NovelToon NovelToon
Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: anotherika

Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi pada Gus Arzan. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. "Saya tetap akan menikahi kamu tapi dengan satu syarat, pernikahan ini harus dirahasiakan karena saya sudah punya istri."

Deg

Gadis cantik bernama Sheyza itu terkejut mendengar pengakuan pria dihadapannya. Kepalanya langsung menggeleng cepat. "Kalau begitu pergi saja. Saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban anda karena saya juga tidak mau menyakiti hati orang lain." Sheyza menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Sungguh hatinya terasa amat sangat sakit. Tidak pernah terbayangkan jika kegadisannya akan direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya, terlebih orang itu sudah mempunyai istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anotherika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Arzan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit kemudian dirinya sudah sampai di pesantren Al-Hikmah. Arzan turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Saat kakinya melangkah ke ndalem, di depan pintu sudah terlihat keberadaan ummi Zulfa duduk di kursi rotan.

Dengan tersenyum, Arzan menghampiri sang ummi dan mengulurkan tangannya pada ummi Zulfa. "Ummi kapan pulang? Abah kemana?"

"Abah sudah istirahat, tadi banyak sekali kegiatannya jadi mungkin kecapekan." Jawab ummi Zulfa lembut.

Arzan menganggukkam kepalanya. "Terus ummi kenapa masih diluar sendirian. Ini sudah malam ummi, ayo istirahat kasihan Abah tidur sendirian."

Ummi Zulfa menggeleng. "Ummi nungguin Abang pulang. Kenapa pulangnya sampai jam segini?"

Arzan terkekeh. "Ummi kan sudah biasa lihat Abang pulang jam segini. Ini masih jam sepuluh lewat. Biasanya Abang juga pulang jam dua belas malam," jawab Arzan sembari beringsut duduk di dekat umminya. Dirinya benar-benar lelah seharian ini. Ya lelah karena sudah menggempur habis-habisan istri rahasianya.

Ummi Zulfa menatap lekat wajah putranya, ada yang aneh. Biasanya Arzan selalu berwajah datar. Tapi ini, putranya itu bahkan tersenyum dan terpancar raut kebahagiaan yang terpatri di wajahnya. "Tadi Ardi menelpon Anisa, katanya kamu tidak ada di kantor seharian ini. Padahal tadi ada berkas penting yang harus kamu tandatangani. Abang kemana?"

Deg

Wajah yang semula berbinar itu langsung berubah. Arzan terkejut mendengar perkataan umminya.

Ummi Zulfa masih tenang mengatakannya, tak ada ekspresi marah sama sekali. Tapi jelas raut datarnya itu menyimpan kekecewaan. "Dan tadi Bu Indah juga sempat membuat istri kamu menangis."

Semakin terkesiap Arzan mendengarnya. "Kenapa?"

"Dia menangis karena Bu Indah bilang kalau tadi bertemu kamu di mall dengan seorang perempuan."

Arzan meneguk ludahnya susah payah. Kenapa secepat ini rahasianya terbongkar.

"Bang ummi tahu kamu belum dikaruniai anak, tapi tidak seharusnya kamu menjadikan itu alasan untuk kamu menduakan Anisa. Ummi tidak pernah mengajarkan Abang menyakiti hati perempuan. Abah juga tidak pernah melakukan hal seperti itu, apalagi menyakiti hati ummi Abah tidak pernah sekalipun melakukannya."

"Bang ummi tidak setuju kalau sampai kamu menduakan Anisa karena ummi tahu rasa sakitnya, dan ummi tidak mengijinkan kamu untuk menikah lagi."

Deg

"Maaf ummi, maafin abang. Abang salah tadi Abang tidak masuk ke kantor. Tapi Abang punya alasan sendiri untuk itu."

Ummi Zulfa masih menatap lekat wajah putranya itu. "Alasan apa bang? Ummi tidak mau menuduh, tapi apa ucapan Bu Indah itu benar? Apa benar kamu tadi pergi ke mall dengan perempuan??"

Arzan menganggukkan kepalanya, udah kepalang tanggung jadi dirinya tidak mungkin bisa menolak. Dia juga tidak pandai berbohong. Ini saja hatinya sudah merasa resah karena berbohong. Mau bagaimanapun berbohong itu tidak baik. "Iya ummi,"

Ummi Zulfa memejamkan matanya, menghalau rasa sesak yang tiba-tiba muncul di dalam dada. "Kenapa harus berbohong? Bukankah Abang tidak pernah berbohong sebelumnya? Lalu siapa perempuan itu bang?" Ummi Zulfa sudah takut kalau benar putranya selingkuh karena pernikahan putranya dengan Anisa belum dikaruniai anak.

Arzan menghela nafasnya kasar, memejamkan matanya sejenak. 'Maafkan Abang mi, Abang tidak bermaksud membohongi ummi lagi. Tapi ini semua demi kebaikan ummi, Abah dan Anisa kecewa setelah mengetahui fakta ini.'

"Abang..." Panggil ummi Zulfa menyentuh pundak putranya saat anak itu hanya terdiam memejamkan matanya.

Arzan mendongak, matanya bertatapan langsung dengan mata sang ummi yang masih menatapnya lekat.

Ummi Zulfa mengambil tangan Arzan dan menggenggamnya erat. "Bang, ummi tidak akan marah jika ada hal apapun itu. Tapi ummi mohon jujurlah, ini juga demi kebaikan kamu. Kita akan mencari jalan keluarnya jika kamu mau terus terang."

Mendengar ucapan ummi Zulfa, Arzan tambah resah. Apakah dirinya harus jujur tentang Sheyza, tapi...

Arzan menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak mungkin dirinya mengatakan yang sebenarnya tentang istri rahasianya.

"Tadi Abang tidak sengaja bertemu dengan teman lama ummi, namanya Sheyza. Dia tidak punya apapun mi, dia gadis yatim piatu. Waktu bertemu tadi juga Sheyza dalam keadaan lapar, jadi Abang berinisiatif membelikan makan di restauran yang ada di mall. Sekalian juga tadi Abang mengajaknya belanja. Kasihan ummi dia tidak punya apa-apa."

"Kamu tidak berbohong?"

Arzan menggeleng singkat. Padahal di dalam hatinya dia sudah banyak beristighfar sedari tadi.

Ummi Zulfa menghela nafasnya berat. "Kamu bersamanya sampai malam?"

Ditanya seperti itu Arzan bingung mau menjawab apa. Arzan memilih tidak menjawab.

"Abang, Abang tahu betul bukan jika kalian itu bukan mahram. Kenapa harus pergi berdua? Kenapa harus sampai malam begini juga? Kenapa harus berbohong?? Itu semua tidak benar bang,"

"Maaf ummi, Abang salah. Abang terlalu iba sama Sheyza."

"Sikap kamu dengan menolongnya itu benar. Tapi kamu salah karena berduaan dengannya sedangkan kalian bukan mahram. Bukankah kamu punya istri? Kenapa kamu tidak mengajak Anisa terlebih dahulu? Anisa juga pasti dengan senang hati menemanimu."

Arzan bungkam.

"Kalau seperti ini orang lain pasti akan berpikiran yang tidak-tidak tentang kamu bang. Lihat sekarang, istri kamu sudah curiga dengan kamu. Dan itu bisa mempengaruhi hubungan kamu dengan istrimu bang."

"Maaf ummi, Abang salah. Abang minta maaf." Hanya itu yang bisa Arzan ucapkan. Lagipula dirinya bingung harus menjawab bagaimana.

Ummi Zulfa bangkit dari duduknya. Tangannya terulur menepuk pundak Arzan lembut. "Masuk ke dalam dan jelaskan pada istrimu. Minta maaflah karena sudah membohongi nya. Dan jangan pernah melakukan kesalahan yang sama lagi." Ummi Zulfa diam sebentar. "Abang, selama abahmu menikahi ummi, beliau tidak pernah sekalipun berbohong pada ummi. Bahkan Abah selalu menceritakan hal sekecil apapun. Ummi sangat bersyukur mendapat jodoh seperti abahmu. Ummi berharap Abang juga bersifat seperti abah. Terapkan mulai sekarang bang, bicarakan hal sekecil apapun pada istrimu. Ummi selalu mendoakan kebahagiaan kalian berdua."

Arzan menunduk, merasa tertampar dengan perkataan ummi Zulfa. Dirinya sudah berbohong dan bisa dipastikan jika akan ada kebohongan berikutnya yang akan dia ciptakan demi menutupi kebohongan sebelumnya.

Ingin jujur dengan ummi Zulfa perihal semuanya yang terjadi, tapi Arzan tidak punya cukup nyali. Arzan terlalu takut orang-orang disampingnya kecewa.

"Masuk nak," perintah ummi Zulfa masih lembut. Mau sebesar apapun kesalahan Arzan, dia tetaplah putranya. Ummi Zulfa tidak sampai hati membentak putra satu-satunya itu.

Ceklekk

Saat membuka pintu kamar, Arzan tertegun saat mendengar Isak tangis. Dirinya bisa melihat istrinya sedang menangis di balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Hati Arzan sesak luar biasa melihat istrinya menangis karenanya. Sungguh dia tidak menyangka jika akan terjadi hal seperti ini.

Dengan perlahan langkah kaki Arzan mendekat ke arah tempat tidur. Arzan membuka selimut yang membungkus istrinya dan langsung memeluknya.

"Maaf, maafkan saya."

***

Satu bulan berlalu.

Semenjak kejadian itu, Arzan jarang sekali mengunjungi Sheyza. Bahkan bisa terhitung sebulan ini Arzan hanya mengunjungi Sheyza dua kali. Itupun setelah pulang dari kantor dan setelah sholat isya Arzan juga akan langsung pulang.

Sedangkan Sheyza sendiri acuh. Dia juga tidak pernah menuntut apapun pada Arzan. Dirinya cukup sadar dengan posisinya kalau dia hanya istri rahasia dari pria itu.

Sebenarnya Arzan ingin sekali menemani istri rahasianya itu, meluangkan waktu yang lebih lama. Tapi setelah kejadian sebulan yang lalu mendadak Anisa menjadi overprotektif kepadanya. Bahkan seminggu yang lalu Anisa mengajak Arzan ke rumah sakit untuk tes kesuburan.

Tak hanya tes kesuburan saja, Anisa juga mengikuti program hamil. Tepat hari ini dia akan mengambil hasilnya.

Huweekk huweek

1
Novita Mey
up yg banyak ya Thor ...
Mundri Astuti
mudah"an kebongkar kebusukkan Annisa, pengen tau karmanya
Novita Mey
ayo up yg banyak thor ... ceritanya bagus
Irma Minul
good 👍
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Mengharukan 😢
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Lia_Vicuña
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!