NovelToon NovelToon
TINGGAL DI RUMAH ANGKER YANG LAMA TIDAK DIHUNI

TINGGAL DI RUMAH ANGKER YANG LAMA TIDAK DIHUNI

Status: tamat
Genre:Tamat / Rumahhantu / Hantu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: KERTAS PENA

Menceritakan tentang Anis yang pindah rumah, Karena di tinggal kecelakaan oranf tuanya.Rumah tersebut milik tante Parmi yang ada di kampung. Banyak kejadian yang di alami Anis di rumah tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KERTAS PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Masa Lalu (Lanjutan)

Saat Fina menutup pintu rumah, ia merasa beban berat yang selama ini mengganjal di hatinya perlahan-lahan terangkat. Sinar bulan menerangi kebun, dan suara gemericik air dari kolam di sudut taman memberikan ketenangan bagi jiwa yang baru saja merasakan kebangkitan.

Anis berdiri di sampingnya, melihat dengan penuh kebanggaan. “Kau melakukannya, Fina. Aku tahu itu tidak mudah, tetapi kau berhasil melewati semua keraguan dan ketakutanmu,” ucap Anis, memberikan pelukan hangat kepada sepupunya.

Fina mengangguk, merasakan kelegaan yang luar biasa. “Aku merasa seolah-olah aku bisa menjadi diriku sendiri lagi. Semua yang terjadi malam ini adalah langkah pertama untuk menyembuhkan luka yang selama ini ada.”

Mereka berdua berjalan menuju kebun, menikmati malam yang tenang. Bintang-bintang berkilauan di langit, seolah memberi selamat atas pencapaian Fina. “Aku ingin melakukan sesuatu yang lebih untuk keluarga kita. Mungkin kita bisa merencanakan pertemuan lebih rutin?” Fina mengusulkan.

“Bagus! Itu ide yang hebat. Kita bisa membuat acara kecil setiap bulan untuk berkumpul, berbagi cerita, dan mengenang nenek,” jawab Anis dengan semangat. “Kita bisa membuat tradisi baru.”

Setelah berbincang-bincang, Fina dan Anis merasa terinspirasi untuk membuat kebun tersebut tidak hanya sebagai tempat bercocok tanam, tetapi juga sebagai tempat berkumpulnya keluarga. Mereka merencanakan untuk membuat area berkumpul di mana semua anggota keluarga dapat datang dan berbagi momen berharga.

Dalam beberapa minggu ke depan, mereka mulai bekerja. Dengan bantuan Pak Handoko, mereka membersihkan area di dekat kolam, menambahkan bangku-bangku dan meja kayu yang nyaman. Fina bahkan melukis sebuah papan nama yang bertuliskan “Taman Kenangan,” sebagai pengingat akan perjalanan mereka dan untuk menghormati nenek Fina yang telah menginspirasi perubahan ini.

Selama proses itu, Fina semakin terbuka tentang masa lalunya dan berbagi cerita dengan Anis. “Aku ingat ketika kita masih kecil, kita sering bermain di sini. Nenek selalu bercerita tentang cinta dan harapan. Rasanya, dia selalu ada di sini, menjaga kita,” ucap Fina sambil tersenyum, mengenang momen-momen bahagia.

Anis tersenyum menanggapi. “Ya, dan kini kita melanjutkan legasinya. Kita tidak hanya merawat rumah ini, tetapi juga jiwa-jiwa yang pernah menghuni tempat ini,” kata Anis.

Setiap hari, kebun tersebut semakin indah. Tanaman yang mereka tanam tumbuh subur, dan kehidupan baru mulai muncul. Saat mereka bekerja, mereka juga mengundang anggota keluarga lainnya untuk berpartisipasi, memberikan kesempatan bagi semua orang untuk merasa terhubung dengan satu sama lain.

Suatu sore, saat mereka sedang bersantai di Taman Kenangan, Fina mengusulkan ide baru. “Bagaimana jika kita mengadakan perayaan setiap tahun untuk merayakan kebersamaan kita? Kita bisa mengenang nenek dan semua orang yang telah pergi, sambil merayakan cinta dan persatuan kita,” katanya.

Anis sangat menyukai ide itu. “Itu adalah cara yang indah untuk menghormati mereka. Kita bisa mengundang semua orang yang kita cintai, dan membuat momen berharga bersama.”

Persiapan untuk perayaan pertama di Taman Kenangan pun dimulai. Semua anggota keluarga yang diundang merasa antusias. Mereka membawa makanan, minuman, dan barang-barang yang akan dihias untuk acara. Suasana penuh keceriaan dan rasa kebersamaan menyelimuti kebun.

Hari perayaan tiba, dan suasana di Taman Kenangan sangat meriah. Semua orang mengenakan pakaian terbaik mereka, dan aroma makanan lezat memenuhi udara. Fina dan Anis merasa bahagia melihat semua orang berkumpul, tertawa, dan berbagi cerita.

Selama acara berlangsung, mereka mengadakan beberapa kegiatan seperti permainan tradisional, lomba memasak, dan juga sesi berbagi cerita. Fina berdiri di panggung kecil yang telah mereka siapkan, menyampaikan sambutan hangat. “Terima kasih semua telah datang. Kita di sini untuk merayakan cinta dan kebersamaan kita, dan untuk mengenang nenek yang selalu mengajarkan kita arti dari keluarga.”

Semua orang bertepuk tangan, dan Anis merasakan perasaan bangga yang dalam. Fina terus berbicara, dan seiring waktu, suaranya menjadi semakin percaya diri. “Hari ini, kita mengingat semua kenangan indah dan harapan yang ada di antara kita. Mari kita terus menjaga hubungan ini, agar tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga menjadi kekuatan kita ke depan.”

Ketika Fina mengakhiri sambutannya, semua orang bersorak. Acara berlangsung penuh kegembiraan dan kehangatan. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan merayakan satu sama lain. Suasana di Taman Kenangan benar-benar hidup, dan Anis merasa seolah-olah nenek Fina hadir di antara mereka, menyaksikan semua kebahagiaan ini.

Setelah beberapa jam merayakan, saat malam tiba, mereka semua duduk bersama di sekitar api unggun. Fina mengambil sebuah gitar dan mulai memainkan lagu yang pernah dinyanyikan nenek mereka. Semua orang bergabung bernyanyi, dan suara harmoni memenuhi udara malam.

Di tengah kebahagiaan tersebut, Fina tiba-tiba teringat akan satu hal. Ia merasa ada yang kurang, ada satu bagian penting dari sejarah keluarga yang perlu disampaikan. “Aku ingin kita semua mengingat satu hal, meskipun kita bahagia di sini, kita juga harus menghormati mereka yang tidak bisa bersama kita lagi. Kita bisa melakukan doa untuk mereka sekarang,” ucap Fina, mengajak semua orang untuk merenung sejenak.

Semua anggota keluarga menutup mata dan bersatu dalam doa. Dalam hening yang mendalam, Anis merasakan kehadiran nenek Fina di sekitar mereka, seolah-olah ia memberikan berkah atas kebersamaan ini. Setelah doa, mereka melanjutkan dengan berbagi kenangan indah tentang nenek dan momen-momen bahagia yang pernah mereka alami bersamanya.

Saat malam semakin larut, dan bintang-bintang bersinar terang, Fina merasa hatinya penuh dengan cinta dan harapan. Ia melihat wajah-wajah yang dipenuhi kebahagiaan dan merasa terhubung dengan semua orang yang hadir. Ia tahu bahwa perjalanan untuk mengatasi masa lalu telah membawa mereka pada suatu titik baru—suatu titik di mana mereka bisa mulai membangun masa depan yang lebih baik, bersama-sama.

Hari-hari berikutnya, Fina dan Anis terus berkolaborasi dalam merawat Taman Kenangan. Mereka berkomitmen untuk menjadikan tempat itu sebagai pusat pertemuan bagi keluarga, di mana mereka bisa merayakan kehidupan, cinta, dan persatuan. Setiap kunjungan ke taman itu semakin menguatkan ikatan keluarga dan menciptakan kenangan-kenangan baru yang akan diingat selamanya.

Namun, di balik kebahagiaan ini, Anis masih merasakan bayang-bayang masa lalu yang terkadang mengintai. Ia tahu bahwa meskipun mereka telah mengatasi banyak rintangan, masih ada yang harus diselesaikan. Beberapa pertanyaan dan misteri tetap menggantung di udara, terutama mengenai hubungan antara nenek Fina dan kekasihnya.

Suatu malam, saat Anis duduk sendiri di taman, ia merasa panggilan untuk mencari jawaban lebih dalam. “Apa sebenarnya yang terjadi di antara mereka? Kenapa kisah mereka berakhir tragis?” pikir Anis. Ia merasa perlu untuk menggali lebih dalam, tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga.

Ia bertekad untuk menemukan lebih banyak informasi tentang sejarah nenek Fina. Mungkin dengan mengetahui kebenaran yang lebih dalam, ia bisa membantu Fina dan keluarga melepaskan semua beban yang masih ada. Anis berjanji untuk melakukan pencarian dan menyelidiki lebih lanjut.

Keesokan harinya, ia mulai mencari informasi di perpustakaan desa. Dia berharap bisa menemukan buku atau dokumen yang mencatat sejarah keluarga mereka. Dalam pencariannya, Anis tidak hanya menemukan buku-buku tua tetapi juga beberapa foto-foto lama yang menunjukkan keluarga Fina di masa lalu.

Satu foto menarik perhatian Anis. Di dalamnya terdapat gambar nenek Fina dan seorang pria muda yang tampak tampan, dengan senyuman lebar. Di belakang foto itu terdapat tulisan, “Untuk selamanya dalam hati,” yang membuat Anis merasa ada cerita besar yang perlu diungkap.

Anis mencatat semua temuan yang didapatkan dan bertekad untuk berbagi dengan Fina. Ia merasa bahwa setiap jawaban yang didapatkan bisa membawa mereka lebih dekat pada penyelesaian kisah yang belum tuntas ini. Dengan penuh semangat, ia kembali ke rumah dan mempersiapkan diri untuk berbagi dengan sepupunya, yakin bahwa setiap langkah kecil dapat membawa mereka menuju pencerahan yang lebih besar.

Kisah keluarga ini, dengan semua kerumitannya, bukan hanya tentang cinta dan penyesalan, tetapi juga tentang pengampunan, penerimaan, dan kebangkitan dari bayang-bayang masa lalu. Anis merasa yakin bahwa pencariannya akan membuahkan hasil, membawa mereka satu langkah lebih dekat menuju kebahagiaan dan kedamaian yang abadi.

Dengan semangat dan tekad

1
Sri Ningsih
bukankah fina dah meninggal...jdi bingung nih
KERTAS PENA: memang kak
total 1 replies
Jing Mingzhu5290
Bikin nagih deh!
KERTAS PENA: terima kasih kak simak terus novel lainya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!