Mencintai Kakak Ipar Suamiku

Rion kembali ke rumah nya dan Mayang, dengan membawa koper dan barang-barang yang ia bawa dari rumah orang tua Ranti.

Setelah meletakkan barangnya di kamarnya, Rion mencari keberadaan Mayang di kamarnya.

Rupanya Mayang sedang tidur, melihat Mayang yang tidur menggunakan daster, membuat tubuh Rion meremang, ia memandangi betis mulus milik Mayang, dan bahu putih yang terekspos, karena daster yang Mayang gunakan merupakan daster tanpa lengan.

Rion masuk ke dalam kamar Mayang dan mengunci pintunya. Kemudian berjalan mendekati Mayang. Ia duduk di tepi ranjang, kemudian mengusap pipi mulus milik Mayang.

Selama bersama dengan Rion, Mayang bisa kembali merawat tubuhnya. Rion memberikannya uang bulanan yang lumayan besar. Sehingga bisa Mayang gunakan untuk merawat tubuh dan wajahnya.

"Sayang!" panggil Rion dengan suara serak.

Meskipun sudah satu bulan lebih tinggal bersama, Rion dan Mayang tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Karena Mayang selalu memberi batasan.

Tapi kali ini, sepertinya Rion tidak bisa menahannya lagi, hasratnya sudah terpendam sekian lama. Terlebih ia sempat melihat tubuh menggoda milik Ranti tadi. Dan kini melihat betis milik Mayang saja sudah membuatnya sangat berhasrat.

Mayang yang mendengar namanya dipanggil, dan merasakan tubuhnya di usap-usap mengerjapkan matanya.

"Mas Rion?" Ucap Mayang terkejut, ketika melihat Rion sudah berada di dalam kamarnya.

Rion menyeringai dan mengusap pipinya dengan punggung telapak tangan.

"Mas ngapain disini?" tanya Mayang. Lalu membenahi posisinya menjadi duduk.

"I need you Mayang." jawab Rion, dengan suara parau dan tatapan sayu.

Mayang mengerti apa yang di maksud Rion. Ia lantas menjauhkan tubuhnya dari Rion.

"Mas Rion habis ngapain sih?"

"Jangan tolak aku Mayang, please. Aku merindukan rasa itu darimu. Seperti malam itu." ucap Rion. Lalu menyerang bibir Mayang.

Mayang yang baru bangun tidur, tak siap dengan serangan tiba-tiba dari Rion.

Ia hanya bisa pasrah, ketika Rion menyerang tubuhnya.

Rion kembali merebahkan tubuh Mayang diatas ranjang, kemudian menindihnya.

"Aku sudah menceraikan Ranti." bisik Rion, tepat di telinga Mayang. Lalu menghisap leher Mayang kuat hingga Mayang mendesis.

Sssshh

Aakh

Mayang terkejut mendengar kejujuran dari Rion. Namun tak bisa mengatakan apapun, karena bibirnya kembali di serang dengan brutal.

Rion benar-benar seperti singa yang kelaparan, menemukan daging segar. Mayang di buat kewalahan mengimbanginya.

Berkali-kali Mayang klimaks, namun Rion belum menunjukan tanda-tanda akan mengakhiri permainannya.

"Mas sudah! Aku capek." protes Mayang, setelah mendapatkan klimaks yang ke sekian kalinya, dengan nafas terngah.

"Sebentar lagi sayang!" jawab Rion. Dengan mata terpejam, dan pinggul terus naik turun.

"Jangan di dalam mas!" pinta Mayang.

"Terlambat sayang. Emhh!" Rion menghentak dalam miliknya.

...🌸🌸🌸🌸🌸...

"Kapan mas menceraikan kak Ranti?" tanya Mayang.

Permainan panas mereka sudah berakhir sekitar 30 menit yang lalu, setelah Rion menghentakkan miliknya dan menumpahkan semua benih nya ke dalam rahim Mayang.

Mayang merebahkan kepalanya, pada dada bidang Rion, tubuh polos mereka tertutup selimut berwarna putih.

"Tadi, aku datang ke rumah itu untuk mengambil semua pakaian dan barangku, lalu menceraikan Ranti. Setelah itu aku pulang kemari, dan mencarimu." jawab Rion, sambil mengusap-usap punggung telanjang Mayang.

"Mas Rion menyetubuhiku setelah bertemu kak Ranti?" tanya Mayang tak percaya.

Rion mengangguk dan berdehem. "Hmm!"

"Mas Rion seperti meluapkan dendam padaku. Aku berkali-kali meminta sudah, tapi tidak di gubris."

"Hahaha! Maaf sayang, aku sudah lama sekali tidak bercinta. Terakhir aku melakukannya, bersamamu malam itu. Setelah itu, aku tidak sudi menyentuh Ranti. Tapi tadi, aku melihat Ranti setengah telanjang. Jadi aku langsung mendatangimu karena ingin." jawab Rion. Kemudian memeluk tubuh polos Mayang di balik selimut.

"Ooh, jadi gara-gara melihat kak Ranti toh."

"Sebenarnya karena aku memang menginginkanmu sejak lama, tapi kamu selalu menghindar. Setelah ini jangan harap bisa menghindar lagi. Aku sudah kecanduan denganmu."

"Hmm! Asal mas Rion berjanji tidak akan meninggalkanku."

"Aku tidak akan melakukannya. Justru aku yang khawatir kau akan meninggalkanku, setelah bertemu pria tampan di tempatmu kuliah nanti."

"Mana ada yang mau dengan janda sepertiku mas."

"Kamu masih muda dan cantik, siapapun tidak akan menolakmu."

"Tapi aku hanya menginginkan mas Rion."

Rion tersenyum mendengar jawaban Mayang. "Janji jangan tinggalin aku."

"Hmm! Janji."

Mereka kemudian saling memeluk untuk mengungkap kan perasaan cinta di hati mereka.

"Nanti antar aku beli pil kontrasepsi ya mas."

"Untuk apa?"

"Untuk keamanan lah, apa lagi. Tadi kamu bilang aku nggak boleh menghindar setelah ini."

"Tidak usah minum itu."

"Gila! Kalau aku hamil gimana?"

"Ya nikah."

"Ck!"

Mayang berdecak kesal mendengar jawaban Rion, yang seperti tak memiliki beban. Bukannya Mayang tak ingin mengandung anak Rion.

Hanya saja, Mayang belum siap. Ia baru saja mendaftar kuliah.

"Jangan pernah berpikir untuk minum pil pencegah kehamilan secara diam-diam. Berikan aku satu anak, setelah kamu melahirkan satu anak untukku. Aku tidak akan melarangmu meminum pil pencegah kehamilan."

"Bukan aku tidak ingin mengandung anak mas Rion. Hanya aku belum siap, tolong mengerti aku mas."

Rion terdiam mendengar ucapan Mayang. Ia sampai lupa kalau Mayang masih memiliki trauma. Mayang pernah keguguran beberapa bulan lalu, karena di dorong Randy dari tangga.

"Maaf sayang. Aku terlalu egois, kalau begitu kita menggunakan pengaman saja. Jangan konsumsi pil apapun, mengerti!"

Mayang mengangguk patuh. Dan membenamkan wajahnya di dada bidang Rion.