NovelToon NovelToon
Benci Jadi Cinta

Benci Jadi Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nike Nikegea

Benci Jadi cinta mengisahkan perjalanan cinta Alya dan Rayhan, dua orang yang awalnya saling membenci, namun perlahan tumbuh menjadi pasangan yang saling mencintai. Setelah menikah, mereka menghadapi berbagai tantangan, seperti konflik pekerjaan, kelelahan emosional, dan dinamika rumah tangga. Namun, dengan cinta dan komunikasi, mereka berhasil membangun keluarga yang harmonis bersama anak mereka, Adam. Novel ini menunjukkan bahwa kebahagiaan datang dari perjuangan bersama, bukan dari kesempurnaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Nikegea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : harmoni baru

Setelah beberapa bulan menjalani kehidupan baru, Rayhan dan Alya merasa bahwa hubungan mereka lebih stabil dari sebelumnya. Mereka sudah melewati banyak hal, dari keraguan, kesalahan, hingga perpisahan sementara. Tapi kini, mereka mulai menikmati kebersamaan tanpa beban. Setiap hari, mereka merasa lebih saling mengerti, lebih menghargai satu sama lain.

Suatu pagi, saat Rayhan kembali dari gym, Alya menyambutnya dengan secangkir kopi di meja makan. Mata Rayhan langsung tertuju pada senyum hangat yang terlukis di wajah Alya. Dalam diam, ia merasa sangat bersyukur karena ada di samping wanita yang begitu berarti dalam hidupnya.

“Alya,” Rayhan berkata sambil duduk di sampingnya. “Aku merasa kita benar-benar mulai menemukan keseimbangan. Aku tahu sebelumnya kita banyak diuji, tapi aku percaya, kita sekarang bisa lebih kuat.”

Alya memandangnya, wajahnya penuh ketenangan. “Aku juga merasa gitu, Ray. Mungkin kita memang perlu waktu untuk benar-benar tahu apa yang kita inginkan dari hubungan ini. Tapi aku yakin, kita bisa terus seperti ini.”

Mereka saling tersenyum, dan meskipun banyak hal yang masih perlu diperjuangkan, mereka tahu bahwa mereka sudah melalui ujian terbesar: saling percaya dan mencintai tanpa ragu. Mereka tidak lagi takut akan jarak atau perbedaan, karena kini mereka lebih dewasa dalam menghadapi setiap masalah.

---

Beberapa waktu kemudian, Rayhan dan Alya mulai merencanakan masa depan mereka. Mereka mulai berbicara tentang rumah, tentang anak-anak, dan impian-impian lain yang dulunya terdengar jauh. Kini, mereka merasa lebih siap untuk menjalani semuanya bersama.

“Alya, gimana kalau kita mulai cari rumah? Aku nggak mau cuma tinggal di apartemen terus. Aku pengen punya rumah yang bisa kita buat jadi tempat yang penuh kenangan,” ujar Rayhan suatu malam, setelah makan malam bersama.

Alya terlihat berpikir sejenak. “Aku suka banget ide itu, Ray. Kita bisa buat rumah itu jadi tempat yang penuh dengan cerita kita. Tempat yang nyaman, bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk keluarga kita kelak.”

Rayhan mengangguk. “Aku yakin kita bisa. Dengan kerja keras, kita bisa membangun semuanya.”

---

Hari-hari mereka mulai dipenuhi dengan perencanaan, mulai dari mencari rumah hingga mempersiapkan segala hal untuk masa depan. Mereka juga mulai kembali menjalin hubungan dengan keluarga besar, mencoba memperbaiki hubungan dengan orang-orang yang sempat renggang akibat kesibukan mereka selama ini.

Di tengah kesibukan itu, Rayhan dan Alya tetap meluangkan waktu untuk satu sama lain. Mereka pergi berdua ke tempat-tempat yang dulu mereka kunjungi saat pertama kali jatuh cinta—tempat yang mengingatkan mereka pada bagaimana hubungan ini dimulai. Mereka berusaha untuk tidak melupakan momen kecil yang membuat mereka merasa dekat.

---

Suatu sore, ketika mereka duduk di tepi pantai, Rayhan menggenggam tangan Alya dan berkata, “Aku nggak pernah nyangka kalau kita bisa sampai di titik ini. Semua yang kita lewati, semua masalah itu, akhirnya bawa kita ke sini, ke kehidupan yang lebih tenang dan penuh kebahagiaan.”

Alya menatapnya dengan penuh kasih, air laut yang mengalir di belakang mereka seolah menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang mereka. “Aku juga nggak pernah nyangka kita bisa sampai sejauh ini. Tapi aku percaya, setiap ujian yang datang, selalu ada pelajaran yang bikin kita lebih kuat.”

Rayhan tersenyum, matanya penuh cinta. “Aku janji, Alya. Aku akan terus berjuang buat kita. Tidak peduli apa yang datang, aku akan selalu ada untuk kamu.”

Alya mengangguk, bahagia karena bisa merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang selama ini ia cari. “Aku juga, Ray. Kita sudah melewati banyak hal, dan aku tahu kita bisa terus bersama. Apa pun yang terjadi.”

Mereka saling berpegangan tangan, menikmati momen bersama di tengah keheningan alam, merasa bahwa mereka kini lebih siap untuk menghadapi apapun yang akan datang. Dengan cinta yang lebih kuat, mereka tahu bahwa mereka akan selalu bisa melewati segala tantangan, bersama-sama.

---

Kehidupan Rayhan dan Alya memang sudah lebih stabil, namun hidup tidak pernah benar-benar berjalan mulus. Meskipun mereka sudah menemukan kembali kedekatan mereka, kenyataan bahwa dunia ini penuh dengan kejutan dan tantangan tak terhindarkan. Sebuah masalah tak terduga datang, menguji hubungan mereka sekali lagi.

Pagi itu, saat Rayhan baru pulang dari kantor, ia mendapatkan telepon dari perusahaan tempatnya bekerja. Ada kabar buruk yang harus segera ia tangani—proyek yang ia kerjakan bersama tim mengalami masalah besar. Timnya menghadapi tantangan yang sangat besar, dan kemungkinan proyek itu akan gagal jika tidak ada perbaikan yang cepat.

Rayhan merasa stres, cemas, dan terkejut. Ia langsung memberitahu Alya saat mereka bertemu di rumah.

“Alya, aku dapat telepon dari kantor. Ada masalah besar dengan proyek yang aku kerjakan. Aku harus pergi ke luar kota dalam beberapa hari untuk menangani semuanya,” kata Rayhan dengan wajah serius.

Alya menatapnya dengan penuh perhatian, namun juga dengan kekhawatiran. “Ray, kamu nggak bisa terus-terusan sibuk seperti ini. Aku khawatir kalau ini bakal ganggu kesehatan kamu lagi. Kamu harus jaga diri.”

Rayhan menarik napas dalam-dalam. “Aku tahu, Alya. Tapi ini besar banget, dan aku nggak bisa abaikan begitu saja. Aku perlu fokus pada pekerjaan ini, dan aku harus memastikan semuanya selesai dengan baik.”

Alya diam sejenak, perasaan campur aduk. Dia mengerti bahwa pekerjaan Rayhan sangat penting, tapi ia juga khawatir kalau hal ini akan kembali mempengaruhi kehidupan mereka berdua.

“Aku ngerti, Ray. Tapi jangan sampai kita lagi-lagi jauh cuma karena pekerjaan. Aku nggak mau kita kehilangan momen-momen yang bisa kita nikmati bareng,” jawab Alya, mencoba menahan rasa cemas di hatinya.

Rayhan menunduk, merasa bersalah. “Aku janji, ini hanya sementara. Aku nggak akan biarkan ini ganggu hubungan kita. Aku butuh dukungan kamu.”

Alya menghela napas, dan akhirnya meraih tangan Rayhan. “Aku akan ada buat kamu. Tapi jangan lupa juga untuk menjaga keseimbangan. Kita nggak ingin kejadian dulu terulang lagi, kan?”

Rayhan mengangguk, merasa lega karena Alya tetap mendukungnya, meski hatinya merasa berat.

---

Beberapa hari kemudian, Rayhan berangkat untuk menangani proyek tersebut. Meski jarak kembali memisahkan mereka, kali ini perasaan mereka berbeda. Mereka telah belajar untuk lebih terbuka, lebih mengerti satu sama lain. Setiap hari, mereka tetap saling memberi dukungan, meski hanya lewat telepon atau pesan singkat.

Namun, semakin lama, Rayhan mulai merasakan tekanan yang semakin besar. Tuntutan pekerjaan yang begitu tinggi membuatnya semakin jauh dari Alya, meskipun ia berusaha keras untuk tetap berkomunikasi. Alya juga merasakan hal yang sama—perasaan terabaikan kembali muncul, meski ia berusaha untuk bersabar.

Suatu malam, setelah beberapa hari tidak ada komunikasi yang berarti, Alya merasa perlu untuk berbicara dengan Rayhan.

“Ray, aku tahu kamu sibuk, tapi aku merasa kita lagi-lagi mulai terpisah. Aku nggak mau hubungan kita terpengaruh karena pekerjaan,” ujar Alya lewat telepon, suaranya terdengar cemas.

Rayhan terdiam sejenak, merasa dilema. “Aku juga nggak mau, Alya. Aku nggak mau kita kembali seperti dulu. Tapi aku nggak bisa biarkan pekerjaan ini gagal. Aku butuh waktu untuk menyelesaikan ini.”

Alya menutup mata sejenak, menahan air mata yang mulai mengalir. “Aku tahu, Ray. Aku cuma ingin kita tetap bisa jadi pasangan yang saling mengerti, bukan cuma dua orang yang sibuk dengan dunia masing-masing.”

Rayhan merasa tersentuh dengan kata-kata Alya. Ia menyadari bahwa dalam usahanya mengejar kesuksesan, ia tidak boleh melupakan apa yang lebih penting: hubungan mereka.

“Alya, aku janji, setelah semuanya selesai, aku akan lebih fokus ke kita. Aku nggak akan biarkan pekerjaan merusak apa yang kita punya. Aku janji, kita akan lebih rukun lagi setelah ini selesai,” kata Rayhan, dengan suara yang penuh tekad.

Alya mengangguk, meski perasaan rindu dan cemas masih ada. “Aku tunggu janji itu, Ray. Kita bisa saling mendukung, tapi kita juga butuh waktu untuk kita berdua, bukan hanya untuk pekerjaan.”

---

Setelah beberapa minggu, proyek Rayhan akhirnya selesai, meski tidak tanpa drama. Namun, setelah semuanya beres, Rayhan kembali ke Jakarta dan langsung mencari cara untuk memperbaiki segala hal yang sempat terabaikan.

Saat ia kembali ke rumah, ia melihat Alya sedang duduk di ruang tamu, menunggunya dengan wajah penuh harapan. Rayhan mendekat, dan mereka saling berpelukan lama.

“Alya, aku minta maaf. Aku tahu aku udah terlalu sibuk dan kamu merasa diabaikan. Aku janji, aku akan lebih banyak meluangkan waktu untuk kita. Kita sudah berjuang jauh-jauh sampai titik ini, aku nggak mau kehilangan kamu,” ujar Rayhan dengan suara penuh penyesalan.

Alya tersenyum, meski ada rasa haru yang mengalir. “Aku juga minta maaf, Ray. Aku seharusnya lebih sabar, dan lebih mengerti. Tapi sekarang, kita harus terus maju, kan?”

Rayhan mengangguk. “Iya, kita harus maju bersama. Tidak ada lagi jarak, tidak ada lagi masalah yang bisa memisahkan kita. Kita sudah cukup kuat untuk menghadapi semuanya.”

Mereka saling berpegangan tangan, dan kali ini, kedamaian yang mereka rasakan terasa lebih nyata. Dengan tekad yang lebih besar, mereka tahu bahwa apapun yang datang, mereka akan selalu menghadapi hidup bersama, sebagai satu kesatuan.

---

1
Niat
suka banget, aku suka ngebacanya 🤩
semangat kak 🤗
Niat
ini novel pertama yang ku baca 😊
sumpah aku jadi ketagihan bacanya 😁😁
Tae Kook
Thor, ini cerita adalah yang pertama kali aku baca dan membuatku ketagihan.
Coralfanartkpopoaf
Meresapi setiap detail dalam cerita ini. 🧐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!