Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
Di layar terlihat empat siswa sma yang mengenakan seragam mereka yaitu putih abu abu sedang duduk duduk di bagian belakang komplek ruko, seragam mereka nampak urakan dan sedang main game smartphone sambil berteriak teriak, sepertinya mereka tidak langsung pulang dan bermain terlebih dahulu di bagian belakang komplek ruko dekat gerobak penjual minuman, gerobak ketoprak dan gerobak gorengan.
Tiba tiba datang gerombolan pemuda yang sebagian memakai seragam sma, membawa parang, celurit dan senjata tajam lainnya, berdatangan dengan sepeda motor kemudian menghampiri mereka.
“Nih dia anak anak nya, bantai,” teriak salah satu siswa yang bergerombol.
Mereka langsung di keroyok tanpa sempat melarikan diri dan para gerombolan siswa sma itu juga menghancurkan gerobak gorengan dan minuman serta melukai penjual nya. Akibat nya, empat anak sma yang sedang bermain smartphone barusan meninggal di tempat dan seorang ibu penjual minuman di larikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Gerombolan bubar karena beberapa sekuriti datang menghalau mereka.
Adam langsung menatap layar dengan seksama, dia melihat matahari di dalam layar masih ada di atas dan nampak jelas lokasinya tepat di belakang komplek ruko, tanpa pikir panjang lagi Adam berbalik dan berlari ke belakang komplek ruko. “Bwuuuung,” sebuah layar hologram muncul di depan wajah Adam.
********************************************************************
Mission :
- Cegah tawuran (0/1)
Reward :
- Uang 450.000.000,-
********************************************************************
Adam melirik ke kanan, dia melihat layar kecil yang selalu muncul di sebelah kanan nya, sambil terus berlari.
******************************************
Level : 56 (2100 / 5500)
Money gained : 12.419.000,-
New Six sense : none.
******************************************
Setelah sampai di belakang komplek ruko, Adam langsung menoleh memeriksa sekeliling, dia melihat gerobak penjual minuman di samping tepat di perempatan, Adam melompat turun dan berlari ke arah gerobak, ketika sampai, dia melihat empat siswa sma sedang asik bermain di dalam tenda penjual ketoprak sambil makan gorengan dan merokok.
“Woi,” Adam menghampiri mereka.
Ke empatnya menoleh melihat Adam, mereka berdiri dan menghampiri Adam yang nampak masih seusia mereka,
“Mau apa lo ?” tanya seorang dari mereka.
Adam membaca nama di name tag yang berada di seragam nya, siswa yang bertanya kepadanya bernama Ehsan, dia membaca nama siswa di sekelilingnya yang bernama Reza, Beni dan Galih,
“Lo berempat sekarang juga ikut gue, cepet,” ujar Adam.
“Anjir, lo mau ngajak ribut apa gimana ?” tanya Galih.
“Bentar lagi gerombolan anak sma pake motor kesini dan keroyok lo berempat sampe tewas, gue sih bilangin lo pada doang, kalau ga mau ya ga apa apa juga, cepet ikut gue naik ke atas,” ujar Adam.
“Serius lo ? lo anak mana sih ?” tanya Reza.
“Gue udah gawe kantor gue di atas, lo pada mau cepet ga,” jawab Adam kesal.
“Jah berani bentak lo, mampus lah,”
Beni melayangkan tinjunya ke wajah Adam, tapi Adam menangkap nya dan langsung memelintir tangan Beni ke belakang.
“Lo udah gue bilangin ye, jangan bikin gue marah, cepet ikut gue,” ujar Adam.
“I..iye bang, lepasin gue,” balas Beni yang di pelintir.
Melihat Beni yang tubuh nya paling besar di antara mereka bisa di pelintir Adam, yang lainnya langsung diam dan menurut, Adam melepaskan Beni, kemudian ke empatnya mengambil tas mereka dan berlari mengikuti Adam ke atas masuk ke dalam komplek ruko yang berada agak ke atas daripada jalan di belakang.
Ketika sampai di atas dengan terengah engah, “telolet,” terdengar suara klakson motor yang di modifikasi, ke limanya mengintip ke bawah dan melihat gerombolan motor sekitar 10 motor berboncengan dan membawa senjata tajam melewati gerobak minuman, ketoprak dan gorengan yang berdagang di pinggir jalan.
Begitu semuanya lewat, ke empat siswa sma itu menoleh melihat Adam yang masih mengamati jalan di bawah.
“Makasih bang, kalo ga ada abang, kita semua udah abis,” ujar Ehsan.
“Iye bang, mereka anak stm seberang yang perang ama sekolah kita,” tambah Beni.
“Untung ada abang, nama abang siapa ?” tanya Reza.
“Nama gue Adam, gue kerja di ruko yang ada di depan, dah ya, gue harus balik ke kantor, hati hati balik nya,” jawab Adam.
“Sip bang, makasih sekali lagi ya bang, kalo perlu apa apa dateng aja ke sekolah kita, pas di belakang komplek ruko ini,” ujar Ehsan.
“Bilang aja cari Ehsan, Reza atau Galih, di jamin aman bang,” ujar Galih.
“Ya udeh, dah ya, gue buru buru,” balas Adam.
“Sip bang,” balas ke empatnya tersenyum.
Adam langsung berlari meninggalkan ke empatnya yang masih mematung melihat Adam sambil memegang smartphone mereka.
“Gila, gue di piting ga gerak, keliatannya ceking tapi kuat jir,” ujar Beni.
“Lo yang gede aja bilang gitu, apalagi gue jir,” balas Galih.
“Dah balik lah, lewat depan aja, aman,” balas Ehsan.
“Yoi jangan lewat belakang lagi, mereka patroli di sekitar sekolah kita, berani banget jir,” balas Reza.
Akhirnya ke empatnya berlari menuju ke pintu keluar komplek yang langsung ke jalan besar. Sementara itu, Adam kembali ke kantornya dan masuk ke dalam ruang marketing, kemejanya basah karena berkeringat, dia langsung membuka beberapa kancing nya agar tidak gerah, “bwuuung,” sebuah layar terbuka,
********************************************************************
Mission :
- Cegah tawuran (1/1) clear.
Reward Received:
- Uang 450.000.000,-
********************************************************************
“Profil,”
***************************************************
Host Status :
Name : Adam Satrio.
Age : 18.
Health condition : Good.
Level : 56 (2500 / 5500)
Six sense : Danger sense, clairvoyance, strong memory, detect presence, charm, reading target mind.
Total reward : 2.013.035.000,-
***************************************************
“Sip, duit ku nambah lagi,” ujar Adam dalam hati sambil terengah engah.
“Pak Adam kenapa ?” tanya Selly.
“Oh..ma..maaf, tadi lari keringetan, dah ya saya permisi masuk dulu,” jawab Adam.
“I..iya,” ujar Selly.
Adam langsung berjalan masuk ke dalam ruangannya tempat Theo dan Frans menunggu, sementara itu, Selly dan Elina mematung menatap Adam,
“Wow....bodinya mantep,” ujar keduanya dalam hati.
*******
Sementara itu, di sebuah rumah mewah yang berada di kota Adam dan Aulia sebelumnya, di dalam kamar,
“Hghhhh,”
Riko yang menindih Jihan mengerang bersamaan, kemudian Riko berguling terlentang di atas ranjang, Jihan langsung berbalik dan memeluk Riko,
“Kamu mikirin apa sayang ?” tanya Jihan.
“Enggak, mikirin nilai ujian ku aja,” jawab Riko.
“Kok kayaknya kamu kusut gitu sih, mau sekali lagi ?” tanya Jihan.
“Istirahat bentar ya sayang,” jawab Riko.
“Hehe iya (terdiam dan menatap Riko dengan wajah serius) kamu tidak memikirkan perempuan lain kan ?” tanya Jihan.
“Mana ada, perempuan yang ada di hati ku kan cuman kamu sayang, ga mungkin dong aku mikirin perempuan lain,” ujar Riko sambil merangkul Jihan di sebelahnya dan tersenyum.
Jihan tersenyum dan memeluk erat Riko sampai kakinya juga naik ke tubuh Riko, kemudian dia melihat wajah Riko yang masih ada bekas lebamnya,
“Masih sakit ga ?” tanya Jihan.
“Udah enggak sih, cuman masih belum hilang aja bekas nya,” jawab Riko.
“Trus yang mukul kamu sekarang dimana ? udah di beresin belum ?” tanya Jihan.
“Dah beres, dia udah ada di pusat rehab anak anak nakal trus di pastikan akan di hukum 2 tahun penjara, papa ku udah menuntut dia tapi belum sidang aja,” jawab Riko.
“Sip deh kalo gitu,” ujar Jihan merebahkan kepalanya di tubuh Riko dan memejamkan mata.
Melihat Jihan sudah lelah dan memejamkan mata, Riko mengangkat smartphonenya, dia melihat pesannya yang tidak di jawab oleh Dina.
“Kemana cewek sialan itu, ga tau apa dia budak gue, tapi ada yang aneh nih, semenjak dia keluar ama papa buat terapi kejantanan papa, dia ga masuk ke sekolah udah tiga hari dan di telepon ga angkat juga di kirim pesan ga balas, trus kenapa sekarang kamar mamanya di pindah ? di pindah kemana gue ga tahu lagi, brengsek,” ujar Riko dalam hati sambil memeluk Jihan dengan wajah yang nampak geram.