"Apa kamu tak bisa berbagi suami? lihatlah Jenny saja bisa berbagi orang tua denganmu?"terik seorang wanita paruh baya dengan lantangnya membuat Alesya terdiam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
""Penyesalan terbesar seseorang adalah ketika dia sudah di kecewakan oleh keadaan. Dan juga di tampar oleh kenyataan yang teramat menyakitkan..""
Tubuh lunglai Pak Bagaskara pun langsung ambruk di tempat,iya dia pingsan setelah mendengar kebenaran yang baru saja putrinya ungkapkan...
"Ayah...."teriak Ibu Intan dan Jenny secara bersamaan...
Airmata Jenny langsung mengalir deras dia merasa bersalah pada sang Ayah karena telah membuatnya mengalami serangan jantung.
"Ini semua karena kamu Jenny,cepat sekarang panggil ambulans."seru Ibu Intan dia panik melihat sang suami tak sadarkan diri.
Jika sampai terjadi apa-apa sama Ayah kamu jangan harap Bunda akan memaafkan kamu.." ucap Ibu Intan kemudian membuat Jenny hanya bisa menyesali semuanya...
Perjalan menuju rumah sakit memerlukan waktu yang cukup lama. Hampir satu jam lamanya dan kini kondisi Pak Bagaskara mulai kritis.
"Ayah,,jangan tinggalkan Bunda.."pekik Ibu Intan.. Airmatanya tak bisa berhenti menetes hatinya ikut hancur melihat orang yang paling dia cintai terkapar tak berdaya..
Sedangkan Jenny dia hanya bisa menundukkan kepalanya bingung dengan apa yang harus dia lakukan...
Sesampainya di rumah sakit Pak Bagaskara langsung di larikan ke ruang UGD untuk segera mendapatkan pertolongan...
"Pasien ini mengalami serangan jantung mendadak cepat kamu panggil Dokter Alesya untuk segera melakukan tindakan..."ucap seorang perawat yang sedang bertugas.
Perawat lain pun langsung berlari menuju ruangan Dokter Alesya...
"Dokter,,ada pasien gawat darurat yang kini sedang menunggu pertolongan.."ucap pesawat itu dengan wajah panik.
Alesya mendengar itu pun langsung bergegas mengenakan masker dan berlari menuju ruang UGD..
Samar samar Alesya melihat Ibu Intan,Ibu yang sudah membesarkannya..
Sesampainya di dalam ruangan,Alesya terkejut melihat Pak Bagaskara terbaring tak sadarkan diri.
"Ayah..."pekiknya dalam hati,dengan cepat Alesya mulai melakukan tindakan...
Di depan ruang UGD Ibu Intan dan Jenny sangat panik mereka nyaris tak bisa berpikir lagi..
"Cepat siapkan ruang operasi,pasien harus segera mendapatkan pertolongan..."ucap Alesya menyuruh beberapa perawat untuk menyiapkan ruang operasi.
Melihat wajah panik pada perawat membuat Ibu Intan tak bisa berfikir lagi..
"Maaf dengan keluarga Pak Bagaskara?"ucap seorang perawat yang membawa sebuah berkas untuk meminta persetujuan operasi untuk pasien.
Ibu Intan pun mendekati perawat itu.
"Saya istrinya Sus ada apa?"tanya Ibu Intan lirih,wajahnya terlihat sangat cemas.
"Pak Bagaskara harus segera melakukan tindakan operasi karena kondisinya saat ini sangat kritis. Kami perlu persetujuan anggota keluarga."jawab perawat itu dengan tegas.
Ibu Intan pun bingung dengan biaya yang sangat besar namun dia tak bisa mempertaruhkan keselamatan sang suami..
"Tapi Sus,kami belum ada biaya harus bagaimana di sini tertera dua ratus juta.."tanya Ibu Intan ragu.
Perawat itu pun menjelaskan bahwa Dokter yang merawat pasien bersedia membayarnya dan hal itu tentu saja membuat Ibu intan semakin bingung..
"Cepat tanda tangan kita gak punya banyak waktu."ucap perawat itu,dan dengan cepat Ibu Intan langsung menandatanganinya...
Tak lama kemudian pintu UGD pun terbuka dan setelah itu mereka melihat Pak Bagaskara sedang di pindahkan keruang operasi..
"Dokter tolong selamatkan suami saya.."ucap Ibu Intan lirih.
Alesya hanya mengangguk saja dan kemudian pergi membawa laki laki yang telah berjasa dalam hidupnya untuk di selamatkan...
Ibu Intan mengingat sorot mata indah itu,iya itu adalah mata Alesya apakah mungkin Dokter itu adalah Alesya..
"Dokter Alesya...."panggil Ibu Intan,dan tanpa sadar Alesya menoleh kearah sumber suara dan kemudian tanpa menjawab Alesya kembali membawa Pak Bagaskara untuk di selamatkan...
Ibu Intan pun lambang jatuh kelantai dia melihat Alesya merasa tak percaya anak yang dulu sederhana dan juga apa adanya kini telah berubah menjadi wanita karir dan juga seorang Dokter..
Jenny yang melihat sang Bunda jatuh kelantai langsung mendekati sang Bunda dan bertanya..
"Bunda,Bunda kenapa??"tanya Jenny sedikit bingung.. Apa kondisi Ayah tak baik baik saja?"tanya Jenny kemudian.
pertanyaan Jenny membuat Ibu Intan marah jika saja semua itu tak terjadi mungkin kondisi suaminya masih baik baik saja.
"Ini semua adalah hasil dari perbuatan kamu apa sekarang kamu sudah puas Jenny membuat Ayah kandung kamu sendiri hampir celaka karena kamu?"ucapan pedas Ibu Intan membuat Jenny kembali menangis menyesali perbuatannya...
Di ruang operasi...
Airmata Alesya hampir saja tak bisa dia tahan melihat pemandangan di depan matanya dimana orang yang pernah berjasa dalam hidupnya tengah terbaring lemah tak berdaya.
"Ayah pasti kuat.Maafkan Alesya Ayah.."pekik Alesya lirih.
Alesya menyuntikan obat bius dan samar samar Pak Bagaskara bisa melihat wajah Alesya sesaat sebelum kesadarannya menghilang.
Alesya memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelamatkan Pak Bagaskara sebagai seorang Dokter bedah terbaik Alesya berusaha semampunya untuk menyelamatkan nyawa laki laki yang kini ada di hadapannya.
"Ayah pasti kuat Ayah pasti bisa.."ucap Dokter Alesya membuat semua Dokter dan perawat yang membantunya merasa bingung..
Dua jam kemudian operasinya berjalan dengan lancar dan juga berhasil. Alesya keluar dari ruang operasi dan tepat di depan pintu dia bertemu dengan Ibu angkatnya dan juga Jenny wanita yang pernah menghancurkan kehidupannya dulu.
"Alesya bagaimana kondisi Ayah?"tanya Ibu Intan yang tiba tiba saja memegang tangan Alesya..
Jenny tak percaya dengan apa yang dia lihat seorang wanita lemah seperti Alesya bisa menjadi seorang Dokter apakah dia hanya sedang bermimpi.
"Kondisinya baik baik saja. Tunggu beberapa saat lagi Pak Bagaskara bisa di pindahkan keruangan.."jawab Alesya berusaha untuk acuh tak acuh..
Alesya hendak pergi namun tangannya di tarik oleh Ibu Intan..
"Alesya maafkan Bunda.."ucapnya lirih..
Alesya hanya tersenyum kemudian melepaskan genggaman tangan wanita itu,wanita yang pernah di anggapnya sebagai seorang Ibu namun ternyata Ibu Intan hanyalah seorang wanita yang kejam..
Jenny masih terdiam membisu dia masih tak percaya dengan apa yang dia lihat sedangkan Ibu Intan,rasa bersalah mulai menjalar di seluruh hatinya.
Ketidakadilan yang dulu dia lakukan pada Alesya kini di balas dengan sebuah kebaikan,Ibu Intan sendiri tahu jika Alesya pasti sangat marah padanya...
"Alesya maafkan Bunda.."airmatanya jatuh tanpa diminta penyesalan demi penyesalan kini mulai dirasakannya..
Jenny hanya terdiam dia tak berani berkata apapun dia sendiri tahu apa yang telah dia lakukan pada Alesya tak gampang untuk di lupakan.
******
Di tempat yang berbeda..
Setelah selesai melakukan tindakan pada Ayah angkatnya airmata Alesya tak bisa dia bendung lagi ada rasa tak nyaman dan juga rasa sakit yang seolah kembali terasa..
"Alesya kamu pasti bisa melakukannya. Ini adalah balasan yang kamu harus berikan sebagai tanda terima kasihmu karena pernah di rawat oleh mereka. Alesya kamu tak boleh lemah."Alesya menghapus airmata ketika mendengar suara ketika pintu pada ruangannya.
"Ya silahkan masuk.."jawab Alesya mempersilahkannya untuk masuk.
"Dokter Alesya apa saya menggangu?"tanya Dokter Aditya yang kini berdiri di ambang pintu.
Alesya menggeleng dan mempersilahkan Aditya untuk masuk kedalam ruangannya..
Alesya tersenyum melihat kedatangan Aditya laki laki tampan yang selalu dan bisa menghiburnya.
"Al kamu kenapa?kenapa sepertinya kamu habis nangis apa kamu ada masalah?jika kamu gak keberatan kamu boleh bercerita apa saja.."ucap Aditya memberikan solusi untuk Alesya..
Alesya hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa dirinya baik baik saja.
Setelah itu Aditya mengajak Alesya untuk makan siang bersama....
rahasia jenny kebongkar dah.
lanjut thor 🙏