Shen Long adalah seorang Pemuda yang paling jenius di Sektenya sekaligus Putra dari Patriak Sekte Naga Langit.
Namun siapa sangka karena kejeniusannya, ada orang yang sangat iri dan memberikan Racun untuk menyumbat Kultivasi Shen Long.
Sejak kejadian itu semua kekaguman orang langsung berubah menjadi kebencian dan menganggap Shen Long sebagai sampah.
Tidak sampai disitu saja, bahkan Pertunangannya dengan Putri dari Kerajaan Ling menjadi berantakan dan berakhir dengan penghinaan.
Dalam keputusasaan Shen Long berniat untuk mengakhiri hidupnya di sebuah Jurang tanpa dasar.
Saat itulah pertemuan singkat antara Shen Long dengan Wanita misterius yang mengakibatkan Shen Long tidak jadi bunuh diri dan Ingin menjadi yang terkuat untuk membalaskan dendam kepada Sekte Naga Langit.
Apakah Shen Long berhasil menjadi yang terkuat dan membalaskan dendamnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wang Xianyu
Pada keesokan pagi, Shen Long kembali melanjutkan perjalanan sambil berjalan melewati permukiman warga sebelumnya.
Beberapa warga yang kebetulan berpapasan dengan Shen Long! kini menundukkan kepala karena mereka menganggap bahwa Shen Long adalah seorang Biksu Muda.
Tiba-tiba seorang anak kecil sekira berusia 8 tahun berlari mendatangi Shen Long dengan napas memburu.
" Salam Biksu Muda... Apa kamu bisa menolongku?" Tanya anak kecil tersebut.
" Amitabha... Adik kecil... Apa yang bisa aku bantu?" Shen Long mengambil sikap seperti seorang Biksu, meskipun dia tidak tau harus melakukan apa.
" Biksu Muda... Layanganku putus dan nyangkut di pohon disana. Aku mohon agar Biksu bisa membantuku." Ucap anak kecil tersebut sambil menunjuk ke suatu tempat tempat.
Mendengar ucapan tersebut Shen Long membulatkan mata, karena dia mendapatkan pekerjaan seperti itu.
" Bocah kecil... Kamu jangan mengganggu perjalanan Biksu Muda." Ucap salah satu warga menegur anak kecil tersebut.
" Tapi Kakek... Biksu Muda ini sangat baik, dia pasti akan menolongku memanjat pohon disana." Anak kecil tersebut berbohong bahwa Shen Long akan membantunya.
" Amitabha... Tidak masalah Kakek, aku akan membantunya." Ucap Shen Long yang mau tidak mau harus melakukan hal tersebut.
" Baiklah Biksu Muda, kalau begitu aku pamit dulu." Ucap Pria sepuh tersebut, lalu melanjutkan langkahnya.
" Amitabha... Adik kecil, mari antar aku kesana." Ucap Shen Long sambil meniru gerakan seorang Biksu.
" Mmmm." Dengan sebuah anggukan lelaki kecil tersebut membawa Shen Long ke suatu tempat.
Tidak lama kemudian mereka telah sampai di depan sebuah pohon yang cukup besar sehingga membuat Shen Long sedikit mengerutkan kening.
" Biksu Muda, disana layanganku nyangkut." Anak kecil menunjukkan layangan yang berbeda di atas pohon.
" Baiklah Adik kecil, kamu tunggu disini. Aku akan mengambilnya." Ucap Shen Long langsung memanjat pohon tersebut sekuat tenaga.
Meskipun kekuatan fisiknya semakin keras, namun pohon yang dia naiki itu sangatlah besar sehingga sedikit kesusahan.
Dengan bersusah payah, akhirnya Shen Long berhasil mengambil layangan tersebut lalu secara perlahan menuruni pohon tersebut.
" Yeeii... Kakak memang hebat." Anak kecil tersebut kegirangan karena layang-layang miliknya sudah ada di tangannya.
" Amitabha... Adik kecil, kalau begitu aku pamit dulu. Masih banyak hal yang aku lakukan." Ucap Shen Long.
" Kakak Biksu, tunggu sebentar! " Ucap anak kecil tersebut sambil berlari ke sebuah bangunan yang terlihat sederhana.
Shen Long yang melihat tingkah lelaki kecil tersebut hanya menggelengkan kepala, namun ada rasa penasaran dengan apa yang dikatakan oleh anak kecil itu.
Setelah beberapa saat, anak kecil itu keluar dari rumahnya dimana sambil memegang sesuatu yang terlihat berkilauan berwarna hijau.
" Kakak Biksu... Kakek aku bilang, jika ada seorang Biksu melewati tempat ini, maka aku harus memberikan Gelang ini." Anak kecil tersebut memberikan sebuah Gelang berwarna hijau muda, namun terlihat sedikit bercahaya.
" Amitabha... Adik kecil, apa orang tuamu mengetahui hal ini?" Ucap Shen Long sedikit menyelidik.
" Ayah dan ibuku juga menitipkan gelang ini kepadaku. Mereka juga mengatakan harus memberikan kepada seorang Biksu." Anak kecil tersebut dengan polosnya mengatakan hal yang sebenarnya.
" Lalu kemana orang tuamu dan Kakekmu?" Tanya Shen Long.
" Orang tuaku sedang bekerja, sedangkan kakekku sudah lama meninggal." Tiba-tiba anak tersebut memasang wajah murung.
" Amitabha... Semoga Budha memberkati Kakekmu." Shen Long sedikit prihatin.
" Terimalah Kakak Biksu! Ini adalah titipan untukmu!" Anak tersebut menyodorkan kembali gelang tersebut.
Dengan sebuah anggukan Shen Long mengambil Gelang tersebut, lalu memakainya di lengan kanan.
Seketika Shen Long dapat merasakan aliran darahnya sangat kuat. Bahkan rasa capeknya juga secara perlahan menghilang.
" Terimakasih adik kecil... Kalau begitu aku pamit dulu." Ucap Shen Long.
" Mmmm." Anak kecil tersebut mengangguk lalu berjalan menuju tempat dimana dia menyimpan layang-layang miliknya.
Shen Long pun kembali melanjutkan perjalanan mengikuti jalan setapak tersebut.
Setelah menempuh perjalanan selama setengah hari, Shen Long berpapasan dengan sosok wanita yang terlihat masih muda, namun sebenarnya sudah berusia 40 tahun.
Wanita itu terlihat acuh terhadap Shen Long, namun setelah melihat Gelang yang ada pada lengan Shen Long membuatnya sedikit tertarik.
' Gelang itu? Gege... Apakah dia Putramu? Haaahh... Sialan... Ternyata dia sudah menikah, bahkan sudah memiliki anak. Pantas saja menghilang seperti ditelan bumi.' Sosok Wanita tersebut membatin sambil melangkahkan kakinya.
Shen Long yang tidak menyadari hal tersebut terus melanjutkan perjalanan menuju Wihara Cahaya Budha.
Merasa sangat penasaran, wanita sebelumnya secara diam-diam mengikuti kemana arah Shen Long melangkah.
Suatu pertanyaan dari wanita tersebut, dimana Pemuda yang baru saja berpapasan dengannya tidak memiliki kemiripan dengan sosok yang dia cari selama puluhan tahun.
Setelah menempuh perjalanan selama satu minggu, kini Shen Long sudah berada di Wihara Cahaya Budha yang kini terlihat sudah rata dengan tanah.
Bahkan ada beberapa bangunan yang terlihat seperti telah dibakar.
" Guru... Maafkan aku. Aku tidak bisa membantu kalian semua." Shen Long berlutut hingga dahinya menyentuh tanah berkali-kali.
Kejadian itu tidak lepas dari pandangan Wanita sebelumnya sehingga dia semakin penasaran dengan Pemuda tersebut.
" Gege... Kamu tidak mungkin mati. Apa Pemuda itu Muridnya?" Begitu banyak pertanyaan dari pikiran Wanita tersebut sehingga dia memutuskan untuk mengikuti Shen Long.
Setelah memanjatkan Doa, Shen Long berpamitan kepada bangunan yang sudah runtuh tersebut, lalu kembali melanjutkan perjalanan ke sebuah Kota yang tidak jauh dari tempat tersebut untuk beristirahat.
Saat berada di depan Gerbang Kota Lusang, Shen Long tidak mengalami hambatan apapun karena dia memakai pakaian Biksu.
Shen Long pun mencari sebuah Penginapan sederhana untuk menghemat biaya.
Bahkan Shen Long hanya memesan makanan dengan sayuran saja, tanpa menggunakan daging.
Hal itu membuat Pelayan menggelengkan kepala, namun memaklumi hal itu karena mereka menganggap bahwa Shen Long seorang Biksu yang tidak bisa memakan daging.
Dari kejauhan Wanita sebelumnya terus mengawasi Shen Long dengan menyembunyikan keberadaannya.
Selesai menikmati makanan, Shen Long langsung menuju kamarnya dan membersihkan diri kemudian beristirahat.
*******
Pada keesokan pagi Shen Long hanya memesan makanan yang ada di penginapan lalu memilih tempat duduk pada meja yang terlihat hanya satu yang Kosong.
Tidak lama kemudian, Muncul Sosok wanita Cantik dengan Gaun berwarna Merah lalu mendekati meja Shen Long.
Wanita itu sebenarnya adalah sosok yang mengikuti Shen Long sebelumnya.
Melihat hal tersebut Para pengunjung yang berada di tempat itu sangat terpesona dengan hati yang berbunga-bunga menatap keanggunan wanita tersebut.
Merasakan tatapan dari beberapa pengunjung, Wanita itu langsung melepaskan Aura Intimidasi hingga membuat mereka berkeringat dingin dan tidak berani menatap ke arah meja Shen Long.
"Apa aku bisa duduk disini Biksu Muda?" Tanya Wanita itu.
"Amitabha... Silahkan Nona! Masih ada kursi yang kosong." Shen Long menunjukan beberapa kursi kosong.
Wanita itu duduk Sambil menatap Shen Long dengan senyuman, mencoba menggali informasi.
" Biksu Muda... Dengan siapakah aku bicara ini?" Tanya Wanita itu
" Namaku Shen Long. Panggil saja Saudara Long" Ucap Shen Long yang tidak mengetahui usia sebenarnya dari wanita tersebut.
Dia memperkirakan bahwa Wanita itu masih berusia 17 tahun sebaya dengannya.
Wanita itu kemudian memanggil Pelayan yang ada didekat meja tersebut.
"Pelayan, Aku pesan makanan seperti yang di pesan Biksu Muda ini" Wanita itu tersenyum Sambil menatap Sen long.
"Aku lupa Saudara Long Bisa panggil namaku Wang Xianyu." Ucap Wang Xianyu sambil menatap Shen Long.
"Saudara Long... Apa kau berasal dari daerah sini?" Lanjut Wang Xianyu.
" Amitabha... Aku hanya seorang pengembara yang sedang menjalankan darma." Ucap Shen Long dimana dia tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya.
" Apa saudara Long tidak bosan melakukan perjalanan sendirian?" Wang Xianyu senyum Penuh makna.
" Amitabha... Saudara Xianyu, Jadi seorang Biksu tidak memiliki keinginan Duniawi." ucap Shen Long sambil meniru gaya Biksu, meskipun terlihat kaku.
' Cciiihhhh... Kamu fikir bisa melepaskan nafsu Duniawi. Lihat saja, aku akan membuatmu seperti Gurumu.' Wang Xianyu membatin.
Tidak lama pesanan mereka pun datang, lalu pelayan itupun pergi.
" Saudari Xianyu, mari makan! " Ucap shen Long membuyarkan tatapan Wang Xianyu kepadanya.
" Saudara Long, dengan menatapmu saja aku terasa sudah kenyang." Ucap Wang Xianyu sambil menggodanya.
Sontak makanan Shen Long hampir keluar dari mulutnya. Sementara di beberapa meja yang mendengar ucapan tersebut merasa iri, namun tidak berani berkata apapun.
' Biksu Muda itu sangat beruntung.' Batin beberapa sosok yang ada di tempat itu.
" Amitabha... Saudari Xianyu, selera humor saudari terlalu berlebihan." Ucap Shen Long datar.
" Saudara Long apakah aku terlihat sedang becanda?" Wang Xianyu sedikit kesal namun berusaha tetap tersenyum mengingat kembali usianya.
" Saudari Xianyu... Sepertinya aku sudah selesai makan. Aku mohon pamit" Shen Long beranjak dari tempat duduknya menuju ke tempat pembayaran lalu menuju ke kamarnya.
nih yang salah pepatah atau Shen Long /Shy//Shy//Shy/