Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Masih REVISI
"Aggkkk.... Sakit.... Apa yang kau lakukan wanita si alan!" ringis Anita menahan sakit.
"Ya ampun, bibi... Kenapa duduk di situ, padahal di sini banyak kursi kosong loh, ohh.... Aku tau, pasti bibi nyaman ya, duduk di ubin, emang sih bi, duduk di ubin senyaman itu, tapi ngak gini gini juga, ubin di sini kan kotor, bekas di injak injak orang, takutnya ada yang ke injak eek kucing dari luar, ieeeuuu.... Jijik tau." ujar Arsyi dengan wajah polosnya.
"Ohh... Astaga" Arsyi berpura pura menutup mulutnya dan melebarkan matanya, "Abang, bukannya tadi buang ingus abang di situ," tunjuk Arsyi ke arah lantai yang di duduki oleh Anita itu.
Arsya mengangguk dengan polosnya, dia tau adiknya sedang bersandiwara.
"Waahhh.... Terimakasih bibi, bibi sudah mengelap ingus abang dengan rok bibi itu." ucap Arsyi dengan binar bahagia.
"Dasar anak si alan, berani beraninya kau mengerjai ku!" pekik Anita tidak terima.
"Astagfirullah, berdosa sekali bibi mengatai aku mengerjai bibi, apa yang aku bilang memang kenyataan kok tadi abang bersin bersin, tisu di ruangan ayah lagi abis, aku mau minta sama tante cantik itu dia ngak ada, ya sudah abang meper ingusnya di situ." polos Arsyi tanpa dosa.
Sungguh Anita di buat kesal beserta jijik dengan pakaian yang dia pakai, karena sudah kena ingus Arsya, pikirnya.
"Dasar anak anak jorok! " pekik Anita tidak Terima.
"Anak anak wajar lah jorok Bi, tapi klau orang dewasa seperti bibi yang jorok baru aneh. " kekeh Arsyi lagi.
"Mana ada saya jorok! " kesal Anita.
"Tadi lupa berkaca apa gimana, itu gigi bibi penuh sama lipstik." tunjuk Arsyi ke arah gigi Anita.
"Haaa... Mana mana? " panik Anita.
"Tapi boong." kekeh Arsyi.
Tentu saja Anita makin geram di kerjai oleh si kembar itu.
Sementara Yuli sang sekretaris Rafael mengulum bibir agar tidak terbahak melihat si kembar yang sedang mengusili Anita itu.
"Ada apa ini!" pekik Rafael menatap orang orang di dalam sana.
Anita memulai aktingnya, agar mendapat perhatian dari Rafael, namun sayang ucapan Arsyi lansung membuat Anita mendengus kesal.
"Itu... Bibi yang katanya, calon suami ayah ini di tawarin duduk di sofa ngak mau, katanya duduk di ubin lebih enak, ada adem ademnya katanya, trus bibi ini juga sangat baik loh, Yah, dia rela mengelap ingus abang yang bercecer di ubin pakai roknya." celetuk Arsyi.
Sang ayah dan Om Raffinya hanya geleng geleng kepala mendengar celotehan si gadis menggemaskan itu, karena mereka melihat apa yang terjadi di ruangan itu.
"Usil banget sih kamu, tapi... Om suka." guman Raffi tertawa dalam hati,
"Ngapain kamu datang kesini hu.... Bukan kah saya sudah bilang, jangan pernah menemui saya lagi!" geram Rafael menatap nyalang wajah Anita.
"Say....." belum juga Anita menyelesaikan ucapannya, sudah di potong terlebih dahulu oleh Rafael.
"Cukup Anita...! Berhenti menyebut kata kata menjijikan itu, kau tidak pantas mengucapkannya, menjauhlah dari kehidupan saya, sampai kapan pun saya tidak akan pernah kembali kepada wanita seperti kamu, istri saya lebih segala galanya dari kamu!" sarkas Rafael.
Setiap kata kata yang terlontar dari mulut Rafael itu lansung menohok relung hati Anita, sungguh laki laki yang selalu bertutur kata lembut dan sangat memanjakannya di waktu mereka berpacaran itu, kini sangat lah kasar kepadanya, karena terlena dengan kesenangan sesaat dan berfikir selingkuhannya itu lebih kaya dari Rafael memebuat Anita dengan tega meninggalkan pernikahannya yang akan berlansung 1 hari lagi, ternyata laki laki itu hanya laki laki kere, dan suka main tangan, menyesal sudah Anita pernah memilih laki laki itu, dan dia kembali datang di kehidupan Rafael, berharap tunangannya itu mau menerima dirinya seperti sedia kala, namun apa yang terjadi, Rafael benar benar sudah move on dari dirinya, bahkan Rafael sangat setia menunggu istrinya sampai bertahun tahun lamanya, rayuan dan godaan yang dia lakukan kepada Rafael selama ini tidak pernah mempan meluluhkan hati Rafael, justru Rafael berkali kali mengusirnya, sekalipun ada bu Sarah yang membelanya, namun Rafael tetap pada pendiriannya.
"Apa kah, benar benar tidak ada lagi kesempatan untuk aku Ael...." lirih Anita.
"Tidak ada, bahkan saya berharap di kehidupan yang ke dua pun saya tidak sudi mengenal mu." sarkas Rafel.
"Bibi, apa kah bibi tidak malu mengemis cinta kepada laki laki beristri, bahkan laki laki itu sudah mempunyai anak anak, dimana hati nurani bibi sebagai seorang wanita, andai ini terjadi di kehidupan bibi, apa yang akan bibi lakukan, apa bibi tidak sakit hati hmm...." ujar Arsya yang memang selalu bersikap dewasa.
"Diam kau! semua karena ibu mu itu yang telah merebut tunangan saya!" pekik Anita yang masih belum terima.
"Jangan pernah kau bentak anak saya Anita! di sini kau yang salah, tapi kenapa kau yang merasa tersakiti, dasar perempuan gila! saya bersyukur tidak menikah dengan kau, andai itu terjadi, entah bagaimana kehidupan saya saat ini." sinis Rafael.
"Ael....." sungguh Anita tidak dapat berkata kata lagi, hatinya sakit melihat tatapan kemarahan dari mantan tunangannya itu, sungguh dia sangat menyesal telah menyia nyiakan laki laki itu.
"Pergilah, kau mengganggu acara saya dan anak anak saya saja." usir Rafael.
Anita hanya bisa menatap sendu ke arah Rafael, sungguh harapannya untuk kembali kepada Rafael sudah tidak bisa, sekuat apa pun dia berusaha, itu semua akan sia sia, dan bahkan sudah tidak ada cela sedikitpun untuk masuk ke hati Rafael lagi.
"Pergilah bibi, jangan rendahkan harga dirimu sebagai wanita, carilah laki laki yang mencintai mu dengan setulus hati dan menerima semua kelebihan dan kekurangan mu, jangan jadi wanita perusak rumah tangga orang bibi, takutlah akan karma yang akan datang." ujar Arsya kembali membuat hati Anita berdenyut nyeri, anak dan bapak itu sungguh membuat dia harus berhenti saat ini juga.
Tanpa kata Anita pergi meninggalkan ruangan Rafael itu.
"Huuufff.... Ayah, apa ayah memakai susuk, kenapa bibi itu sangat tergila gila kepada mu." polos Arsyi menatap kepergian Anita.
"Anak ini." gerutu Rafael menatap kesal sang putri.
"Mana ada ayah pakai begituan." kesal Rafael.
"Ahhh.... Apa karena ayah tampan dan banyak uang makanya dia tidak bisa melepaskan ayah, ternyata uang adalah segalanya bisa membuat orang lupa diri, tapi.... kenapa bunda ku tidak terpengaruh dengan itu semua, apa kah ibuku tidak waras, kenapa dia tidak tertarik dengan wajah tampan dan uang ayah, tanpa pikir panjang bunda meninggalkan ayah tanpa jejak." kekeh Arsyi lagi lagi membuat Rafael di buat kesal oleh anaknya itu.
"Bunda kita wanita bermartabat, dia lebih mementingkan harga dirinya, bunda wanita pintar uang orang lain bukan lah tolak ukur untuk dia bertahan di sisi laki laki, karena yang bunda butuhkan hanya di hargai dan di cintai, untuk uang bunda kita wanita super dia bisa hidup tanpa bergantung dari uang laki laki." tutur Arsya menohok relung hati Rafael, memang benar semua yang di ucapkan oleh anaknya itu, istrinya bukanlah wanita matre yang suka berfoya foya menggunakan uangnya selama ini, bahkan saat dia pergi tidak sedikitpun Alisa mengambil hartanya, bahkan apa yang sudah menjadi miliknya sekalipun dia tinggalkan, karena dia tidak merasa membeli menggunakan uang pribadinya.
"Abang benar, suatu saat nanti Arsyi juga ingin seperti bunda, agar tidak muda di injak injak oleh orang lain, dan Arsyi akan belajar lebih giat lagi, agar menjadi anak yang pintar agar bisa menghasilkan uang yang banyak." ujar Arsyi dengan mata berbinar.
"Good, adeknya abang memang harus pintar." tutur Arsya memeluk adik kesayangannya itu.
Semua orang dewasa di dalam rungan itu sangat terharu mendengar obrolan adik kakak itu, sungguh anak Rafael itu pikirannya terlalu dewasa dari umur mereka.
"Kenapa kau sangat beruntung mempunyai anak anak pintar seperti mereka, padahal kau adalah bapak yang sangat bodoh." bisik Raffi di telinga Rafael.
"Ck, kau jangan sirik jadi manusia." cibir Rafael kesal.
Bersambung.....
loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe