya Pratama yang hidup di Jakarta tahun 2030. Dia menemukan bahwa dirinya memiliki kemampuan supernatural untuk mengendalikan listrik. Namun, kekuatan ini membawanya ke dalam konflik berbahaya antara kelompok-kelompok rahasia yang memperebutkan kendali atas kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"Dunia Yang Berubah"
Arya perlahan membuka matanya. Kepalanya berdenyut hebat, dan seluruh tubuhnya terasa sakit. Ia berada di sebuah ruangan putih yang ia kenali sebagai ruang perawatan di markas Persaudaraan Elemen.
"Akhirnya kau sadar," suara Nyi Roro terdengar lembut di sampingnya.
Arya berusaha duduk, tapi Nyi Roro menahannya. "Jangan bergerak dulu. Kau masih lemah."
"Apa... apa yang terjadi?" tanya Arya, suaranya serak.
Nyi Roro menghela napas panjang. "Banyak hal, Arya. Terlalu banyak."
Perlahan, Nyi Roro menjelaskan situasi. Ledakan energi di pelabuhan telah menyebabkan dampak yang luar biasa. Tidak hanya di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia. Ribuan orang tiba-tiba mendapatkan kekuatan elemen, sementara beberapa pengendali elemen yang sudah ada kehilangan kekuatan mereka.
"Termasuk aku?" tanya Arya, panik.
Nyi Roro menggeleng. "Tidak, kekuatanmu masih ada. Tapi... berubah."
Arya mengangkat tangannya, mencoba memanggil listrik seperti biasa. Alih-alih percikan listrik, yang muncul adalah cahaya biru terang yang berpendar.
"Apa ini?" tanya Arya, terkejut.
"Kami masih menyelidikinya. Tapi tampaknya kekuatanmu telah berevolusi menjadi sesuatu yang lebih... kompleks."
Arya terdiam, mencoba mencerna semua informasi ini. "Bagaimana dengan yang lain? Bima? Dara?"
"Mereka baik-baik saja. Kekuatan Bima sedikit melemah, sementara Dara... well, dia sekarang bisa mengendalikan es selain air."
Arya mengangguk pelan. "Dan... para pencuri itu?"
Wajah Nyi Roro mengeras. "Mereka menghilang. Tapi kita punya masalah yang lebih besar sekarang."
Nyi Roro menunjukkan sebuah tablet kepada Arya. Layarnya menampilkan berita-berita dari seluruh Indonesia. Kekacauan di mana-mana. Orang-orang dengan kekuatan baru tidak bisa mengendalikan kemampuan mereka. Infrastruktur rusak. Panik melanda.
"Dunia telah berubah, Arya," kata Nyi Roro serius. "Dan kita harus beradaptasi dengan cepat."
Beberapa hari kemudian, Arya akhirnya diizinkan keluar dari ruang perawatan. Ia langsung menuju ruang pertemuan utama, di mana seluruh anggota Persaudaraan Elemen berkumpul.
Guru Bayu berdiri di depan, wajahnya terlihat lelah tapi tegas. "Saudara-saudara, kita menghadapi krisis terbesar dalam sejarah kita. Ledakan energi itu telah mengubah segalanya. Kita tidak lagi bisa bersembunyi. Dunia membutuhkan kita."
Arya melihat sekeliling. Wajah-wajah yang ia kenal terlihat berbeda. Ada yang lebih kuat, ada yang lebih lemah. Tapi semuanya memiliki tekad yang sama.
"Kita akan membagi tim," lanjut Guru Bayu. "Sebagian akan fokus pada pelatihan pengendali elemen baru. Yang lain akan membantu pemerintah menangani kekacauan. Dan tim khusus akan menyelidiki asal-usul ledakan energi itu."
Arya mengangkat tangannya. "Di mana posisiku?"
Guru Bayu tersenyum. "Kau, Arya, akan memimpin tim khusus. Kekuatanmu yang baru mungkin adalah kunci untuk memahami semua ini."
Tanggung jawab besar itu membuat Arya merasa berat. Tapi ia tahu, ini adalah tugasnya. Ia harus melindungi Jakarta, Indonesia, dan mungkin dunia.
Setelah pertemuan, Arya bertemu dengan tim barunya: Dara dengan kekuatan es barunya, Bima yang masih beradaptasi dengan kekuatan apinya yang melemah, dan dua anggota baru - Citra, seorang ilmuwan muda dengan kekuatan telekinesis, dan Rama, mantan tentara yang kini bisa mengendalikan logam.
"Jadi, apa rencana kita, Kapten?" tanya Bima, setengah bercanda.
Arya menatap keluar jendela, melihat Jakarta yang berubah. Gedung-gedung yang rusak, orang-orang dengan kekuatan baru yang kebingungan, dan di kejauhan, kilatan-kilatan energi aneh di langit.
"Kita akan mencari kebenaran," jawab Arya tegas. "Dan kita akan menghentikan siapapun yang ada di balik semua ini."
Saat itu, Arya tidak tahu bahwa petualangan terbesar dalam hidupnya baru saja dimulai, Dunia telah berubah.