Li Yian adalah jenius tiada tara dari alam langit, karena Kaisar Langi merasa akan tersingkir dia mengeksekusi Li Yian.
Li Yian di eksekusi menggunakan kutukan langit yang membuat tidak bisa bereinkarnasi lagi, agar kaisar langit tidak tergeserkan dari posisinya sekarang.
Akankah Li Yian kembali bangkit.
Ikut cerita ini selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
027 = KEMBALI KE HUTAN KABUT ILUSI
\=Capter 027. KEMBALI KE HUTAN KABUT ILUSI\=
\=
\=
Li Yian tidak memperdulikan keributan di dalam kedai dirinya langsung memberikan upah pada pelayan yang mengurus kudanya, lalu segera pergi dari desa itu.
Yang niatnya ingin beristirahat malah ada keributan mendadak yang membuat minatnya untuk Istirahat sejenak langsung hilang.
Setelah memacu kudanya, Li Yian sampai di gapura depan desa itu dan tiga penjaga yang tadi memeriksa dirinya tergeletak mati di jalan, dengan melihat saja Li Yian langsung mengerti bahwa ini perbuatan dua orang yang telah dirinya bunuh barusan di dalam kedai teh.
"Hiya,,hiya..!" Li Yian membentak kuda itu dengan kencang dan menepuk perut kuda itu dengan kedua kakinya agar berlari kencang.
Li Yian tadi hanya melirik sebentar ke mereka lalu memacu kudanya dengan cepat menuju ke arah timur, agar lebih cepat sampai ke hutan kabut ilusi kembali.
Perjalanan kali ini cukup lamban karena kuda dirinya sudah kelelahan, sehingga Li Yian berhenti di desa yang telah di lewatinya! Namun desa ini sangat kecil dan sepertinya tidak ada tempat penjualan kuda.
Akhirnya Li Yian melihat kakek tau yang tengah memanggul rerumputan di pundaknya sedang berjalan kaki untuk masuk ke dalam desa yang sangat kecil.
"Kakek tua, apa boleh tahu ini desa apa?" ucap Li Yian pada kakek tua yang sedang berjalan.
Kakek tua itu menoleh dengan wajah tuanya, dan sedikit menyipitkan matanya! Karena sinar matahari sudah berada di titik tertingginya.
"Nak kau bertanya padaku?" ucap orang tua itu.
Karena kuda yang di tunggangi Li Yian sangat besar orang tua itu hanya sampai ke perut kuda saja sehingga perlu mendongak saat berbicara dengan Li Yian.
Li Yian akhirnya turun dari kuda miliknya, lalu bertanya kembali pada kakek tua itu kemabli.
"Iyah kakek, apa Nama desa ini?" ucap Li Yian.
"Nama desa ini desa Cendana! Ini desa terpencil di bagian tenggara sedikit ke timur dari provinsi Cao nak."
"Apa desa Luhur masih jauh kakek dari sini?" ucap Li Yian kembali bertanya.
"Desa Luhur yah, Jika mengikuti jalan besar ini masih perlu dua hari jika berkuda dengan cepat nak, tapi jika mengikuti jalur setapak itu maka bisa sampai hanya dalam satu hari satu malam! Tapi kuda mu tidak bisa di gunakan melewati jalur setapak ini!" ucap kakek tua itu menjelaskan.
"Lewat jalan besar dua hari jalur setapak hanya satu hari penuh?" gumam Li Yian pada dirinya sendiri.
"Baiklah jika seperti itu, ambil lah kuda ku kek! Aku akan mengambil jalur setapak!" Li Yian sudah menentukan niatnya.
"Nak, tapi jalur itu sangat berbahaya! Banyak hewan buas yang berkeliaran, biasanya jalur ini hanya di lewati oleh para pendekar menengah!" Kakek itu mencoba memperingati.
"Tak apa kakek, aku juga pendekar! Ambil saja kudaku sebagai ucapan terimakasih karena sudah menunjukkan jalan!" ucap Li Yian setelah itu memberikan tali kekeng kuda pada orang tua itu.
"Nak terimakasih! Dengan apa orang tua ini harus mengganti?" ucap kakek tua itu cukup senang dan sekaligus meneteskan air mata bahagia.
"Tidak perlu kek, sudah menunjukkan jalan ke desa Luhur paling cepat saja sudah sangat membantu!" Li Yian mencoba menjelaskan.
"Sampai jumpa kakek tua di lain waktu!" Li Yian melambaikan tangan dirinya lalu langsung berlari kencang menuju jalan setapak yang di tunjukkan.
"Anak yang berbakat!" ucap kakek itu dengan senyum lebar sampai terlihat gigi yang tinggal beberapa saja.
Dengan semangat tinggi, orang tua itu langsung menuntun kuda yang sangat tinggi di belakangnya, malah sambil berjalan kuda itu masih sempat-sempatnya memakan rumput yang di gendong oleh si kakek.
*
*
Li Yian terus saja berlari tanpa henti, dirinya menganggap lari itu sebagai latihan dirinya untuk menjadi kuat kemabli.
Karena tubuh ini sangat lemah menurut dirinya, karena dahulu saat dirinya menjadi dewa memiliki tubuh yang atletis dan sangat kuat, bahkan memiliki Energi Qi yang sangat banyak.
Sedangkan sekarang, tulang saja sangat rapuh jika beberapa waktu lalu tidak mengkonsumsi herbal Semanggi Merah pasti tulangnya sangat rapuh sekali.
Menggunakan beberapa teknik jurus saja pasti langsung terbebani dengan cepat dan jika berlebihan akan langsung patah tulang.
Kini seharian Li Yian berlari, karena tidak mengambil istirahat barang sejenak! Li Yian sudah sampai ke desa Luhur bagian selatan dan hari masih pagi.
"Akhirnya aku sampai juga di desa Luhur ini!" ucap Li Yian sedikit tak teratur nafasnya.
"Sangat letih juga ternyata berlari hampir satu hari penuh?" gumam Li Yian.
Karena desa Luhur sudah terlihat di kejauhan sebelah Utara, dirinya berjalan ke arah timur langsung menuju ke hutan kabut ilusi secepatnya, agar orang-orang dari desa Luhur tidak tahu dirinya masuk ke hutan itu.
Setelah masuk ke hutan kabut ilusi, langsung saja kabut menyebar di sana lebih pekat.
"Baba Yaga, aku kembali jangan kau persulit!" bentak Li Yian ketika sudah di dalam hutan.
Teriakan itu menggema ke seantero hutan, mungkin jika orang mendengar teriakkan itu pasti orang-orang akan merinding ketakutan.
"Ternyata kau kawan, baiklah-baiklah masuk!" ucap suara dari kejauhan entah datangnya dari mana.
Sebenarnya Li Yian meskipun di persulit oleh Baba Yaga dirinya bisa terus masuk tanpa kesulitan, tapi jika ada yang mudah ngapain cari yang sulit.
Setelah cukup dalam berjalan Li Yian melihat pemandangan yang menakjubkan kembali, dirinya sampai ke dalam ujung hutan yang kini terdapat padang rumput yang hijau.
Berbagai herbal langka dan herbal biasa ada semuanya di sana, Li Yian langsung berlari ke arah Baba Yaga yang masih dalam keadaan meditasi.
"Kawan aku kembali ke sini, dan akan tinggal di sini untuk sementara! Karena hendak meningkatkan kekuatan ku!" ucap Li Yian setelah sampai di hadapan Baba Yaga.
"Benarkah, akhirnya aku memiliki teman untuk di ajar berbicara beberapa waktu!" ucap Baba Yaga terasa seperti gembira.
"Untuk pertama-tama aku akan mencari tempat untuk tinggal minimal ada pondok kayu untuk ku tidur, aku tidak ingin selalu duduk seperti dirimu Baba Yaga." Li Yian langsung mengoceh.
Baba Yaga hanya tertawa, dirinya duduk di sana karena sedang melakukan meditasi terus menerus tanpa henti, dirinya sudah menjadi siluman beberapa ribu tahun dan sekarang waktunya untuk membentuk esensial cincin roh yang di impikan para siluman di dunia Tanasilam.
Sehingga mau tidak mau inilah proses impian dirinya saat ini, sehingga meskipun seberat apapun akan dirinya tempuh.
"Kau semenjak terakhir kali bertemu, wajah, telinga dan hidung mu masih terlihat seperti babi sekarang sudah aga mendingan!" ucap Li Yian pada Baba Yaga.
Setelah di khianati oleh Kaisar langit Li Yian tidak lagi akan membunuh siluman yang tidak mengancam dirinya, sehingga dirinya mau berteman dengan Baba Yaga.
Dirinya tidak menganggap manusia dan siluman itu makhluk hina lagi, malah sekarang yang di pikiran Li Yian makhluk yang hina adalah yang mengaku dewa di alam langit.
"Saudara, kau bisa saja! Ini aku sudah berusaha keras!" jawab Baba Yaga itu.
"Sudahlah lanjutkan saja aktifitas mu, aku akan mencari kayu untuk membuat pondok!" ucap Li Yian lalu melangkah pergi ke hutan kabut ilusi kembali setelah mengganti pakaian dirinya yang simpel.
Dirinya membawa pedang yang panjang karena akan menebang kayu yang besar dan tinggi untuk di jadikan pondok yang lumayan nyaman.
\=
\=
Bantu LIKE'👍 Kaka.
Terimakasih.
..