Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
Mereka berdua melangkah, meninggalkan tatapan kagum para karyawan yang masih terpaku melihat kecantikan Sabrina yang baru saja terungkap.
Selama perjalanan menuju Restoran, Reyhan sering kali mencuri pandang kearah Sabrina, tentu saja dengan perasaan gugup dan jantung berdebar, wanita itu terlihat sibuk dengan ponselnya, Reyhan yakin bahwa Sabrina sedang mengurus pekerjaan karna mendengar beberapa nama atasan yang Reyhan kenal.
Mereka tiba di restoran yang Sabrina ingin.
"Kau ingin pesan apa???, tanya kedua duanya saat melihat buku menu, hal itu membuat keduanya terkejut dan salah tingkah, Reyhan beberapa kali berdehem dan menyibukan diri membuka buku menu, begitu juga Sabrina, entah mengapa ia merasa panas di wajahnya.
"Samakan saja denganya" ucap Reyhan pada waiters.
"Tenang saja aku tidak punya alergi terhadap makanan, jadi aman" lanjut Reyhan saat Sabrina menatapnya heran.
Sabrina kemudian memesan menu makanan di restoran tersebut, selama menunggu makanan datang kecanggungan melanda mereka berdua, baik Reyhan dan Sabrina menjadi bingung dang blank tidak bisa mencari topik untuk memlai pembicaraan, itu semua karna hubungan mereka yang begitu sangat mendadak.
"Mengapa kau merubah gaya tampilanmu?" Tanya Reyhan memulai pembicaraan.
"Karna aku ingin, apa aku terlihat aneh??" Tanya Sabrina dengan gelisah.
"Tidak ada yang aneh, mungkin saja karna belum terbiasa" jawab Reyhan, Sabrina mendesah lega.
"Ternyata Restoran ini ramai juga, aku sering lewat namun dari depan tampak sepi"
Reyhan memulai pembicaraan tentang hal hal ringan saat pelayan datang membawa pesanan mereka, karna jujur saja Reyhan tidak tahan dengan situasi yang canggung ini.
siapapun akan merasakan hal sama seperti dirinya, wanita yang saat ini duduk bersamanya adalah atasanya yang mana semua karyawan segan pada Sabrina, namun saat ini ia dan Sabrina adalah sepasang kekasih, hal canggungpun tak bisa di hindari oleh Reyhan.
"Restoran ini memang tampak sepi dari luar, mungkin karna mobil mobil lebih suka parkir di basement daripada parkir di halaman depan" ucap Sabrina, Reyhan mengangguk paham.
"Apa kau sering datang kemari??
"Lumayan sering bersama Amanda, dia yang merekomendasikan restoran ini padaku"
"Oh begitu" ucap Reyhan terus mencoba menarik pembicaraan agar menghilangkan kecanggungan diantara mereka.
Seperti kemarin Reyhan kembali mengantar Sabrina pulang kerumahnya.
"Apa ada acara mengapa halaman rumahmu banyak mobil??" Tanya Reyhan
"Oh itu aku tidak tahu, mungkin teman teman daddy sperti biasa datang untuk main" jawan Sabrina.
"Thankyou Reyhan, hati hati di jalan" ucap Sabrina saat sudah keluar dari mobil Reyhan.
"Sabrina tunggu" ucap Reyhan dengan ragu ragu saat Sabrina akan berjalan.
"Ya??" Tanya Sabrina
"Emm.,.
"Ada apa Reyhan??" Tanya Sabrina penasaran.
"Aku lupa mengatakan, kau hari ini sangat cantik" ucap Reyhan dengan tulus seketika membuat pipi Sabrina bersemu merah.
"Terimakasih Reyhan" ucap Sabrina dengan salah tingkah. Reyhan pamit pergi sekali lagi pada Sabrina. Jantung Sabrina berdebar kencang mendapat pujian dari Reyhan, matanya tak lepas mengamati mobil Reyhan yang melaju menjauh pergi.
Saat kembali menuju dalam rumah, Sabrina melirik sinis mobil mobil itu karna Sabrina tahu siapa pemilik mobil mobil itu semuanya.
Sabrina membuka pintu rumahnya dengan lelah setelah seharian bekerja,tidak terkejut lagi melihat keadaan di dalam rumah yang sangat ramai. Ternyata Lisa, sedang merayakan ulang tahunnya dengan meriah. Tak hanya itu, Sabrina melihat kekasih Lisa, Niko, juga hadir bersama keluarganya.
Semua orang di dalam ruangan terpana saat melihat penampilan baru Sabrina yang sangat cantik. Rambutnya yang sebelumnya kucir kini tergerai indah dengan model baru, dan wajahnya yang biasa tampak cupu kini berkilau bak bintang. Ibu Niko yang dikenal sangat kritis pun terang-terangan memuji kecantikan Sabrina,
"Sabrina, kamu sungguh cantik sekali malam ini. Tak terbayangkan sebelumnya."
Sabrina hanya tersenyum kecil pada orang-orang yang sebelumnya tak pernah menghargainya. Dia masih ingat bagaimana dulu dirinya dan Niko dijodohkan oleh kedua keluarga, namun Niko memilih Lisa karena tak suka pada Sabrina yang dianggap cupu. Tak satupun dari mereka yang pernah membayangkan Sabrina akan berubah seindah ini.
Malam itu, Sabrina melangkah dengan anggunnya, menyapa tamu-tamu yang hadir, lebih tepatnya keluarga besar Niko, dengan senyuman tipisnya. Dalam hatinya, Sabrina merasa puas melihat ekspresi terkejut dan kagum dari mereka yang pernah meremehkannya, termasuk Niko yang kini terlihat gelisah dan penasaran. Namun, Sabrina tahu bahwa ia tak ingin kembali pada masa lalunya, dan hari ini adalah awal dari kehidupan barunya yang lebih percaya diri.
Lisa yang melihat Sabrina memjadi pusat perhatian menelan kekesalan. Terlebih calon ibu mertuanya mengajak Sabrina berbincang.
"Sabrina ayo duduklah, tante ingin mendengar kabar mu" ucap ibu Niko.
"Maaf tante kekasihku menghubungiku, aku tinggal untuk mengangkatnya" ucap Sabrina yang malas berbasa basi, beruntunglah ponseljya berdering dan tertera nama Reyhan di kayar, sebuah pertolongan bagi Sabrina saat ini.
Reyhan menghubungi Sabrina karna melihat barang Sabrina yang tertinggal di jok mobilnya.
"Hai ada apa Reyhan?, apa terjadi sesuatu?" Tanya Sabrina gelisah pasalnya ia yakin Reyhan masih di perjalanan.
"Tidak, aku baik baik saja, tapi mungkin hal buruk untukmu" jawan Reyhan.
"Ada apa??
"Coba kau periksa isi tasmu apa ada yang kurang?" Tanya Reyhan membiat Sabrina bingung.
"Wait, aku akan mengeceknya" ucap Sabrina membuka tasnya kembali, mencari sesuatu yang kurang.
"Aku tidak menemukan buku agendaku, apakah tertinggal di mobilmu??"
"Ya, aku menemukanya terjatuh di bawah"
"Hhhh syukurlah, aku bisa mati di cekik Amanda jika buku itu hilang" ucap Sabrina mendesah lega, Reyhan terkekeh mendengar ucapan Sabrina yang lucu
"Aku tak sengaja menjatuhkanya saat mengambil ponselku, terimakasih Reyhan" lanjut Sabrina dengan begitu lega.
"Apa buku ini sangat penting, aku bisa mengantarkanya sekarang juga" ucap Reyhan menawarkan
"Tak perlu, ini sudah malam, kau bisa mengantarkanya besok saja saat di kantor" tolak Sabrina tak enak merepotkan Reyhan.
"Baiklah kalau begitu aku akan membawanya besok ke mejamu"
"Terimakasih Reyhan, aku membuatmu repot, apa kau masih menyetir??
"No Sabrina aku sama sekali tidak merasa di repotkan, aku sedang berhenti di tepi jalan, menunggu barang kali kau ingin buku ini kembali sekarang juga".
"Bagus kau harus berhenti menyetir saat sedang bermain ponsel, tidak perlu sekarang juga, baiklah hati hati di jalan Reyhan"
"Oke see you Sabrina" balas Reyhan menutup sambungan.
Sabrina menghempaskan tubuhnya keranjang sambil memeluk ponselnya, entah mengapa mengobrol dengan Reyhan membuat moodnya yang tadi buruk menjadi lebih baik.
Pikiran Selena menerawang tentang apa saja yang terjadi pada dirinya di hari ini. Ia kemudian beranjak menuju cermin besar, memperhatikan tampilan dirinya yang seratus persen telah berubah. Ia masih tak percaya bahwa pantulan yang ada di hadapanya adalah dirinya, selama ini Sabrina tak terlalu mementingkan penampilanya, baginya selagi ia nyaman mengapa harus berganti Fashion sesuai jaman.
Namun mulai hari ini ia akan mengubahnya, membuat semua orang orang yang pernah membully dan mengejeknya menyesal, inilah Sabrina yang sesungguhnya ia akan menjadi wanita yang di idamkan para pria.
Sabrina bertekad membuat ibu dan saudara tirinya tak punya celah lagi untuk menindas dirinya, dan Sabrina trntu sampai kapanpun tidak akan pernah membiarkan mereka menikmati kekayaan mendiang sang ibu.
"Selamat datang Sabrina" ucap Sabrina tersenyum pada bayangan dirinya.
Sementara di ruang lain, para keluargan Niko masih tidak percaya dengan penampilan Sabrina yang berubah sangat cantik, mereka semua memuji kecantikan Sabrina yang selama ini tersembunyi.
"Aku tidak menyangka bahwa wajah Sabrina sangat Cantik Hans" ucap ibu Niko pada ayah Selena.
"Sabrina memang cantik hanya saja selama ini dia lebih suka mengenakan pakaian yang tidak trend jawab Hans.
"Tampilan nya kali menunjukan bahwa dia benar benar wanita independen yang bervalue tinggi"
"Dia mewarisi wajah ibu nya, aku juga terkejut melihat dia berpenampilan seperti itu" ucap Hans teringat tentang mendiang istrinya yang telah tiada.
Sonia dan Lisa yang mendengar itu semakin di buat Jengkel dan marah, ia tidak terima semua pujian dan pusat perhatian tertuju pada Sabrina.
"Jadi kapan Lisa dan Niko bertunangan, mereka sudah terlalu lama untuk pacaran" ucap Sonia mengalihkan pembicaraan.
"Aku terserah anaku saja Sonia, bagaimanapun Niko yang menjalani"
"Sayang kapan kita bertunangan?? Tanya Lisa membuat Niko tersentak dan gelagapan.
"Kita nunggu waktu yang tepat saja Lisa" jawab Niko dengan senyum.
"Tapi kapan, kita sudah berpacaran lama" rengek Lisa memeluk lemgan Niko.
"Tunggulah, aku sedang sibuk mempersiapkan perusahaan baru, aku ingin semua selesai dulu agar bisa fokus padamu" ucap Niko.
"Wow kau membuat perusahaan baru?" Tanya Sonia dengan mata berbinar.
"Benar tante, saat ini sedang aku dan papah siapkan"
"Semoga usahamu semakin berkembang Niko, dan untuk Lisa kau harus bersabar sebentar lagi, tunggu saat Niko sudah menyelesaikan semuanya, sebelum fokus padamu" ucap Sonia.
"Tapi mom, aku sangat mencintai Niko, aku ingin segera bertunangan denganya" ucap Lisa dengan rengekanya.
"Sabar sebentar lagi sayang" ucap Sonia dengan senyum pada sang putri.