Keluarga Wezumo adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Asia. Mereka menguasai pasar bisnis dan memiliki perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif, Fashion dan properti.
Darrel, putra sulung keluarga Wezumo terpaksa menikahi Hope Emilia, putri seorang sopir keluarganya. Dua tahun menikah, Darrel tidak pernah menyentuh Hope, hingga Darrel tidak sengaja meminum obat perangsang malam itu.
Hubungan keduanya makin dekat saat Darrel mengangkat Hope menjadi asisten dikantornya. Namun kemunculan seorang pria tampan yang amat berbahaya di dekat Hope memicu kesalahpahaman di antara keduanya.
Belum lagi Hope tidak sengaja mendengar fakta sebenarnya dibalik pernikahan mereka. Membuatnya berada dalam pilihan yang sulit. Meninggalkan Darrel, atau mempertahankan pria itu bersama anak Darrel yang ada dalam kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
"Menungging."
Ucap Darrel setelah melepaskan penyatuan mereka. Ini kali pertama mereka mencoba gaya baru. Darrel sangat ingin mencobanya. Hanya Hope yang tahu betapa ganasnya dia di atas ranjang.
Hope menuruti suaminya dengan tubuh bergetar. Sementara itu Darrel menyentuh kedua sisi pinggul Hope. Baru saja wanita itu ingin menoleh ke belakang, tubuhnya sudah terdorong ke depan.
"Akh! Mas ..." gumam Hope
Ia mendesis
Hope memejamkan matanya. Mas Darrel meremas pinggulnya dengan kuat, mengarahkan batang ke bagian belakang istrinya. Ia butuh waktu cukup lama. Karena gaya ini pertama kalinya di coba, jadi ia agak kesulitan.
Darrel seakan menggila saat berhasil masuk. Begitupun dengan Hope. Pergerakan suaminya tidak main-main.
"Oh, sh*t ..." gumam Darrel.
Ia mendesis. Hope menjepitnya dengan sangat kuat di bawah sana. Pria itu bergerak maju mundur, merasakan betapa nikmatnya tubuh sang istri.
"Aku mau keluar ... Mau keluar ..." racau Hope.
Darrel mencondongkan tubuhnya, menarik wajah Hope untuk menciumnya bibirnya. Ia juga sama seperti sang istri. Sebentar lagi akan sampai. Gerakannya makin cepat. Racauan demi racauan keluar dari mulut keduanya. Dan saat badai nikmat itu menerjang mereka, Hope ambruk di depannya. Sementara Darrel menetralkan napasnya yang masih memburu.
Hope lelah bergulat dengan sang suami yang begitu perkasa. Astaga, tapi tadi itu sungguh luar biasa nikmat.
Darrel berbaring di samping Hope, bibirnya mencium tengkuk isterinya pelan. Lalu tersenyum lembut.
"Bagaimana rasanya, kau suka?" lelaki itu bertanya. Hope balas tersenyum dan mengangguk malu-malu. Aneh, padahal sudah terhitung cukup banyak mereka beradegan ranjang. Tapi dia masih saja bersikap malu-malu.
"Kau masih kuat untuk jalan-jalan sebentar?" Darrel bertanya lagi sembari mengusap-usap punggung telanjang Hope.
Wanita itu mengangguk kuat.
"Kita hanya satu malam berada di sini. Aku nggak mau nyia-nyiain kesempatan liburan hari ini." Darrel tertawa pelan. Benar sih.
"Kalau begitu tidurlah satu jam. Jam tujuh nanti aku akan membangunkanmu. Setelah mandi dan makan, kita jalan-jalan." gumam pria itu. Hope yang sudah sangat lelah akibat pergulatan panas pun tertidur beberapa saat setelahnya, dalam keadaan tanpa busana. Darrel menutupinya dengan selimut.
_______________
"Pasar malam?"
Hope berseru pada suaminya saat sampai di sebuah pasar malam yang kebetulan berada tak jauh dari penginapan mereka. Mereka hanya pergi berdua saja. Karena Darrel memang lebih ingin berduaan saja dengan isterinya. Apalagi ini pertama kalinya mereka jalan-jalan berdua, menikmati pasar malam bersama.
"Kau tidak suka?" Darrel menatap sang istri. Hope menggeleng.
"Aku suka." sahutnya. Walaupun ia tidak mengira sama sekali kalau suaminya akan membawa dia ke pasar malam, tapi dia tetap suka. Pasti.
Bola mata Hope berputar melihat sekeliling yang sudah sangat ramai dikunjungi banyak orang.
"Hope, lihat ke sini." Pandangan Hope teralih menatap Darrel yang tengah mengarahkan kamera hapenya kearahnya. Hope pun refleks tersenyum lebar dengan mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V, tanda peace.
Darrel terpana seketika melihat hasil fotonya. Isterinya begitu menggemaskan saat tersenyum lepas begini. Ia suka senyuman sang istri.
"Gimana hasilnya mas?" Hope mendekat namun Darrel cepat-cepat memasukan ponselnya ke saku jaket. Hope mengernyitkan wajah.
"Apa hasilnya aneh?"
"Cantik." ucap Darrel seolah tahu pertanyaan yang ada di otak Hope.
"Hmm?"
"Kau cantik di foto tadi." senyum Hope mengembang.
"Lalu kenapa mas nggak mau nunjukin ke aku? Aku curiga mas bohong. Mana aku lihat." katanya tidak percaya. Ia dengan berani ingin mengambil ponsel di dalam saku jaket suaminya namun lelaki itu cepat-cepat mendorong kepalanya. Tidak kasar, cenderung lembut.
"Nanti saja lihatnya, sekarang nikmati dulu jalan-jalannya." kata Darrel lalu meraih pergelangan tangan Hope. Betapa bahagianya Hope diperlakukan seperti itu.
"Aku mau itu mas." Hope menunjuk penjual kembang gula di bagian kiri jalan. Ia mulai terbiasa dengan suaminya yang mendadak bersikap sangat lembut padanya.
Mereka pun melangkahkan kaki menuju penjual kembang gula tersebut. Kerja Hope hanya makan, sedang suaminya bertugas membayar.
"Enak?" Darrel bertanya karena melihat Hope sangat menikmati makanan yang menurutnya aneh itu. Isterinya menganggukkan kepala kuat.
"Mas mau coba?"
Darrel menggeleng cepat.
"Aku tidak suka manis. Kau lupa?"
Oh ia benar. Hope terkikik. Akibat dia terlalu menikmati kembang gula, dia jadi lupa mas Darrel benci manis.
"Mau kemana lagi habis ini?" Darrel melirik lagi ke sang istri.
"Naik wahana-wahana yang ada." sahut Hope langsung.
"Naik bianglala boleh nggak?"
"Kau yakin tidak takut?" wanita itu mengangguk. Darrel pun setuju saja. Malam ini kan tugasnya adalah menemani isterinya jalan-jalan agar dia senang.
Kini mereka sudah berada di antrean untuk membeli tiket wahana bianglala. Barisan antreannya sangat panjang untuk wahana yang terkenal dengan ketinggiannya tersebut. Darrel sebenarnya agak bosan menunggu, tapi demi wanita yang dia cintai, dia rela.
Setelah berhasil membeli tiket, mereka pun naik ke tabung berkapasitas enam orang itu. Hanya berdua. Karena Darrel sengaja membayar lebih agar mereka bisa berdua saja, tanpa gangguan.
Pasangan tersebut duduk bersebelahan di samping kaca pembatas. Darrel melingkarkan tangan di pundak Hope.
"Lihat, mas!" Hope menunjuk pemandangan malam yang berhias gemerlapnya lampu.
Membutuhkan sekitar dua puluh menit untuk sampai ke puncak bianglala. Saat sampai di puncak, Darrel mencuri sebuah kecupan isterinya.
"Mas!" Hope kaget.
"Kenapa, keberatan?"
Hope menunduk malu. Perubahan yang terjadi pada suaminya ini sangat besar, hingga ia harus belajar untuk memperbiasakan diri.
"Hope,"
Hope mengangkat wajah menatap suaminya.
"Ada yang ingin aku sampaikan padamu."
Darrel rasa sekarang sudah waktunya. Ia tidak mau menunda-nunda waktu lagi. Ia ingin menyatakan perasaan yang sesungguhnya pada wanita ini. Terlepas Hope benar-benar mencintainya atau tidak, dia bisa melakukan apapun yang membuat sang istri tergila-gila padanya.
Darrel merasakan jantungnya berdebar-debar sangat keras. Ya ampun, jantungnya benar-benar tidak bisa berkompromi. Baru kali ini dia berdebar-debar di depan wanita. Apakah begini yang dirasakan semua laki-laki yang ingin mengutarakan perasaan mereka kepada perempuan yang mereka cintai?
"Mas mau bilang apa?" Hope menatap lelaki itu dengan tatapan polosnya.
"Aku ..."
"Aku me ..."
Drrtt ... Drttt ...
Sebelum laki-laki itu berhasil mengungkapkan isi hatinya, telponnya bergetar. Darrel berdecak. Persetan dengan panggilan itu. Ia mengeluarkan ponselnya dan cepat-cepat mematikan. Itu panggilan dari Rey, adik laki-lakinya. Tapi tetap dia matikan. Urusan dengan Hope lebih penting sekarang. Selesaikan dulu biar dia puas.
Pria itu menatap Hope lagi.
"Dengar baik-baik, aku ingin bilang kalau aku,"
Drrtt ... Drrtt ...
Kali ini ponsel Hope yang berbunyi.
Sialan. Darrel menggeram kesal.
"Rey mas." ucap Hope. Ia lalu mengangkatnya, tak lupa menghidupkan load speaker agar suaminya bisa mendengar juga.
"Halo,"
"Hope, apa kau sedang bersama Darrel? Kalau iya, sampaikan padanya papa dan mama mengalami kecelakaan mobil serius. Sekarang sedang dalam ruang operasi."
Darrel dan Hope saling menatap kaget.
pasti bucin nti ada saingan rebut isteri nya
tambah satu dari belakang...lagi tidur lagi🤦