Di Cerai Suami Di Pinang Ceo

Aku bangun pagi-pagi sekali hari ini aku membuat sarapan sendiri,rasa nya sepi banget setiap hari makan sendiri apa-apa juga sendiri.

Setelah sarapan aku bersiap siap pergi ke toko .

Tak lupa aku membawa bekal untuk makan siang ,kali ini aku membwa bekal lebih banyak pada biasa nya karena aku ingin membagi nya dengan Arin dan anak nya sebelum ke toko aku mampir dulu ke warung terdekat untuk membelikan cemilan untuk Rara .

Setelah dari warung aku pun melajukan motor ku .

Tak lama kini aku pun sudah berada di depan toko ,ku lihat toko sudah buka dan masih ada sepeda Rara di depan toko yang menandakan bahwa dia belum berangkat sekolah karena memang baru jam 6.40 gegas aku menemui kedua nya.

"Hay ,cantik sudah mau berangkat?"sapa ku pada gadis berusia 10 tahun itu.

"Iya tante sebentar lagi"

"Oh ya, sayang ini tante bawa sarapan Rara sarapan dulu ya?"

"Iya kebetulan Rara belum sarapan tante "

"Rin ini ada sarapan buat kalian berdua ,siapin untuk Rara ya? sama di sana juga ada cemilan untuk kalian"

"Iya terimakasih bu"

Aku pun berlalu ke kasir dan melihat catatan daftar pakaian yang banyak di minati pelanggan.

Kayak nya aku harus menambah stok lebih banyak lagi deh gumam ku dan ku raih ponsel ku dari atas meja aku pun menghubungi bu Nindi.

"Halo bu assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam neng Nani ,ada apa?"

"Bu aku butuh baju masing-masing 100pcs dengan dress yang beda-beda dan gaun terbaru,baju Koko anak, kemeja dewasa,sama gamis yang terbaru ya Bu? Apa ibu bisa mengirim nya sore ini" tanya ku pada bu Nindi.

"Alhamdulillah ibu usahain ya neng nanti ibu minta pada orang gudang khusus mengantar barang untuk mengantarkan pesanan neng dengan segera"

Mendengar itu hati ku lega..

"Iya bu terimakasih Nani tunggu di toko, assalamu'alaikum" kata ku sambil menutup telpon.

Pelanggan pun mulai berdatangan silih berganti aku dan Arin sampai kewalahan melayani nya hingga mulai siang pelanggan pun mulai berkurang aku pun memutuskan untuk makan siang dulu.

"Rin makan siang dulu"kata ku sambil menyodorkan nasi kotak yang aku buat sendiri dari rumah cuman:

nasi,tahu,tempe,ayam,dan sambel.

"Iya bu tapi biarkan aku mencari makan diluar saja aku dan anak ku sudah banyak merepotkan ibu" kata Arin dengan wajah yang tak enak.

"Gak papa Rin bagi ku kalian itu bukan orang lain kalian sudah ku anggap keluarga ku sendiri jadi jangan sungkan"

"Baik bu" kata Arin sambil mengambil kotak makan itu dan membawa nya makan ke dalam.

Malam ini aku akan berencana nginap di mess dalam toko bersama Arin dan Rara.

Bosen juga di rumah terus sendirian gumam ku.

"Rin aku mau pulang dulu ya sebentar !"kata ku.

"Baik bu"

Aku pun menaiki motor ku menuju kontrakan tak lama aku pun sampai ,gegas aku masuk kedalam rumah untuk menyiapkan beberapa pakaian ganti ku, aku juga membwa kulkas mini yang di dalam nya sudah ku isi dengan bahan makanan lengkap yang kira-kira cukup untuk satu minggu.

Beras 5kg, telor 20butir,mie instan 10bks,ada ikan ,dan daging ,dan sayuran lain nya serta ada buah juga .

Aku keluar menunjukkan motor ku.

Ku ikat dengan kuat kulkas mini itu .Ukuran nya memang kecil, mungil maka nya bisa aku bawa meski menggunakan motor.

Setelah itu ku ambil tas yang berisi sedikit baju ku .

Tak lupa aku mengunci pintu.

Aku pun kembali melajukan motor ku menuju toko.

Sampai di toko aku pun masuk dan membawa semua barang yang ku bawa .

Ku lihat di depan toko sudah ada sepeda Rara yang menandakan kalau gadis itu sudah pulang.

"Loh ibu mau ngapain bawa tas sama barang segini banyak? " tanya Arin heran .

"Aku mau nginap disini malam ini bersama kalian Rin sendirian dirumah membuat ku bosen"jelas ku.

"Wah beneran bu jadi rame dong kami juga kesepian cuman berdua"

Arin pun membantu ku untuk memasukkan barang ku ke kamar mess itu .

Sampai di kamar mess ku lihat Rara yang tidur siang aku pun tak membangun kan nya.

Setelah itu kami melayani pelanggan lagi hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 4.50 kami pun menutup toko ku lihat Rara sudah bangun dan kami pun menunaikan ibadah bersama ..

Aku masuk ke kamar mess mereka .

"Loh tante kesini,apa tante mau nginap disini malam ini bersama Rara dan ibu " kata gadis kecil itu.

"Iya sayang tante bosen setiap malam sendirian mulu jadi malam ini tante nginap disini " wajah anak itu pun tersenyum bahagia.

Terdengar adzan Maghrib berkumandang kami bertiga pun segera menunaikan ibadah .

"Rin itu di dalam kulkas banyak makan loh kamu pilih saja mau masak apa untuk kita makan malam ini" tiba-tiba Rara menjawab.

"Kalau masak gulai daging saja gimana tante?"

"Iya sayang,didalam sana juga ada daging kita masak sama-sama ya!"

Tiba-tiba saat ingin pergi ke dapur ponsel ku berdering. Tentu itu dari mas Aldo.

"Rin kamu bersihin dulu daging nya aku mau angkat telpon dulu ya!" perintah ku yang langsung di anggukkan oleh Arin..

"Halo sayang assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam mas"

"Kamu di mana sayang? kok seperti nya kamu tidak sendiri"

"Iya mas aku memang tidak sendiri ,malam ini aku nginap di toko bersama Arin dan Rara anak nya bosen aku mas di kontrakan gak ada temen"

"Oh gitu ya sayang kamu sudah makan belum? kalau belum biar mas belikan dan antar kesana"

"Gak usah mas ini tadi kami mau masak kok mas"

"Oh ya udah sayang nanti kamu makan yang banyak besok aku akan ketoko aku kangen sama kamu, sayang sekalian kita jalan-jalan ke pantai kamu ajak juga Arin dan Rara"

"Oke mas"

Panggilan pun di tutup aku senyum-senyum sendiri dan ingin melanjutkan memasak.

Setiba nya aku di dapur ku lihat ternyata Arin sudah memasak gulai daging tadi.

"Loh ini kamu yang masak Rin?"

"Iya bu sebentar lagi itu matang,Rara tadi yang minta untuk segera di masak karena sudah lapar kata nya maaf ya bu aku gak bilang Ibu dulu"

"Ya gak papa lah Rin anggap punya sendiri kita kan keluarga sekarang"ucap ku sambil merangkul pundak nya.

Aroma daging sudah matang,bau khas daging membangkitkan cacing di perut ku karena dari tadi aku memang sudah lapar.

Setelah makanan terhidang kami pun makan dengan lahap hingga tandas tak tersisa setelah selesai aku membersihkan piring kotor .

Kami pun beristirahat sejenak di depan tv yang aku beli beberapa hari yang lalu untuk menunggunya Adzan Isya.

Adzan pun berkumandang setelah menyelesaikan ibadah kami pun tidur lesehan di depan tv .