ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. malam pertama sebelum berpisah
...----------------episode 17----------------...
Di dalam kamar yang gelap, ada sepasang kekasih yang sedang bercinta, mereka bukan lain ialah Alaric Dowson dan Ellisha Belgie Dowson.
Ellisha dibawah tubuh Alaric hanya bisa pasrah di sentuh oleh Alaric.
Alaric yang ganas dan tidak pernah merasakan hasrat nafsu yang besar kepada seorang wanita, akhirnya ia bisa membangkitkannya, ia dengan lembut menjelajahi semua tubuh Ellisha. Dengan nafas mereka yang mulai berat, bunyi detak jantung yang mulai cepat, Setiap tindakan yang di lakukan oleh Alaric akan membuat tubuh Ellisha gemetar dan mendesah hebat. Malam itu ialah malam pertama untuk mereka berdua.
...----------------...
Sementara itu di kerajaan Balden, di kamar Raja Staylo.
"apa-apaan ini!? Kamu membangunkan tidurku hanya untuk sebuah anggur!? Kamu tau kalau aku kelelahan bekerja! Kamu bahkan tidak membantu ku samasekali!"Teriak Staylo kepada putri Prianka yang sedang mengindam buah anggur pada malam hari.
"suamiku, aku sangat ingin makan buah anggur yang kamu ambilkan... Aku mohoon, ini keinginan putramu"rengek Prianka di tempat tidur.
"aaaah berisik! kamu ini sangat berbeda dari Ratu Ellisha, tidak pengertian, juga berisik! Jangan ganggu aku"teriak Staylo lagi yang masih terbaring di kasur membelakangi Prianka.
*sialan! Berani-beraninya ia membandingkan ku dengan Si Ellisha itu, tenang Prianka, kau sedang mengandung anak raja, suatu saat nanti kamu yang akan berkuasa di istana ini*batin Prianka kepada dirinya, ia kembali melirik ke arah Staylo yang sudah kembali ngorok dengan ekspresi jijik.
*Kalau bukan karena status seorang Ratu, aku juga tidak Sudi bersama dengan pria bodoh ini*batin Prianka lagi.
...----------------...
Kini waktu sudah menjelang pagi, terlihat jelas Kedua pasangan yang tidur sambil berpelukan Tampa menggunakan pakaian sedikitpun hanya di tutupi oleh kain putih.
Alaric yang terbangung duluan memandangi wajah Ellisha yang sedang tertidur di sampingnya.
Dengan pandangan mendalam dia mengelus lembut pipi putih milik Ellisha, ia tak kuasa menahanya dan langsung melayangkan ciuman mesra di kening Ellisha.
Ellisha yang menyadari sedikit pergerakan, ia lekas terbangun.
"ehm..."suara Ellisha yang baru bangun, ia membuka matanya pelan-pelan, samar-samar ia melihat seorang pria sedang tersenyum di sampingnya. Semakin lama pandangnya semakin jelas.
"Selamat pagi sayang"ucap Alaric memeluk tubuh Ellisha dengan penuh kehangatan.
*TUNGGU? Apa semalam kita benar-benar melakukan hal itu? Waaah gilaaa... aku sudah melakukannya dengan pria ini? Hahahaha gilaaaa aku bisa gilaaa*batin Ellisha, rasa bingung dan bahagia bercampur aduk.
"haha ia selamat pagi"jawab Ellisha canggung.
"ah tuan... Bukanya hari ini kamu akan berangkat? Ke_kenapa tidak siap-siap?"tanya Ellisha yang kini posisinya masih di peluk oleh Alaric di samping.
"hm... benar, tapi sepertinya aku akan terlambat, aku akan pergi sendiri. prajuritku akan menungguku di Medan perang"jawabnya sambil pelan-pelan mengelus tubuh Ellisha terutama yang menonjol di dada Ellisha.
"eh! jangan begitu ih! kamu nakal sayang"pekik Ellisha merasa geli.
"hahaha, salahkan dirimu..hm. Aroma tubuhmu menahanku untuk pergi"ucap Alaric semakin memperkuat pelukanya karena merasa gemas dengan istrinya itu
"ehm... Tapi pasti prajuritmu akan menunggumu lama, aku sudah cukup denganmu sayang, jangan biarkan mereka sendirian tanpa seorang pemimpin hm?"ucap Ellisha memperingati Alaric.
"kamu benar, aku akan siap-siap, sebenarnya aku ingin mengajakmu mandi bersamaku, tapi aku takut aku tidak akan berperang lagi karena kelamaan mandi"ucap Alaric menggoda Ellisha.
Wajah Ellisha langsung memerah saat mendengar itu, dengan rasa jengkel karena di goda oleh Alaric. Ia dengan kuat mendorong tubuh Alaric untuk cepat-cepat pergi dari dirinya.
"AAH PERGI SANA!"teriaknya.
"hahaha baiklah sayang"seru Alaric bergegas menuju tempat pemandian dengan masih belum menggunakan pakaian.
Ellisha yang sedikit Malu-malu memandangi tubuh suaminya itu, tak sengaja melihat ada corak hitam yang begitu besar di samping kanan tubuh Alaric, corak hitam itu seperti melahap sebagian tubuh Alaric.
*eh? Apakah di jaman ini sudah ada tato? Tapi bentuknya tidak rapi..? Apa itu tato?*batin Ellisha penasaran.
...----------------...
Kini Alaric sudah hampir siap, ia dengan gagah menggunakan baju perang miliknya, ia sedang berpamitan dengan Ellisha di depan pintu gerbang Mension Dowson.
"aku pergi"
"iya, kamu hati-hati disana, janji harus pulang dengan selamat sayang"balas Ellisha yang sedikit tidak ikhlas dengan kepergian Alaric.
Setelah berpamitan, Mereka melakukan pelukan sebelum berpisah cukup lama. Kini Alaric sudah menaiki kudanya, ditamani oleh Zaid, mereka dengan cepat menghilang dari pandangan Ellisha.
*haah aku seperti seorang istri tentara yang di tinggalkan suaminya bertugas... Bagaimanapun ayo semangat, ada banyak pekerjaan yang harus selesai di musim dingin ini.. Aaaah~~~ jubah ini sangat hangat, aku merasa seperti Alaric masih memeluk tubuku"batin Ellisha menyemangati dirinya sambil masih memikirkan kejadian semalam.
*hehehe tuan sudah pergi, saatnya aku melakukan rencanaku, tanpa ada tuan kita liat wanita ini bisa apa!*batin seorang pria menatap sinis ke arah Ellisha.
BERSAMBUNG...
cerita nya bagus seru juga