Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Seorang wanita berpakaian minim berjalan menyusuri trotoar jalan, hari sudah sangat menjelang malam. Udara dingin terasa sangat dingin dan menusuk setiap pori-pori kulit.
Telinganya mendengar suara gaduh dari gang yang gelap dengan bau busuk sampah, ia ingin mengabaikan namun suara itu semakin menganggu telinganya. Tangannya mengeluarkan sebuah ponsel iPhone keluaran terbaru dan menyalakan senter, ia berjalan memasuki gang dengan sampah dimana-mana.
Matanya dan telinganya saling bekerja sama untuk mencari darimana asal suara gaduh itu, hingga ia melihat sesuatu yang bergerak. Jantungnya berdetak kencang, entah kenapa ia takut jika ada hantu yang tiba-tiba muncul dan membuat nya kaget.
Hingga langkahnya berusaha mendekat dengan nyali yang ia kumpulkan dengan susah payah.
Tangan putihnya menyingkapkan sebuah kain kotor yang menutupi sesuatu yang terus bergerak dari tadi, hingga akhirnya kain itu tersingkirkan.
Mata hitamnya menatap sosok seorang anak laki-laki yang duduk di atas tanah dengan wajah yang lusuh, anak itu menatap ke arahnya dengan tatapan takut.
"Rupanya cuman anak kecil." Pikir wanita itu yang langsung sedikit menghela nafas.
Ia hendak berbalik pergi, namun terdengar suara batuk anak itu yang membuatnya melihat ke arah anak itu lagi.
Mawar menatap sosok anak kecil di depannya, ia berjalan mendekat dan menatap anak laki-laki yang tengah duduk dengan wajah yang sedikit lusuh.
Tangan Mawar menyentuh kening anak itu, dan rupanya anak itu tengah demam. Dengan perasaan bingung dan kasihan, pada akhirnya Mawar memangku anak itu dan membawanya pulang ke rumah.
Kaki mawar berjalan dengan perlahan menyusuri rusun perusahaan yang cukup padat, ia tidak ingin kembali menjadi gosip orang-orang terlebih dengan pekerjaannya dan sekarang ia malah membawa seorang anak di tangannya.
Tok.. Tok.. Tok..
Pintu rumah tiba-tiba terbuka secara perlahan, menampilkan sosok wanita paruh baya yang sudah cukup tua dengan keriput di wajahnya.
"Mawar, kamu sudah pulang." Sambut nya dengan nada sedikit rendah.
Mawar segera masuk ke dalam rumah, ia menempatkan anak yang baru ia temukan di atas sofa kecil yang ada di ruang tamu.
Dewi menatap sosok anak kecil yang baru saja Mawar bawa, "Siapa anak ini?" Tanya Dewi dengan sedikit heran.
Mawar tersenyum tipis, ia menuntun ibunya untuk duduk. "Ini anak teman mawar..." Jelas Mawar dengan nada lembut.
Ibunya hanya mengganggukkan kepalanya dengan pelan, mawar perlahan berjalan ke arah pinggir dan langsung menutup pintu kontrakan nya dengan perlahan.
Semua tembok di rusun ini memiliki telinga, muncul saja satu gosip maka satu rusun akan tahu semuanya. Dan Mawar malas menjadi bahan gunjingan orang-orang satu rusun.
Mawar menyimpan tas miliknya dan melihat anak laki-laki yang terbaring dengan tubuh yang mengginggil kedinginan. Mawar membuka satu persatu pakaian anak itu dan mengelap nya secara perlahan, dan memakaikan kembali pakaian anak kecil yang seukuran dengan anak itu.
Anak itu kini terbaring di atas ranjang tua dan kusam, dengan sebuah kain di atas jidat nya. Mawar berjalan keluar dari kamarnya dengan menggunakan sebuah t-shirt berwarna hitam dengan celana senada.
Ia mengambil air dan minum secara perlahan, efek alkohol masih belum hilang sepenuhnya. Mawar duduk dengan tubuh yang lemas, ia lalu mengeluarkan handphone nya dan hanya mengecek pesan-pesan yang tidak penting.
"Mawar..." Terdengar suara panggilan dari ibunya dengan nada lembut.
Mawar berbalik sejenak dan melihat ibunya datang dengan bubur ayam yang wanita itu buat.
"Ibu membuat kan bubur untuk mu, kau makanlah sedikit agar tidak jatuh sakit." Jelas Dewi yang menyimpan mangkuk berisikan bubur di depan Mawar.
Mawar tersenyum dan langsung memakannya dengan lahap, meski hanya seadanya tapi mawar tersenyum penuh rasa puas.
"Berhentilah dari pekerjaan mu." Jelas Dewi dengan nada sendu.
Mawar terdiam sejenak saat mendengar hal itu, "Aku akan berhenti, jika sudah waktunya." Jelas Mawar dengan tegas.
"maafkan ibu.." Ucap Dewi dengan suara yang berubah serak.
Mawar sama sekali tidak menggubris ucapan ibunya, ia lalu memilih untuk bangkit dan segera berjalan ke arah sudut rumah dan menggelar tikar dengan kasur di atasnya lalu tidur begitu saja.