TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LIMA BELAS
Meski sudah tak meminum penambah nafsu makan, Snowy masih memiliki nafsu makan yang cukup tinggi. Efek dari vitamin yang dikonsumsi sebelumnya masih belum hilang.
Mau tak mau, Snowy harus menuruti apa mau perut yang terasa perih menyiksa. Alhasil, berat badan Snowy masih naik selalu.
Dari sebelum menikah hanya 40, sekarang sudah lima puluh kembali. Sedari kecil, Snow tak pernah bisa memiliki tubuh seperti ibunya yang selalu ramping meski sudah berumur.
Snowy termasuk pemilik gen yang mudah sekali gemuk. Kalau ada sebagian manusia yang susah menaikan berat badan, Snowy masuk ke katagori sulit turun berat badan.
Maka itu, dia sangat amat benci saat Mahesa dengan entengnya membubuhkan penambah nafsu makan pada minumannya.
Gabriel, Deddy, Anwar, Kalvin, Reymond, Abi, Zayyan, Loren, Geonino, Aris, Marion, Bagas, Raffa, Samuel dan Dira: Nama pacar Snowy yang telah memutuskan dalam waktu kurang dari satu bulan.
Alasan mereka memutuskan Snowy, bukan karena tubuhnya yang jadi lebih berisi, tapi status pernikahan Snowy dan Mahesa yang mulai mengudara di berbagai sosial media.
Tak banyak pria yang masih ingin bertahan menjadi selingkuhan. Walau nyatanya masih ada satu yang paling setia di antara lainnya.
Akan tetapi, memiliki satu kekasih bukan hidup Snowy. Dan dia benci karena hanya memiliki satu pacar saja setelah menikah dengan Mahesa.
Maka itu, sejumlah siasat Snowy telah tersusun rapi untuk membalas dan segera memberikan efek jera pada suaminya yang anti budak cinta.
Kalau Mahesa membuat dirinya minum penambah nafsu makan secara diam diam, maka Snowy pun akan lakukan trik yang sama, walau beda jenis obatnya.
Snowy terkekeh geli membayangkan ekspresi suaminya nanti malam. "Pasti Kak Esa sayang mau cobain lagi deh...," gumamnya.
Snowy mendadak diam di tempat. Mahesa baru sampai kantor X-meria dengan motor gedenya.
Snowy naik setelah pria itu memasangkan helm di kepalanya, bahkan menarik kedua tangan mungilnya agar memeluk.
Snowy bisa saja naik mobil karena ayahnya punya banyak sekali sopir. Tapi, dia lebih suka dijemput Mahesa dengan motor saja.
Meski kesal, marah, benci, entah kenapa ada sesuatu hal yang mengikatnya pada kebiasaan ini. Terbiasa, diantar jemput motor Mahesa.
Sempat Mahesa menawarkan makan di fine dining, dan Snowy menolaknya. Sampai tiba di penthouse, seperti biasanya Mahesa dan Snowy bergantian mandi.
Gadis itu makan malam hanya dengan salad buah saja karena program dietnya. Makanan di rumah ini tak ada yang dibuat di rumah, Mahesa dan Snowy memesan makanan langsung dari jasa penghitungan kalori.
Melihat Snowy diet lagi, Mahesa hanya bisa menghela napas pendek, istrinya benar-benar mengidap Anoreksia nervosa rupanya.
Di mana penderitanya terobsesi memiliki tubuh yang kurus, memiliki rasa takut terhadap kenaikan berat badan, juga memiliki persepsi yang salah mengenai itu.
"Kamu tahu? Kamu makin cantik setelah gemuk, jadi makan normal lagi saja." Mahesa teringat ucapan Gland yang bilang 'wanita itu hanya butuh satu dari lelaki yaitu pujian'.
Mahesa berharap dengan memuji kelebihan Snowy, istrinya bisa mengubah pola pikirnya tentang berat tubuhnya. Definisi cantik tidak harus kurus bukan?
Snowy diam saja, dia mencuci tangan setelah selesai makan malamnya. Mahesa yang baru selesai menghabiskan nasi rendang, pria itu meneguk jus jeruk miliknya.
Mahesa juga menyusul Snowy ke wastafel untuk mencuci tangannya. Di sudut kabinet, Snowy melipat kedua tangan sambil senyum senyum tak jelas menatapi Mahesa.
"Kenapa?" Mahesa melirik sipit ke arah istrinya, dia juga mengibaskan dua tangan yang baru saja dicucinya.
Mahesa mengusap tengkuknya penuh dengan penekanan, baru saja dia merasai sesuatu yang aneh di sekujur tubuhnya.
Jantung berdebar cukup kencang setelah makan, ini benar-benar tidak dimengerti sama sekali oleh nalarnya. Mahesa reflek membuka kancing kemeja putih big size miliknya karena hawa panas yang tiba-tiba melandanya.
Bahkan, Mahesa membuka kemejanya, hanya menyisakan singlet hitamnya saja. Dia lempar sembarang baju putih kesayangannya.
"Ngapain ngeliatin begitu?" Sebelah wajah Mahesa mengernyit, bibir bawahnya lantas ia gigit. Bukan untuk menggoda, semua itu hanya demi mengurangi rasa aneh di dirinya.
Snowy tersenyum menang. "Kak Esa tahu, apa yang Kak Esa minum barusan?"
"Apa memangnya?" Mahesa mendadak melotot, dia sedikitnya mulai curiga pada ucapan Snowy.
Snowy menyengir lebih lebar. "Resep racikan ramuan herbal dari Mommy nya Kak Roland."
"What?!" Mahesa mendelik penuh. Belum sempat dia menarik tangan gadis itu, Snow sudah berlari menjauhinya. "Snow!" teriaknya.
"Rasain!"
Snowy masuk ke dalam kamar, lalu kemudian menguncinya. Kemarin dia sengaja merengek meminta ramuan herbal dari Mommy Nabila, khusus untuk suaminya yang pabrik es.
"Buka Snow!" gedor Mahesa.
"Nggak mau!" Snowy berteriak dari dalam.
"Ah!" Mahesa mendesah, tiba-tiba saja miliknya berdenyut denyut yang padahal tanpa dikehendaki olehnya sendiri.
Mahesa terus menggedor pintu kamarnya, ini tidak lucu sama sekali. "Kamu tahu resikonya obat ini apa hah?!" pekiknya.
"Tahu, makanya nggak usah masuk! Snowy nggak mau kamu masuk sebelum reaksi ramuannya hilang!" teriak Snowy.
"Sial!" Mahesa mengumpat karena miliknya mulai sakit saking kerasnya. "Buka atau aku dobrak, Snow?!" ancamnya.
"Pokoknya nggak boleh masuk! Main sonoh sama sofa! Itu akibatnya kalo main-main sama Snow, ngerti!" Snowy tertawa renyah dari dalam sana.
"Jangan nyesel kalo aku bisa masuk, Snow!"