Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Nina terisak mendengar ucapan sang suami, Dadanya bergetar hebat menahan sakit.
Seketika tubuhnya ikut lunglai ia terduduk di belakang pintu.
" Tega kamu mas, ini hanya salah paham,
kenapa kamu langsung terima tawaran papa! harusnya, dengarkan dulu penjelasan ku!"
Ucapnya, Sabil menyeka airmata yang terus mengalir.
Ia tidak menyangka suaminya akan secepat itu berubah.
Padahal tadi niatnya setelah shalat asar ia akan kembali menemui sang suami dan akan menjelaskan maksud dari kata-katanya, supaya tidak terjadi kesalahpahaman.
Namun sekarang, setelah mendengar langsung ucapan sang suami akan menerima Hafsah sebagai calon istrinya.
niat itu ia urungkan.
Kini yang harus ia siapkan pikiran dan mental nya dalam menghadapi pernikahan sang suami dengan wanita lain.
" Ya Allah sanggup kah hamba menghadapi semua ini?
kuatkan hati hamba-Mu ini Ya Allah!"
Ingat Nina, Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba -Nya.
Setiap ujian yang di berikan pasti sudah sesuai porsi masing-masing.
Jadi bismillah, kamu pasti bisa menghadapi nya.
Nina bangun dari duduknya, ia membasuh muka dan membetulkan hijab yang ia kenakan dan keluar dari kamar.
Baru beberapa langkah ia berjalan ibu mertua nya mencegah langkah kakinya.
" Siap-siap kamu di depak dari rumah ini oleh suamimu sendiri, terimakasih atas bantuannya membujuk Aldi menerima perjodohan ini.
Pada akhirnya wanita miskin seperti mu kembali ke tempat asalnya!" Bu Maya tertawa jahat, setelah itu beliau melenggang pergi meninggalkan Nina yang masih mematung di tempat.
"Astaghfirullah, begini banget yah jadi orang yang nggak punya sabar sabar!" Nina mengelus-elus dadanya sendiri.
" Mas Aldi, jika memang benar kamu nanti mengusir aku dari rumah ini, aku dengan ikhlas akan pergi.
Bukan hanya dari rumah ini, tapi pergi juga dari hatimu.
Maaf jika selama aku di sini sering buat kamu kecewa.
Muda-mudahan kamu bahagia dengan pernikahan kedua mu nanti.
Tanpa di sadari nina dan Bu Maya Aldi mendengar semua ucapan mereka.
\*\*\*\*\*
Di pagi hari yang indah
Seindah hari-hari yang dilalui oleh Tasya.
Bayi mungil yang menggemaskan itu, kini sedang heboh berceloteh di atas karpet berbulu yang lembut.
Bayi mungil itu sedang tengkurap tangan nya sibuk menjangkau mainan bebek-bebekan kecil.
Di temani Aldi, Bu Maya dan juga Hafsah
Gadis kecil itu terlihat bahagia.
" Ma ma ma ma...
Pa pa pa pa ...
Celotehan itu yang terus keluar dari bibir mungilnya.
Sesekali terdengar juga tawanya yang renyah saat di ajak main oleh aldi.
" Maaf nyonya, makanan untuk Tasya sudah saya siapkan!" Ucap Bu Tuti tiba-tiba menghampiri Bu Maya.
"Baik lah bi, disiapkan saja.
Nanti tolong panggilkan Nina!"
" Baik Bu!" Tuti melangkah pergi dengan penuh hormat.
" Hafsah, hari ini tante mau pergi, kamu bisa nggak jagain Tasya?"tanya Bu Maya lembut.
" Maaf tante, bukannya nggak mau, tapi, saya belum pernah sama sekali ngurusin bayi!"
" Ya nanti kalau ada apa-apa minta tolong aja sama Nina!" Ucap Bu Maya lagi.
Sebenarnya Bu Maya menyuruh Hafsah menjaga Tasya Karena beliau ingin tahu seperti apa calon menantu nya itu berinteraksi dengan anak kecil.
Saat Bu Maya dan Hafsah masih ngobrol, terlihat Nina melangkahkan kakinya mendekati mereka.
Nina datang membawa semangkuk kecil bubur bayi dan juga minum untuk Tasya.
Biasanya memang untuk urusan makan dan memandikan Nina yang melakukan.
Begitu juga dengan pagi ini.
" Maaf, mas, aku mau menyuapi Tasya makan dulu!"
Ucap Nina saat melihat Aldi yang sedang asyik bermain dengan Tasya.
Mendengar ucapan Nina Aldi tidak mengatakan apapun ia hanya bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.
Deg.
Nina tertegun, melihat sikap suaminya yang nampak dingin padanya.
Ya Allah kenapa sesakit ini melihat mas aldi mengabaikan ku! monolog Nina dalam hati
" Gimana rasanya di abaikan, enak? tanya
Bu Maya yang sudah berdiri di samping Nina.
Seperti biasa, perempuan berhijab syar'i itu hanya diam mendengarkan ucapan ibu mertua nya.
" Tidak lama lagi kamu akan menjadi janda!" Ucap bu Maya dengan senangnya.
" Dan aku yang nantinya akan menggantikan posisi mu!" Sahut Hafsah dengan bangga nya.
Kedua perempuan berbeda generasi itu kini dengan kompak mentertawakan kondisi Nina.
"Upss" dengan sengaja Hafsah menumpahkan sedikit bubur di atas karpet.
" Maaf tidak sengaja, tolong bersihkan ya... mbok!
Kamu itu lebih pantas hanya menjadi pelayan di rumah ini!
Yuk tante kita pergi!" Setelah mengucapkan kalimat menyakitkan ke Nina Hafsah dengan santainya menggandeng tangan Bu Maya dan mengajak perempuan paruh baya itu pergi bersama meninggalkan Nina dari ruangan itu.
Kembali tidak di sadari oleh mereka seorang laki-laki di balik tiang menyaksikan perundungan itu.
Laki-laki itu mengepalkan tangannya, dadanya bergemuruh menahan amarah. Matanya menyorot kekecewaan yang mendalam melihat langsung sikap kedua perempuannya yang memperlakukan Nina dengan kasar.
Kini tinggal penyesalan lah yang dirasakan oleh laki-laki itu atas sikapnya akhir-akhir ini yang turut serta menyakiti hati Nina.
Kembali ke Nina..
Setelah di tinggalkan seorang diri bersama Tasya di ruangan itu, Nina dengan sabar membersihkan tumpahan bubur itu setelah selesai, barulah ia membopong bayi menggemaskan itu.
Nina memberikan makan bubur yang masih tersisa setengahnya.
Dengan kesabaran dan ketelatenan ia menyuapi bayi mungil itu.
Bahkan dalam waktu lima belas menit, makanan Tasya sudah habis tak tersisa.
" Alhamdulillah sudah habis, sekarang kita mandi yuk!" Ucap Nina kepada Tasya.
Bayi mungil itu merespon dengan tawa renyahnya.
" Maasya Allah, kamu nggemesin banget sih" Nina menciumi pipi Tasya tanpa ampun, tampak binar bahagia dari wanita itu.
Ya Allah terima kasih Engkau telah menghadirkan malaikat kecil untuk pelipur lara ku di rumah ini.
dengan kehadirannya aku masih bisa tersenyum dan tertawa di tengah kondisi hati yang sedang tidak baik-baik saja.
" Nina!" Panggil Bu Tuti
Perempuan paruh baya itu menghampiri Nina, dengan Tergesa.
Terlihat kepanikan dari raut wajah yang sudah mulai tampak keriput itu.
Nina yang saat itu sedang melangkah menuju dapur mengehentikan langkah kakinya.
" Kenapa mbok?" Tanya Nina dengan lembut
" Tadi simbok dapat telpon dari Ningsih, katanya ibumu sedang di rawat di rumah sakit!"
"A-apah!"
Seketika tubuh Nina melemas mendengar kabar mengejutkan it
" I- ibu sakit apa mbok?"
" Kata Ningsih ibu terjatuh dari kamar mandi, dan saat ini beliau belum sadarkan diri.
Sekarang lebih baik kamu meminta izin pada den Aldi untuk pulang dulu sementara, Tasya biar bibi yang urus!" Bu Tuti mengambil Tasya dalam gendongan Nina.
" Baiklah mbok, saya akan pulang hari ini juga!"
" Den Aldi sekarang sedang sarapan!"
Nina berjalan tergesa-gesa menghampiri Aldi, dengan deru nafas yang memburu.
Sesampainya di sana nampak Aldi sedang duduk sendiri menikmati sarapannya. Lelaki itu tidak menyadari kedatangan Nina.
" Mas, saya izin pulang hari ini, ibu sakit!"
Aldi menoleh menuju sumber suara.
Laki-laki itu terkejut melihat Nina yang sudah berdiri di hadapannya.
" Tolong izinkan mas"
Bersambung
Agar aku semakin semangat nulisnya jangan lupa like dan komentar nya....