NovelToon NovelToon
Kesayangan Sang CASANOVA

Kesayangan Sang CASANOVA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Romansa
Popularitas:39.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rifani

Apa jadinya ketika seorang mantan Casanova jatuh cinta pada seorang gadis yang polosnya tingkat dewa?

"Kau tahu tidak apa artinya cinta?"

"Tahu,"

"Apa?"

"Kasih sayang dari orangtua pada anak mereka."

Jleebb

Akan bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Mampukah seorang CIO MORIGAN STOLLER menaklukkan hati sang pujaan hati yang terlalu lambat menyadari perasaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~ 16

Andreas memperhatikan layar monitor yang tengah menampilkan dua orang yang dikenalnya. Elil dan Cio, mereka terlihat nyaman menikmati cemilan sembari duduk di tangga darurat. Ini hal yang sangat langka. Dan Andreas yakin para sepupunya akan merasa sangat terhibur jika bisa menyaksikan hal langka tersebut.

"Apa sekarang Casanova itu sudah bertobat?" ujar Andreas sambil meng*lum senyum. "Tak disangka penjahat k*lamin seperti dia akan tunduk pada pesona gadis polos seperti Elil. Benar-benar diluar prediksi,"

Cio yang sedang asik bercanda dengan Elil, tiba-tiba saja tersedak makanan. Dia lalu menggerutu dalam hati, yakin ada yang sedang membicarakannya.

"Pasti Yas," gumam Cio seraya menatap ke arah CCTV. Iseng, dia mengacungkan jari tengah ke sana. "Awas saja kalau dia berani menyebarkan videoku dengan Elil ke grup keluarga. Tak akan ku biarkan dia bisa bernapas dengan tenang."

"Kau sedang bicara dengan siapa, Cio?"

Elil melihat ke sana kemari. Hanya ada mereka berdua di sana. Mungkinkah Cio sedang bicara dengan makhluk gaib? Seram sekali.

"Cemilannya enak tidak?" tanya Cio mengalihkan pembicaraan. Malas sekali jika harus menjelaskan. Pasti pertanyaan Elil akan semakin panjang dan nyeleneh.

"Enak. Enak sekali malah jawab," jawab Elil dengan gembira.

"Besok aku belikan lagi mau tidak?"

"Dibelikan lagi? Memangnya kau masih punya uang?"

(Tentu saja aku punya, Elil. Astaga. Kapan sih kau sadar kalau aku ini pria kaya? Jangankan membelikan cemilan setiap hari, sekalian membeli gerobaknya saja aku mampu. Semiskin itu ya aku di matamu?)

Wajah Cio sangat tidak enak dipandang setelah Elil bertanya seperti itu. Ingin marah, tapi dia sadar hanya akan percuma. Sebenarnya dibalik kekesalan yang sering terjadi, Cio merasa senang karena akhirnya ada perempuan yang mau mengenalnya tanpa memandang harta. Namun, dia tak menyangka akan dianggap sampai serendah ini. Pengangguranlah, tidak punya uanglah. Saking senangnya Cio sampai tak bisa berkata-kata.

"Oya, Cio. Pagi tadi aku sudah menanyakan pada Tuan Andreas apakah di sini ada lowongan pekerjaan atau tidak. Dan katanya ada. Ini kesempatanmu untuk melamar kerja. Temuilah beliau dan katakan kalau kau ingin melamar," ucap Elil sungguh-sungguh.

Uhuk uhuk uhuk

Cemilan yang baru saja Cio telan keluar lewat lubang hidung saat dia tersedak begitu mendengar ucapan Elil yang maha dahsyat. Sungguh, tidak bisakah gadis ini jangan membuatnya jantungan? Nyawanya cuman satu, tidak lucu kalau dia harus mati karena terkejut.

"Duhh, makan begini saja kau bisa sampai tersedak. Hati-hati. Walau pun pengangguran, orang tuamu pasti akan merasa kehilangan kalau kau mati sekarang,"

"Elil?"

"Iya kenapa? Mau minum ya? Sebentar, aku ambilkan dulu," ucap Elil kemudian bersiap untuk bangun dan pergi mengambil air minum di dapur.

Sreettt

"Akhhhh!"

Sentakan tangan Cio membuat Elil jatuh terduduk di pangkuannya. Mereka berpandangan dalam diam, terkunci oleh satu pesona yang hanya Cio yang bisa merasakan.

"Cantik,"

"Namanya juga perempuan, wajar kalau cantik. Akukan tidak punya batang,"

"Bisa tidak jangan merusak suasana?"

"Bisa,"

"Kalau begitu diam saja ya?"

Elil mengangguk patuh. Semakin lama rasanya jadi semakin aneh. Seperti ada kepala ular yang mengganjal di bawah bokongnya. Tetapi karena Cio memintanya untuk diam, Elil berusaha mengesampingkan rasa penasaran tersebut.

"Wajahmu adalah pahatan paling sempurna yang pernah ku lihat. Aku suka bentuk hidung dan bibirmu. Mereka terlihat sangat indah," ucap Cio terang-terangan memuji. Pesona gadis ini bagaikan sihir yang membuatnya kehilangan akal sehat. Cio sadar Elil tidak akan memahami pujiannya, tapi entah mengapa dia ingin tetap mengatakan hal tersebut. Terlalu sayang jika keindahan ini tidak diungkapkan dengan kata-kata.

"Apa kau bisa melihat wajah ibuku di wajah ini?"

"Kalian mirip?"

"Tidak juga sih,"

"Kalau tidak mirip kenapa bertanya seperti itu?"

"Karena ... karena apa ya? Entahlah, aku juga bingung."

Untuk kali ini Cio tak merasa kesal. Pikirannya sedang sibuk mengagumi maha karya Tuhan yang sangat luar biasa indah. Dengan gerakan yang sangat lembut dia membelai satu demi satu keindahan yang tercetak di wajah Elil. Dan ketika tangannya sampai di bibir ranum gadis ini, Cio tanpa sadar memajukan wajah.

"Ih, mau apa kau?" kaget Elil seraya mendorong wajah Cio dengan tangannya.

"Menciummu boleh?" aku Cio dengan jujur.

"Tidak-tidak. Ilona bilang hanya mereka yang berpacaran yang boleh berbagi ciuman. Kitakan teman, jadi tidak boleh ya,"

"Kita bahkan pernah melakukan lebih dari sekedar ciuman. Lupa?"

"Melakukan apa?"

"Bercinta."

"Ngawur. Kita ini teman, mana mungkin bercinta. Aneh sekali kata-katamu."

"Jadi kau tidak percaya?"

"Tentu saja tidak. Kau bicara tanpa ada bukti. Bagaimana aku akan percaya?"

Ya Tuhan. Kali ini Cio benar-benar kehabisan kata. Tak sanggup lagi dia menjelaskan pada gadis ini kalau mereka itu pernah berbagi peluh bersama. Sudah sejauh ini Elil masih belum sadar kalau mereka pernah bercinta dengan penuh gelora? Astaga. Adakah manusia yang tingkat kepolosan dan kebodohannya melebihi gadis ini?

"Cio, sepertinya di dalam celanamu ada ular. Sejak tadi ular itu terus bergerak dan ingin mematuk bokongku. Coba kau periksa," ucap Elil mulai tak nyaman dengan keberadaan ular yang bersembunyi dibalik celana Cio.

"Biarkan saja. Ular itu memang tinggal di sana," sahut Cio malas.

"Jadi kau memelihara ular ya?"

"Iya. Dan ularku sangat ingin mematuk dirimu. Boleh tidak?"

Elil bergidik takut membayangkan bokongnya dipatuk ular. Tak mau mengambil resiko, dengan gerakan yang sangat cepat dia beranjak dari pangkuan Cio kemudian menatap gundukan besar yang membuatnya merasa tak nyaman.

"Sudahlah, lebih baik aku pulang saja. Terlalu lama bicara denganmu membuat kepalaku menjadi sakit. Ularku juga tidak mau tidur gara-gara tertarik padamu," Cio berdiri. Ditatapnya lekat gadis yang sedang terfokus pada gundukan juniornya. Tanpa sadar Cio tersenyum. "Segera beritahu aku kalau kau begitu ingin melihat ular peliharaanku. Dengan senang hati aku akan menunjukkan,"

"Ih seram sekali. Apa untungnya aku melihat ular peliharaanmu. Tidak mau,"

"Kau bisa ketagihan nanti."

"Hah? Ketagihan?"

"Iya. Selain pandai mematuk, ularku juga bisa membuatmu mend*sah keenakan. Mau coba tidak?"

Elil mendekat. Raut wajahnya menjelaskan betapa dia sangat penasaran akan apa yang Cio ucapkan.

"Ular jenis apa yang kau pelihara sampai bisa membuat orang mend*sah? Kok aku baru dengar ada ular yang seperti ini. Kau tidak sedang membohongiku 'kan?"

Tawa Cio hampir saja pecah melihat tampang Elil yang begitu penasaran. Andai saja gadis ini tahu siapa ular yang dia maksud, pasti tidak akan seantusias ini bertanya. Terkadang kepolosan Elil menghadirkan hiburan yang cukup menggelitik hati. Sudah tak sadar hilang keperawanan, sekarang malah penasaran pada benda yang telah merenggut kesuciannya. Lucu sekali.

"Aku pergi dulu. Nanti aku akan datang lagi menjemputmu. By,"

"Hati-hati ya," seru Elil sambil melambaikan tangan. Dia lalu termenung setelah Cio pergi. "Enak sekali ya menjadi anak orang kaya yang penganggur. Tak perlu repot-repot bekerja sudah ada yang menafkahi. Kapan ya ada yang mau menanggung kebutuhan hidupku? Aku juga ingin merasakan menjadi wanita kaya."

***

1
Aminah
ini novel kapan up nya lagi maak, aku Sampek tiap hari bolak balik intiiip...tapi GK up2
Nelly Pasaribu
up lagi makk
Fahmi Ardiansyah
Mak kok lama banget up nya aku udah gak sabar lihat ellil n CEO senam jantung
Aminah
kangen banget sama cerita kebucinan Cio ke Eliil maak,
kapan up maaak
Neneng Sumiati
kpn up lgi mak beresin satu2 ceritanya jgn ngegantung mak
Laili Dwi Agustina
Bern Renata juga ditamatkan??
Laili Dwi Agustina
mau tanya nih cerita cio-elil apakah cukup sampai di sini atau masih lanjut??
Eko Purnomo
singa betina udag tau. jadi gak mnkin juga biarin elil dalam bahaya
Eko Purnomo
bisa2 jadi manekin beneran nie juwita
Alexandra Juliana
Jgn lupa kelanjutan kisah Bern dan Flo, Mak..
Riski Inden
up dong mak
Laili Dwi Agustina
kapankah up lagi??
Aldirasyid Mputra
elil hati hati kamu
jangan keluyuran sendiri sendiri ada
👁️👁️ yang sedang mengintai dirimu
😳
Fahmi Ardiansyah
iya novelnya Karl n Ilona gabungkan aja Ama yg di sini biar Mak tambah mudah.
Fahmi Ardiansyah
sellu mendukungmu mak.tpi lanjutannya Mak selesaikan dulu biar cepat tamat n berkumpul di novel yg ini.
Fahmi Ardiansyah
oho Juwita jgn cari masalah di keluarga yg berhubungan grup Ma ya kmu akan hbis klu sampai elil kenapa 2.
Nur Adam
lnjut
TriAileen
novel Karl d lapak apa Mak
TriAileen: d lapak apa mak
Mak Rifani: Satu Malam Bersama CEO Arogan kak
total 2 replies
Entang Sukmawati
makin seru semoga elil segera mau nikah sama cio biar hidupnya aman
Diana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!