Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah utama
"Cari kemana pun!"
Raden berteriak penuh amarah. Semua orang melakukan apa yang Raden perintahkan.
Kemana larinya Alula, Raden dan Galang tak sempat melihatnya. Alula bisa secepat itu lari padahal beberapa saat yang lalu dia pingsan karena di suruh lari keliling lapangan.
Raden menatap tidak suka pada Galang yang sibuk mengutak-atik ponselnya. "Semua ini karena mu!" Tukasnya.
Galang menoleh tak terima. "Jangan salahkan aku, ini semua karena kau memaksanya kan?"
"Bukan urusan mu!" Sergah Raden mendelik.
Galang tersenyum kesal. "Meskipun dia istri mu, tapi ada undang-undang yang melindungi perempuan, kamu tidak bisa seenaknya menyakiti Alula begitu saja!"
Raden mendekat satu langkah mencengkeram erat kerah baju milik Galang.
"Jangan sok tahu kalau tidak tahu apa-apa!"
"Aku tetap akan membantu Alula untuk mendapatkan kebebasannya, dia masih perlu melanjutkan masa depan tanpa orang seperti mu!"
"Coba saja kalo bisa!" Raden menyunggingkan senyum getir.
Di sudut tempat ada Sindy Cherry dan Hana yang selalu saja mendengar perdebatan mereka, sepertinya mereka tidak punya pekerjaan selain menguping.
Ketiganya terkejut berjamaah, jadi ternyata Alula sudah menjadi istri Raden? Kenapa semakin hari berita nya semakin tidak masuk akal saja?
Sindy mengerut bibirnya geram. "Istri, apa tidak salah? Raden memperistri Lula?"
Jujur Cherry sedikit lebih lega mendengar berita tersebut tapi juga masih dongkol karena kenyataannya Galang masih peduli pada Alula.
Cherry merangkul dan berbisik pada kedua temannya yang berdiri di samping kanan dan kirinya. "Kita bikin rencana saja, supaya Alula celaka! Kalian tidak suka kan, kuman seperti Alula hidup di antara para pria kaya?" Usulnya.
Sindy mengangguk setuju. "Iya, kita susun rencana." Timpalnya.
"Rencana apa?" Hana sedikit menggeleng, dia takut jika sampai rencananya terlalu ekstrim.
Pernah Hana di hukum orang tuanya karena ikut-ikutan mengerjai siswa lain di sekolahnya sampai masuk kantor polisi.
"Pokoknya kamu bantu aku ngerjain si Lula, awas ya, kamu jangan sampai membela Lula cuma gara-gara kamu mulai suka sama saudaranya!" Decak Sindy.
"Iya deh."
...----------------...
Di lain tempat, beberapa waktu setelah nya, Alula mengedarkan pandangannya, saat Ayu mengajaknya masuk ke dalam kediaman yang terlihat sangat asri.
Rumah besar dan luas yang di desain seperti rumah jaman kerajaan tapi lebih modern, di sekelilingnya banyak bunga-bunga berwarna-warni namun lebih dominan warna hijau.
Sejuk mata Alula saat memandangi air mancur yang terdapat di sudut taman bahkan seperti ada pemandian putri raja di sana.
Tak banyak penjaga tapi ada beberapa pelayan yang berseliweran.
Alula tidak lagi mengingat apa pun atau sekedar takut dengan hal yang mungkin bisa mencelakakan dirinya, syok diri membuat Alula ingin berlari dari suaminya.
"Buk, Ayu pulang." Alula beralih pandang pada Ayu yang tiba-tiba memelankan suaranya, tak ada lagi Ayu yang ugal-ugalan seperti di jalan tadi.
Alula diam hanya mengikuti langkah kaki Ayu yang memasuki sebuah pintu tinggi.
Ada dua wanita berseragam pelayan dan satu wanita yang sepertinya di panggil Ibu oleh Ayu barusan.
Roman-romannya, mereka sedang memasak untuk makan siang. Wanita cantik berusia 50 tahun itu menatap senyum putrinya.
"Ayu, kok sudah pulang?" Tanyanya lembut.
Terlihat sekali wanita itu seorang ibu yang sangat sabar jika di lihat dari caranya menyambut kedatangan putrinya.
Ayu berwajah lesu. "Sudah selesai, lagian Ayu bosan tidak di perbolehkan mengikuti kegiatan apa pun di sana." Adu nya.
"Mereka membedakan mu lagi?" Sesekali Ibu Ayu melirik Alula yang kebingungan dengan situasi rumah ini.
"Mungkin Romo yang menyuruh mereka begitu." Ayu duduk di salah satu kursi dengan wajah tidak bersemangat, di beda-beda kan sudah menjadi hal yang membosankan bagi Ayu.
Ayu juga remaja yang ingin merasakan bagaimana euforia nya menjadi mahasiswa baru pada umumnya, mengikuti ospek, di hukum, di jemur, melanggar lalu di tegur, tapi Ayu tak pernah mendapatkan itu.
"Ini siapa?" Ibu Ayu bernama Karlina.
Ayu beranjak menepuk dahi. "Oya Ayu sampai lupa, ini Lula, teman sekaligus Kakak ipar Ayu." Ujarnya menyengir.
"Hah?" Ucapan Ayu menyentil kening Alula hingga berkerut kuat-kuat, ipar, yang benar saja, kenapa dia baru menyadarinya?
Tunggu, bukannya wajah Ayu ini pernah dia lihat saat Raden melakukan panggilan video?
OMG, kemana saja Alula, dia baru mengingat wajah bule cantik itu, jujur Alula tidak fokus karena Alula lebih fokus protes pada Raden pada saat video call.
Alula meredupkan guratan di wajahnya, tadinya senang bisa memiliki teman baru yang asyik, Ayu terus mengajaknya mengobrol dan Alula merasa sangat nyambung bersama Ayu.
Makanya Alula mau menuruti ajakan Ayu, mungkin sedikit hiburan akan membuat Alula lupa pada Raden, tapi kenapa malah datang ke rumah ini?
Karlina tersenyum sumringah, selama ini Karlina hanya mendengar dari katanya saja tapi sekarang melihat menantunya secara langsung. "Walah-walah, jadi ini mantu Ibu tah?" Ujarnya.
"Nggeh Buk." Sahut Ayu tersenyum.
Karlina memeluk menantunya. "Terima kasih sudah mau datang ke sini."
"I-iya Buk." Alula gugup, meskipun pada akhirnya pelukan Karlina membuatnya betah dan nyaman. Lama dia tidak merasakan kehangatan dari seorang ibu.
Karlina melerai pelukannya dan menatap Alula lembut. "Semoga betah yah, selama ini Raden tidak pernah mau datang, dia sibuk sama urusan pekerjaannya. Mungkin dengan kamu di sini, dia akan datang malam ini."
"I-iya Buk."
Mau bagaimana lagi? Alula hanya bisa mengangguk sebab tidak mungkin berlari lagi. Sudah sampai sejauh ini dia dekat dengan keluarga suaminya.
"Ya sudah. Sekarang kita sama-sama siapkan makan siang di meja," Ajak Karlina tersenyum lalu beralih pada Ayu. "Ayok Ayu bantu Ibu dan kakak mu." Katanya.
"Nggeh Ibu." Angguk Ayu.
Alula sempat termenung sebelum kemudian Ayu membuyarkan lamunannya, ini bukan saatnya melamun tapi berusaha melakukan apa yang di perintahkan mertuanya.
Sementara Karlina memanggil suaminya, terlebih mengatakan bahwa Alula telah datang.
Alula dan Ayu menyiapkan makan siang di atas meja makan panjang. Di semua meja mereka isi dengan piring berisi steak daging sapi lengkap dengan kentang goreng dan sayur garnis nya.
Tidak lupa, perlengkapan lain seperti pisau sendok garpu dan sapu tangan yang biasanya mereka letakan di paha saat memulai ritual makan.
Jujur, Alula bingung dan tidak enak perasaan, inginnya kabur yang jauh tapi justru terjebak masuk ke dalam rumah utama keluarga suaminya.
Mungkin sudah takdirnya begitu, Alula mencoba bersikap seperti biasanya, perkara Raden, biarkanlah dia tepis sejenak, masih ada waktu untuk lari setelah itu.
Tak lama kemudian tiba-tiba saja Ayu dan Karlina berdiri menunduk sementara Alula bingung dengan gerakkan tersebut.
Ayu menekan kepala Alula untuk ikut menunduk di sisinya. "Ada Romo, jadi jangan sekalipun berani menatapnya, dia ayah ku, kami terbiasa memanggil nya Romo." Bisiknya di telinga Alula.
bisa mati rasa