Istri yang dimanfaatkan olehnya telah tiada, meninggal dalam pelukannya. Wanita berwajah rusak yang tidak pernah lelah menunggunya.
"Bangun Foline..." gumamnya, tidak pernah mengijinkan pemakaman sang istri. Memeluk jenazah yang berada dalam peti mati dalam kamarnya.
Pemuda keji, yang menampik rasa kasih dari istrinya. Menghancurkan keluarganya, hanya demi ambisinya untuk memiliki segalanya.
"Sayang...jika aku dapat mengulangi waktu, aku tidak akan membiarkanmu menangis, tidak akan membiarkan jarimu tergores..." gumamnya hendak mengakhiri hidupnya. Kala bahkan tidak ada lagi rasa kasih dari keluarganya.
*
Namun, ada yang aneh. Otto Celdric tidak meninggal. Matanya terbuka mengamati ruangan, dirinya kembali ke masa 12 tahun lalu.
Mencari keberadaan istrinya, melindungi keluarganya, itulah yang akan dilakukan psikopat itu kali ini.
Menginjak tubuh orang-orang yang akan menghancurkan keluarganya.
"Kalian tidak ingin bermain lagi denganku?"
"Aaggh!"
"Adios!"
Dor!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
T-rex
Pemuda dengan senyuman yang begitu menawan. Usia yang benar-benar masih muda. Pengunjung begitu padat hari ini, di Wallet restauran tempatnya bekerja sebagai koki. Akibat kemenangan beberapa hari lalu di stasiun TV swasta.
Begitu berhati-hati saat memasak, memastikan rasa makanan benar-benar pas. Eksperimen? Itulah hal yang disukai olehnya.
Hingga.
"Lambat! Cepat buat pesannya! Jangan hanya bermalas-malasan!" Bentak Diego, selaku chef di tempat ini.
Bentakan yang membuat pemuda itu terkejut, hingga sedikit lebih banyak membubuhkan bumbu. Menelan ludah, dirinya tidak dapat membiarkan makanannya seperti ini. Makanan yang tidak bisa diperbaiki, jika diberikan pada pelanggan.
"Aku membuat kesalahan, aku akan mengubahnya dengan cara lain." Menelan ludahnya, pemuda yang hendak memasukkan air hangat dan rempah, mencoba metode baru.
Tapi, sang chef mendorongnya, mencoba sedikit masakannya."Tidak ada yang salah! Sajikan pada pelanggan! Buang-buang waktu saja!" bentak sang Chef.
Tangan Ace gemetar kala menyaksikan masakan yang tidak sempurna menurutnya disajikan. Ini sudah biasa sering kali terjadi. Tapi ini menjadi tempat baginya untuk mencari nafkah.
Kembali memasak, itulah yang dilakukan olehnya. Bukan koki yang bergerak cepat seperti yang lain. Tapi panca inderanya begitu tajam. Mencium aroma, maupun rasa, dirinya benar-benar memiliki bakat alami.
Namun, taukah kalian bagaimana kehidupan orang ini hancur?
Diego yang mengawasi segalanya. Mulai membuka freezer, daging yang masih dalam keadaan beku dikeluarkan olehnya.
Tidak ada yang menyadari pemadaman listrik kemarin malam, serta kerusakan genset menyebabkan ada yang aneh dengan daging dalam freezer.
Perlahan Diego membiarkan daging sedikit lunak. Barulah hendak memasak.
Namun, tidak dapat membohongi penciuman Ace. Ini hal yang berbahaya jika disajikan pada pelanggan. Apa lagi, dimasak dengan tingkat kematangan soft.
"Maaf, Chef ada masalah dengan daging itu. Lebih baik tidak dimasak." Ucapnya mencoba untuk sopan. Tidak ingin terkena masalah.
"Tau apa kamu!? Memang order bisa di cancel? Kerjakan saja order yang sudah ada!" Bentak Diego, kembali mengolah daging di hadapannya.
"Ji...jika terjadi masalah---" Kalimat Ace disela.
"Kembali bekerja! Atau aku akan meminta pemilik restauran untuk memecat mu!" Tegas Diego.
Mata Ace menelisik satu tahun dirinya bekerja di tempat ini. Hampir semua resep buatannya dipakai dan dipatenkan oleh Diego. Dirinya hanya koki dengan pendidikan rendah.
Sedangkan orang-orang di tempat ini. Ada yang lulusan dari kampus ternama, istilah lainnya dirinya hanya cook (koki).
Kembali mengerjakan segalanya. Hari yang melelahkan dengan penghasilan kecil. Berjuang untuk bertahan hidup, mungkin suatu hari dirinya dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut guna menjadi seorang chef terhebat.
*
Tepat pukul 8 malam segalanya benar-benar terjadi. Petugas kepolisian mendatangi Wallet restauran, akibat salah seorang pelanggan yang mengalami keracunan, kini dalam kondisi kritis. Bakteri ganas penyebabnya.
Benar-benar menggemparkan bagi para pengunjung. Petugas kepolisian bahkan mendatangkan dokter untuk memasuki dapur.
"Siapa yang bertanggung jawab atas order ini!?" Bentak sang petugas kepolisian, menunjukkan kertas order yang menjadi bukti.
Tidak ada yang menjawab. Mata Ace sedikit melirik ke arah Diego. Sang chef sendirilah yang membuat orderan. Memilin jemari tangannya, dirinya tidak ingin terlibat masalah. Diam, itulah pilihannya.
Tapi.
"Ace yang bertugas memasak orderan pelanggan itu. Aku sudah menyuruhnya membuang daging dalam freezer. Kemudian membatalkan pesanan, karena keselamatan pelanggan adalah yang utama. Tapi pada akhirnya dia memasak orderan, saat aku pergi makan siang. Maaf, ini kesalahanku karena tidak mengawasinya dengan baik." Ucap Diego menghela napas kasar.
"A...aku?" Ace hampir menangis, tergagap."Aku tidak pernah memasak orderan pelanggan itu. Aku bahkan memperingatkan mu ada yang aneh dengan dagingnya. Tapi kamu malah mengancam akan memecatku."
Tuduhan atas kelalaian yang mengancam nyawa orang lain. Tapi lebih dari itu, dirinya mungkin tidak dapat mengejar mimpinya untuk menjadi chef terkenal.
"Apa yang kamu bicarakan? Di acara TV kamu bahkan tidak begitu bisa memasak. Memasak terlalu lambat, aku membawamu agar kamu mendapatkan pengalaman. Tapi kenapa kamu begini?" Diego menepuk pundak Ace, seakan-akan sedih dituduh oleh muridnya sendiri.
Tapi, siapa yang ingin kehilangan Diego, chef terhebat di restauran mereka.
Kala itulah semua orang yang ada di dapur mengetahui segalanya. Namun tidak ada yang membela, lebih baik kehilangan satu koki daripada seorang chef yang bahkan terkenal di seluruh negeri.
"Benar! Aku melihat saat itu Ace yang mengeluarkan daging dari freezer kemudian memasaknya."
"Dasar tidak tahu malu, padahal Chef Diego sudah begitu baik padanya."
"Namanya juga benalu, dia bahkan meracuni pelanggan."
Kalimat demi kalimat penuh kebohongan dari koki senior bahkan manager restauran yang mengetahui segalanya.
Hal yang membuat pupil mata Ace bergetar. Air matanya mengalir dalam diam, semua orang... semua orang tidak pernah memandangnya. Bukankah mereka tahu 80% menu andalan di restauran ini diciptakan olehnya?
Restauran yang tidak begitu maju setahun lalu. Hingga dapat semaju sekarang. Semua resep yang diciptakannya, diambil oleh Diego. Dengan sebuah kata pamungkas, jika melawan maka akan dipecat.
Tapi setelah pengorbanannya, didinya hanya berakhir menjadi kambing hitam.
"Bu...bukan aku---" Ace tertunduk, tubuhnya gemetar.
Kala itu Diego mendekat dan berbisik padanya."Apa yang dapat kamu lakukan? Seluruh negeri mengetahui jika kamu adalah beban. Sedangkan aku, bagaikan tangan surgawi yang dapat membuat berbagai masakan. Gantikan aku, tinggallah dipenjara untukku. Orang tidak berguna."
Kalimat demi kalimat yang hanya dibalas dengan kata."Bu...bukan aku."
"Pak, bawa dia melalui pintu depan restauran. Agar semua pelanggan tau, koki yang membuat masalah sudah tertangkap." Ucap Diego berpura-pura simpati.
Kala itulah Ace ditarik paksa petugas kepolisian melewati bagian depan restauran. Para pengunjung restauran bersorak, bahkan ada yang melempari nya dengan makanan.
Apa kesalahannya? Ace hanya menatap kosong. Kala tubuh tubuhnya kembali diseret.
"Dasar sampah! Karena dia dalam kompetisi di TV, Diego selalu lambat."
"Sudah aku duga dia hanya beban."
"Daripada koki dia lebih cocok disebut ahli racun."
Kalimat mencemooh dari para pelanggan yang dapat didengar oleh. Memasuki mobil polisi, dirinya cepat atau lambat akan diadili.
Sedangkan di salah satu meja, seorang pemuda memakai setelan Teddy bear. Merekam bagaimana tatapan mata kosong seorang Ace. Pria yang terlihat putus asa.
"Tuan mau pesan apa?" Tanya seorang waiters.
"Aku teman baru paman Chef Diego. Menurutmu apa lebih baik besok malam aku bermain dengan paman Diego?" Eric malah balik bertanya pada sang pelayan.
"Mau pesan apa?" Sang pelayan kembali bertanya memendam rasa kesalnya.
"Spaghetti bolognese dan satu ice lime tea...aku sudah memutuskan akan bermain dengan paman Diego besok." Seru Eric bersungguh-sungguh.
*
Ada yang namanya terjatuh dalam lubang terdalam. Tidak mengetahui apa kesalahannya dan mengapa semua orang begitu kejam padanya.
Ada berita terbaru dari petugas kepolisian. Pelanggan yang keracunan, dinyatakan meninggal semalam. Berapa lama dirinya akan di penjara? Belum lagi catatan kejahatan yang didapatkan olehnya, setelah bebas nanti.
Hingga makhluk aneh muncul, diantar sipir penjara. Pria rupawan yang memakai pakaian serba hitam.
"Mau tandatangan kontrak? Aku jamin kamu tidak akan menyesal, tempat tinggal, akomodasi, semuanya akan disediakan olehku." Ucap Eric tersenyum bangga menyodorkan kertas.
"Kamu siapa?" Ace menatap ke arahnya.
Pemuda itu tersenyum, sebuah senyuman ganjil."Aku? Mungkin... T-rex..."