Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JIANG JIYUN MENGAMUK
Jiang Jiyun hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kekanakan Li Chen, entah kemana perginya sikap dingin dan acuh tak acuh nya, dia saat ini tidak lebih dari seekor kelinci imut.
"Li Chen! Apa kau marah?" tanya Jiang Jiyun sambil duduk di samping pemuda itu.
Li Chen menggelengkan kepalanya, "Tidak!"
Jiang Jiyun mendengus, "Kau berbohong!"
Li Chen melirik, dia melengkungkan senyuman tipis, namun mata pemuda itu terlihat kosong. "Tidak ada gunanya marah, Jiang Jiyun!"
"Benarkah?" tanya Jiang Jiyun sambil memiringkan kepalanya.
"Aku akan pergi ke sungai, lebih baik kamu segera makan, tidak perlu menungguku!" ucap Li Chen sambil meraih tongkat miliknya, dia bergegas pergi meninggalkan Jiang Jiyun yang terbengong-bengong sendiri.
'Ini? Apakah dia benar-benar marah padaku? Haiz! Li Chen! Kau benar-benar sangat kekanak-kanakan!'
Jiang Jiyun kembali ke sisi keluarganya, dia makan perlahan sambil sesekali melirik ke arah perginya Li Chen.
"Kakak ipar! Ada apa? Apakah kalian bertengkar?" tanya Li Yue, tatapan mata gadis itu di penuhi binar-binar rasa penasaran.
Jiang Jiyun menggelengkan kepala, "Tidak! Apakah kami terlihat seperti orang yang sedang bertengkar?"
Li Yue menghembuskan nafas panjang, "Kakak tertua terlihat sedih, ini tidak seperti biasanya."
Jiang Jiyun tersenyum lembut, "Jangan terlalu di pikirkan! Mungkin dia memiliki pemikiran sendiri. Cepat habiskan makanan kalian, sebelum para petugas memaksa kita untuk melanjutkan perjalanan!"
Semua orang kembali fokus, mereka makan dengan sangat lahap sambil sesekali meneguk air putih. Tak lama kemudian cambuk petugas kembali berbunyi, pertanda perjalanan akan segera dilanjutkan.
Jiang Jiyun kembali melirik, hingga saat ini Li Chen belum kembali. "Kalian berangkat dulu! Aku akan menyusul kakak laki-laki kalian!"
Setelah mengatakan itu, dia segera berjalan menuju sungai. Namun baru saja beberapa langkah, matanya langsung menajam, ada beberapa bercak darah di tanah, nampaknya seseorang baru saja melewati tempat itu dalam kondisi yang terluka.
"Li Chen!" panggil Jiang Jiyun, dia terus menyusuri jalan setapak hingga sampai di sungai, namun Li Chen tidak bisa di temukan di mana pun.
"Li Chen! Jangan menakutiku!" ucap Jiang Jiyun kembali, dia mulai merasa sangat khawatir.
Setelah beberapa saat, terdengar suara dingin dari seorang pria. "Tidak di sangka, seorang jenderal perang dari Dazhou hanya memiliki sedikit kemampuan. Kau bahkan tidak mampu untuk melawan pasukanku!"
Mata Jiang Jiyun langsung bersinar dingin, 'Pantas saja dia tidak kembali dari sungai! Mungkin dia takut orang-orang itu akan menyerang dan menyakiti keluarganya! Li Chen! Kenapa kau begitu bodoh? Menanggung segalanya sendirian!'
Swosh!
Dia melesat dengan kecepatan penuh dan langsung melepaskan beberapa anak panah dari lengan kanannya. "Kau berani menyentuhnya? Aku tidak akan pernah membiarkanmu mati dengan tubuh yang utuh!"
Mata Li Chen langsung melotot, ''Jiang Jiyun! Pergilah! Lindungi keluargaku!"
Jiang Jiyun mendengus, "Bagaimana mungkin aku membiarkanmu terluka di tangan mereka? Li Chen! Kau benar-benar tidak menganggap keberadaanku!"
Li Chen menggelengkan kepala, dia tidak memiliki banyak tenaga setelah terkena bius dari orang-orang yang menyergapnya di sungai. "Pergilah!''
Jiang Jiyun mengepalkan kedua tangannya, "Li Chen! Siapa yang memberimu hak untuk mengatakan omong kosong seperti itu? Aku masih istrimu!"
Tepat setelah kata-kata itu jatuh, tubuh Jiang Jiyun langsung melesat ke arah 10 orang pria berpakaian hitam, dia melemparkan belati beracun pada mereka.
"Kau berani menyakitinya? Aku tidak akan pernah melepaskan mu!" ucap Jiang Jiyun, matanya terlihat merah, dalam sekejap tubuhnya di selimuti aura membunuh yang sangat pekat, hingga hampir saja membuat orang-orang itu tercekik.
"Sial! Hati-hati! Gadis ini tidak biasa!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam memberi peringatan kepada rekan-rekannya.
Jleb!
Baru saja seseorang akan menjawab, belati kecil tiba-tiba saja menancap di tubuhnya dan langsung mengenai jantung. Jiang Jiyun kembali melayangkan serangan kepada pria yang lain, kedua tangan gadis itu telah dilengkapi dengan berbagai macam senjata, bahkan sepatu kain miliknya juga menyembunyikan beberapa jarum beracun yang bisa dilepaskan kapan saja.
"Sial! Bunuh gadis itu!" teriak salah seorang pria berpakaian hitam, namun tenggorokannya segera di cekik oleh sepasang tangan mungil Jiang Jiyun, hingga buat matanya melotot dan langsung terjatuh di atas tanah.
Bruk!
"Katakan padaku, siapa yang sudah berani menyiksanya?" ucap Jiang Jiyun, dia terus meraung sambil menebaskan pedang lembut yang terpasang di pinggang nya.
Li Chen terpaku, matanya memerah melihat amarah gadis itu. Dia tidak pernah menyangka jika Jiang Jiyun akan melindunginya seperti itu.
'Bodoh! Apa yang sudah aku lakukan? Aku seharusnya tidak menyeret Jiang Jiyun ke dalam masalah ku!'
Slash!
Pedang Jiang Jiyun langsung memotong tangan salah seorang pria, hingga membuat darah segar mengucur, pria itu menjerit kesakitan dan langsung ambruk di atas tanah sambil memegangi tangannya yang terluka.
"Katakan! Siapa yang telah mengirim kalian untuk menyakitinya?" teriak Jiang Jiyun sambil terus melepaskan serangan satu persatu. Dia berhasil merobohkan kesepuluh orang pria itu setelah 30 menit pertarungan.
"Masih tidak ingin berbicara? Maka aku akan melipat gandakan hukuman nya!" ucap Jiang Jiyun, dia mulai menggunakan tinjunya untuk menyerang pria-pria itu.
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Jiang Jiyun memperlakukan kedelapan orang pria yang terluka itu, seperti karung pasir. Hingga beberapa saat kemudian, tubuh mereka di penuhi dengan memar dan darah.
"Bagaimana? Masih tidak ingin berbicara?" tanya Jiang Jiyun, gadis itu tanpa ragu melukai wajah lawannya menggunakan belati. Hingga teriakan tajam kembali terdengar.
"Hentikan! Kau ingin membunuh kami?" tanya salah seorang pria, namun rahangnya segera terantuk batu akibat tendangan spontan dari kaki Jiang Jiyun.
"Apakah kalian masih berpikir bahwa aku seorang gadis bodoh? Karena kalian tidak bersedia untuk bekerja sama, maka aku juga tidak perlu menunjukkan belas kasihan." ucap Jiang Jiyun, tanpa ragu dia memutar kepala salah seorang pria hingga mati.
Kratak!
"Leher yang rapuh!" dengusnya sambil melemparkan tubuh pria mati itu ke tanah. Mata ketujuh pria berpakaian hitam saling berpandangan, mereka menatap ngeri ke arah Jiang Jiyun.
"Sial!"
Jiang Jiyun tidak menunda waktu lebih lama, dia segera membunuh ketujuh pria itu dengan ganas, kemudian kembali berjalan menuju Li Chen.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jiang Jiyun.
Li Chen tersenyum tipis, "Tidak apa-apa!"
Jiang Jiyun segera memeriksa kondisi Li Chen, matanya langsung memerah. "Kaisar anjing! Dia tidak hanya melupakan jasa militermu, tapi juga berencana untuk membunuhmu!"
Jiang Jiyun mengeluarkan obat, dia segera membuka mulut Li Chen dan memberikan perintah untuk menelannya. Gadis itu duduk, dia mengeluarkan beberapa peralatan medis dan langsung memberikan perawatan terbaik.
Li Chen menghela nafas panjang, 'Jiang Jiyun, seandainya kamu tahu, orang-orang itu tidak dikirim oleh kaisar, melainkan pria yang selama ini mengisi hatimu. Apakah kau masih berniat untuk menyelamatkanku?'