dibaca aja ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun juntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia yang berubah
Ketika Arka dan Maya keluar dari dunia istana cahaya, mereka mendapati diri mereka berdiri di tempat di mana perjalanan ini pertama kali dimulai—hutan yang sunyi dengan pepohonan besar yang menjulang tinggi. Namun, ada sesuatu yang berbeda. Langit tidak lagi biru cerah seperti biasanya, melainkan berwarna keemasan, seolah terpantul cahaya dari bola yang kini berada dalam genggaman Arka.
“Kita... kembali?” Maya bertanya, memandang sekeliling dengan bingung. “Tapi ini tidak sama seperti sebelum nya.”
Arka menggenggam bola cahaya itu erat-erat. “Aku rasa ini bukan hanya tentang kembali. Dunia kita telah berubah.”
Di kejauhan, terdengar suara gemuruh, seperti bumi yang berguncang. Maya segera berlari ke arah sebuah tebing, yang memberi nya pandangan luas ke dataran di bawah. Di sana, mereka melihat sesuatu yang tidak pernah ada sebelum nya reruntuhan besar yang tampak nya baru muncul dari bawah tanah.
“Itu...” Maya menatap Arka. “Itu tidak ada sebelum nya, kan?”
Arka mengangguk, matanya tajam mengamati reruntuhan itu. “Aku yakin tidak. Sesuatu telah terjadi. Dunia ini terhubung dengan dunia yang kita tinggal kan.”
---
Rahasia Reruntuhan
Tanpa membuang waktu, mereka memutuskan untuk menuju ke reruntuhan itu. Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan penduduk desa yang tampak bingung dan ketakutan.
“Tanah ini retak semalam,” kata seorang pria tua dengan wajah penuh kerut. “Kami tidak tahu dari mana bangunan itu berasal. Tapi ada suara-suara aneh, seperti bisikan, keluar dari dalam nya.”
“Bisikan?” Maya bertanya, merasa bulu kuduk nya berdiri.
Pria itu mengangguk. “Ya, seperti suara orang yang mencoba memberi peringatan. Tetapi tidak ada yang berani mendekat.”
Arka dan Maya saling pandang. Mereka tahu bahwa ini bukan kebetulan. Semua ini terkait dengan perjalanan mereka ke dunia lain.
Ketika mereka tiba di reruntuhan, suasana di sekitar nya terasa berat. Udara di sana dingin, dan ada aroma logam yang menyengat. Di tengah reruntuhan, ada sebuah pintu batu besar yang dihiasi dengan simbol-simbol aneh, mirip dengan yang ada di peta mereka sebelum nya.
“Ini jelas bukan dari dunia kita,” kata Arka, mengamati ukiran di pintu itu.
Maya melangkah maju, menyentuh salah satu simbol. “Apa kau pikir kita harus masuk?”
Sebelum Arka bisa menjawab, bola cahaya di tangan nya mulai bersinar terang, memancar kan cahaya ke arah pintu. Suara mekanis terdengar, dan pintu itu mulai terbuka perlahan. Di balik pintu, sebuah lorong gelap menanti mereka, dengan tangga yang seolah turun jauh ke dalam tanah.
“Ini pasti membawa kita ke sesuatu,” kata Arka, mengambil langkah pertama dengan hati-hati.
“Dan sesuatu itu bisa saja tidak bersahabat,” tambah Maya, mengikuti nya.
---
Di Dalam Reruntuhan
Lorong itu terasa semakin dingin seiring mereka melangkah lebih dalam. Dinding nya di penuhi dengan ukiran-ukiran yang menggambar kan pemandangan dunia lain—pegunungan, lautan, dan makhluk-makhluk aneh yang terlihat seperti penghuni dunia cahaya.
“Lihat ini,” kata Maya, menunjuk ke salah satu ukiran. “Bukan kah ini mirip dengan naga yang kita lawan di istana?”
Arka mengangguk. “Aku rasa ini adalah cerita dari dunia itu. Mungkin dunia kita dan dunia itu saling terkait sejak lama.”
Mereka terus berjalan hingga tiba di sebuah ruangan besar yang diterangi oleh obor-obor biru. Di tengah ruangan, ada altar dengan sebuah benda melayang di atas nya sebuah artefak berbentuk cincin besar yang terbuat dari logam hitam. Cincin itu memancarkan energi gelap yang terasa menekan.
“Ini… terasa salah,” Maya berkata pelan, mengambil langkah mundur.
Namun, sebelum mereka bisa memutuskan apa yang harus dilakukan, bayangan gelap muncul dari sudut ruangan. Sosok itu tidak berbentuk, hanya kabut hitam yang bergerak perlahan, tetapi aura nya membuat mereka merasa tercekik.
“Kalian membawa cahaya Kebenaran ke sini,” suara berat terdengar dari kabut itu. “Dan kini, kalian harus membayar nya.”
Arka melangkah maju, mengangkat bola cahaya. “Kami tidak takut pada mu. Apa pun yang kau sembunyi kan di sini, kami akan menghentikan nya.”
Kabut itu tertawa, suara dingin nya menggema di seluruh ruangan. “Kalian tidak tahu apa yang telah kalian bawa. Cahaya itu adalah kunci, tetapi juga kutukan. Dunia kalian kini akan menjadi medan perang.”
Maya menatap Arka dengan panik. “Medan perang? Apa maksud nya?”
Kabut itu tidak menjawab, tetapi mulai menyerang mereka dengan bayangan yang bergerak cepat. Arka dan Maya berusaha menghindar, tetapi energi dari kabut itu terasa terlalu kuat. Bola cahaya di tangan Arka mulai bersinar lebih terang, dan cahaya itu tampak nya mengusir kabut, meski hanya sementara.
“Kita harus menghancur kan artefak itu!” seru Arka.
Maya mengangguk. “Aku akan mengalih kan perhatian nya. Kau fokus ke artefaknya.”
Dengan keberanian, Maya berlari mengelilingi ruangan, memancing kabut untuk mengejar nya. Sementara itu, Arka mendekati altar dan mengarah kan bola cahaya ke cincin hitam itu.
Ketika cahaya menyentuh artefak, ruangan itu mulai bergetar hebat. Kabut hitam meraung keras, tampak kesakitan.
“Tidak!” kabut itu berteriak.
“Kalian tidak tahu apa yang kalian lakukan! Menghancurkan itu akan membuka pintu ke kegelapan yang lebih besar!”
Arka tidak peduli. Dengan kekuatan terakhir nya, dia memusatkan cahaya ke artefak, dan seketika cincin itu hancur menjadi debu.
---
**Kebangkitan Dunia Baru**
Ketika artefak itu hancur, ruangan tersebut mulai runtuh. Arka segera berlari ke arah Maya, menarik nya keluar dari reruntuhan sebelum semua nya ambruk.
Di luar, mereka melihat langit kembali berubah. Warna keemasan menghilang, diganti kan oleh warna merah darah. Angin bertiup kencang, membawa suara-suara aneh yang membuat bulu kuduk mereka berdiri.
“Arka...” Maya berkata dengan suara gemetar. “Apa yang telah kita lakukan?”
Arka menatap bola cahaya yang kini mulai memudar di tangan nya. “Kita mungkin telah menghancurkan sesuatu yang salah. Tapi apa pun yang terjadi, kita harus memperbaiki nya.”
Di kejauhan, mereka melihat makhluk-makhluk besar muncul dari tanah, seperti raksasa yang baru bangkit dari tidur panjang mereka. Dunia mereka kini telah berubah dan tantangan baru yang jauh lebih besar sedang menunggu mereka.
Bersambung...