Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Tidak bisa melarikan diri
Sementara di depan pintu masuk, saat ini Kimberly baru saja tiba, berdiri di sana sambil menatap beberapa orang yang juga baru tiba.
Dia berpikir jika dia bertemu Tiara di depan, maka dia tidak perlu masuk ke dalam acara itu sehingga terus berdiri di sana menunggu kedatangan Tiara.
Tetapi sebelum Tiara datang, dua orang perempuan yang mengenali Kimberly pun langsung menghampiri Kimberly.
"Hei Kimberly," ucap salah seorang perempuan dengan begitu akrabnya.
Kimberly mengangkat sebelah alisnya menatap kedatangan dua perempuan itu, Mereka berdua adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sering memperlakukannya dengan tidak baik sewaktu sekolah dulu, tetapi sekarang keduanya bersikap baik dan sok akrab padanya?
"Kenapa belum masuk? Ayo kita masuk bersama-sama," ucap perempuan yang lain sambil tersenyum indah.
"Masuklah dulu, aku masih menunggu seseorang," kata Kimberly masih menatap ke arah kedatangan tamu.
"Kasihan kalau kau berdiri seorang diri saja di sini, kami akan menemanimu, iya kan Kintan?"
"Ya, Ayo kita temani dia," ucap Kintan kini berbaris bersama Kimberly membelakangi dinding.
Kimberly merasa tidak nyaman dengan kehadiran 2 perempuan itu, namun dia tetap diam saja dan membiarkan mereka berdua.
Setelah beberapa menit berdiri, perempuan yang berdiri di tengah berkata, "aku dengar kau memegang jabatan yang tinggi di world cooperation?"
"Tidak setinggi itu," jawab Kimberly dengan santai, tatapannya masih tertuju ke arah pintu masuk dan melihat satu persatu orang yang datang.
"Ah,,, Apakah di sana ada lowongan? Perusahaan yang kutempati bekerja sekarang sedang tidak terlalu baik, aku pikir jika aku bisa masuk ke world cooperation maka akan lebih baik untuk karirku di masa depan," kata Sang Perempuan.
"Aku bukan HRD," jawab Kimberly dengan nada suara yang datar.
"Ah,," Sang Perempuan tersenyum kikuk, "tapi setidaknya kau memiliki kenalan di sana kan? Hubungi aku jika ada lowongan pekerjaan ya?" Sang Perempuan mengulurkan sebuah kartu nama.
Kimberly menatap sesaat kartu nama itu sebelum mengambilnya dan menyimpannya.
"Ngomong-ngomong Siapa yang kau tunggu?" Perempuan bernama Kintan bertanya.
"Kau pasti menunggu Tiara kan?" Perempuan yang berdiri di tengah bertanya.
"Ah,, Tiara, Bukankah minggu lalu dia mengatakan di grup kalau dia tidak jadi datang karena jadwal mendadaknya?" Ucap Kintan membuat Kimberly langsung menatap sang perempuan dengan ekspresi penuh tanya.
"Kau bilang minggu lalu?" Tanya Kimberly.
"Ya, lihat ini. Karena kau sudah keluar dari grup 3 tahun yang lalu, jadi kau mungkin tidak mengetahuinya," Sang Perempuan menunjukkan layar ponselnya membuat Kimberly mengerutkan keningnya.
"Ah,, Terima kasih sudah memberitahuku. Kalian masuklah, aku mau ke toilet sebentar," ucap Kimberly segera melangkah menjauhi kedua perempuan di sana, hendak melarikan diri dari acara itu.
Tetapi sebelum beberapa langkah tercipta oleh kedua kakinya, suara dari belakang menghentikan langkahnya.
"Kakak!" Berlian berlari menghampiri Kimberly dan langsung memegang tangan Kimberly dengan erat.
"Kau baru datang? Semua orang sudah menunggumu, ayo kita masuk!" Ucap Berlian dengan suara penuh semangat.
Beberapa perempuan mengikut di belakang Berlian kini bergabung dengan mereka, "lama tidak bertemu Kimberly."
"Kau jadi jauh lebih cantik sejak terakhir kali kita bertemunya, Ayo masuk sekarang, acaranya akan segera dimulai," kata perempuan yang lain.
"Ayo Kak," ucap Berlian langsung menarik lengan Kimberly untuk melangkah bersamanya.
Perempuan yang tadi meminta lowongan pekerjaan pada Kimberly pun ikut memegangi lengan sebelah Kimberly hingga Kimberly tidak bisa melakukan apa-apa untuk lepas dari mereka.
Lagi pula saat itu, orang-orang memandangi mereka, dan salah seorang klien yang pernah ditangani oleh Kimberly pun tampak berada di sana melemparkan senyuman pada Kimberly sehingga Kimberly hanya bisa mengangguk sebagai jawaban dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
Tetapi tidak disadari Kimberly saat itu, dua perempuan yang mengikut di belakang mereka saling memberi tatapan jenaka.