Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
Bab 35
Muka Reyhan yang masih menyisakan memar akibat perkelahiannya dengan satpam kompleks kemarin mencuri perhatian keluarganya ketika sarapan. Papi Rendra menelisik wajah putra sulungnya itu.
"Kenapa muka kamu? Kamu berkelahi? Sama siapa?" tanya Papi Rendra memberondong pertanyaan kepada Reyhan.
Mami Rosalina yang tadi sempat terkejut melihat muka Reyhan, diam-diam menahan tawa. Dia senang melihat anak tirinya babak belur seperti itu.
"Siapa pun itu yang sudah membuat muka Reyhan menjadi seperti ini, terima kasih!" batin Mami Rosalina.
Tidak berbeda jauh dengan Ryan yang melihat muka Reyhan yang hancur seperti itu. Dia berpikir kalau itu adalah hukum karma. Karena tempo hari muka dia juga dibuat babak belur seperti itu oleh Reyhan.
Reyhan yang dicecar pertanyaan sama ayahnya hanya berdecak. Dia sudah tahu bagaimana karakter dan perilaku Papi Rendra. Banyak tanya bukan karena iba atau simpati dengan keadaannya, tetapi karena penasaran ingin tahu.
"Kalau aku bilang siapa orang yang berkelahi sama aku, apa Papi akan membalaskan perbuatannya itu untukku?" tantang Reyhan dan membuat Papi Rendra mengangkat kedua bahunya.
"Kamu tidak pergi kerja, Rey?" tanya Mami Rosalina karena melihat anak tirinya itu tidak memakai setelan kerja.
"Tidak. Aku akan pergi mencari harta yang bernilai tinggi," jawab Reyhan dengan nada ketus.
Seburuk-buruknya kelakuan Reyhan, kalau ditanya sama yang lebih tua pasti menjawab walau dengan nada ketus. Berbeda jika bicara kepada orang lain atau orang yang dia sayangi. Pasti dengan nada sopan.
Ketiga orang yang sedang makan sampai menghentikan pergerakan tangannya karena ucapan Reyhan. Mereka pikir kalau suami dari Arumi itu sedang bekerja sama dengan seseorang menemukan tambang emas atau tambang batubara.
"Kamu sekarang tertarik merambah bisnis pertambangan?" tanya Papi Rendra dengan antusias.
Dahulu keluarganya memiliki perusahaan pertambangan, karena kesalahan Mami Rosalina dalam memberikan salinan berkas yang ditandatangani. Papi Rendra kehilangan lahan pertambangan itu dengan rela mengambil resiko dalam perjanjiannya. Jika terjadi kerugian maka pihaknya yang akan menanggung semuanya. Padahal Papi Rendra sudah menolak proposal yang tidak memberikan keuntungan baginya. Ketakutan itu pun terjadi, perusahaan tambang itu mengalami kerugian besar dan membuatnya harus melepaskan tempat itu karena hanya membawa kerugian bukan keuntungan.
"Tidak," jawab Reyhan.
"Lalu, tadi kamu bilang harta yang bernilai tinggi," ujar Papi Rendra heran.
"Papi saja yang pikirannya salah, emangnya harta yang bernilai tinggi itu harus perusahaan pertambangan? Tidak. Masih ada harta yang jauh sangat berharga dibandingkan semua kekayaan yang dimiliki oleh Papi. Dan Papi dahulu pernah menelantarkan begitu saja sampai benar-benar hilang dan tidak akan pernah dimiliki lagi sama Papi," jelas Reyhan.
Papi Rendra mengerutkan kening karena tidak paham maksud ucapan Reyhan. Begitu juga dengan Mami Rosalina yang penasaran dengan harta yang dibicarakan oleh anak tirinya.
Hanya Ryan yang paham maksud dari kata-kata Reyhan. Dia juga sudah berbuat salah, dengan melepaskan begitu saja sesuatu yang berharga itu dan berakhir menyesalinya.
***
Saking semangatnya Reyhan sampai lupa dengan waktu jam pertemuan di rumah Pak Agung. Laki-laki itu datang jam delapan pagi, padahal waktu pertemuan itu setelah jam pulang kerja.
Di rumah Pak Agung tidak ada siapa-siapa. Karena Pak Agung dan Bu Seruni, sedang pergi ke pabrik dan butik. Jadinya, dia memilih menunggu di mobil sambil tiduran di dalam mobil.
Suara ketukan pada kaca jendela mobil, membuat Reyhan terbangun dari tidurnya. Dia sangat terkejut ketika sadar sudah tertidur.
"Kamu sedang apa di sini siang-siang?" tanya Bu Seruni.
"Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Arumi, Bun. Jadi, datang secepatnya ke sini," jawab Reyhan tersipu malu.
"Kamu ini." Bu Seruni hanya tertawa kecil. "Kamu tidak pergi kerja?"
"Tidak, Bun. Aku tidak akan bisa konsentrasi karena isi kepala aku penuh dengan Arumi."
Bu Seruni mengajak Reyhan masuk ke dalam rumah. Wanita paruh baya itu menyiapkan menu makan siang untuknya dan untuk sang suami untuk dimakan bersama.
Reyhan pun ikut membantu sang ibu mertua di dapur. Dia senang bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain.
Rupanya, Arumi datang bersama Naura ke rumah, ketika jam makan siang. Naura pulang dari rumah sakit setelah melihat kondisi sang nenek. Dia akan mengajak neneknya bicara atau mengaji sampai jam besuk habis.
Baik Arumi mau pun Naura, tidak ada yang sadar dengan mobil milik Reyhan yang terparkir di bahu jalan depan rumah tetangga sebrang jalan. Keduanya asyik saja masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum, Bunda!" Arumi masuk ke dalam rumah.
"Arumi," gumam Reyhan terkejut.
Mendengar suara Arumi, Reyhan yang sedang membantu menggoreng tempe langsung ditinggalkan begitu saja. Dia dengan cepat pergi ke ruang depan untuk bertemu dengan sang istri.
***