Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.
Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.
⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 15 Kejujuran Hyunjae Buat Mimpi Miyeon Hancur
Matahari siang masih terik, tapi angin pegunungan yang sepoi-sepoi bikin suasana sedikit adem. Hyunjae jalan santai balik ke villanya setelah mampir ke villa Nikita. Tapi dalam hati, dia nggak tenang. Jantungnya masih deg-degan gara-gara insiden tadi pas bangunin Nikita.
“Gue kenapa sih?” gumamnya sambil ngelus dada. “Cuma bangunin doang, Hyunjae. Lo tuh harusnya biasa aja...”
Dia terus ngomong sendiri sepanjang jalan. Kadang ketawa kecil, kadang malah mukanya merah sendiri pas ingat wajah Nikita tadi. “Tapi serius, dia cantik banget waktu bangun tidur... Eh, aneh banget gue ngomong kayak gini"
Langkahnya tiba-tiba terhenti pas lihat sosok seseorang dari villanya. Mata Hyunjae menyipit, berusaha memastikan siapa itu. Begitu orang itu makin dekat, dia langsung tahu, Juyeon.
“Eh, Juy! Mau ke mana lo?” sapa Hyunjae, nada suaranya santai. Tapi ada sesuatu di hatinya yang bikin dia waspada.
Juyeon berhenti beberapa langkah di depan Hyunjae, mukanya datar. “Gue mau ke villa Nikita"
“Mau ngapain?” Hyunjae angkat alis, mencoba tetap tenang meski firasatnya makin nggak enak.
Juyeon mengangguk. “Gue mau ajak dia buat ngobrol. Ada yang perlu gue omongin”
Hyunjae langsung tersenyum tipis, senyum yang jelas-jelas songong. “Sayang banget, Juy. Kayaknya lo udah telat deh”
Juyeon mengernyit, bingung. “Telat? Maksud lo apa?”
Hyunjae menyilangkan tangan di dada, matanya tajam. “Gue udah ngajak dia duluan. Lo mau ngomong apa pun, kayaknya udah nggak relevan lagi”
Mata Juyeon menyipit, senyumnya kecil tapi kelihatan dipaksain. “Serius lo ngajak Nikita?”
Hyunjae mengangguk, kali ini dengan lebih santai. “Iya. Gue ngajak dia buat malam ini. Jadi, kalau lo punya rencana yang sama, ya... Maaf, dia udah nggak bisa”
Juyeon mendengus pelan, tapi mukanya masih berusaha tenang.
"Oh gitu.. okey" ucap Juyeon sambil senyum.
Hyunjae meninggalkan Juyeon tanpa menoleh lagi. Dalam hati, Juyeon sebenernya cemburu.
Begitu sampai di villa, Hyunjae langsung disambut sama Changmin dan Sunwoo yang lagi duduk di pintu area kolam renang sambil ngemil keripik.
“Hyunjae, lo ke mana aja?” tanya Changmin sambil nutup mulutnya yang penuh keripik.
Hyunjae dengan percaya dirinya jawab “Gue barusan mampir ke villa sebelah”
Sunwoo langsung duduk tegak. “Villa cewek-cewek? Lo ngapain di sana?”
“Ngajakin Nikita buat jalan nanti malam” jawab Hyunjae santai, tapi senyumnya nggak bisa disembunyikan.
Changmin dan Sunwoo saling pandang, lalu ketawa kecil. “Lo serius ngajak dia? Terus dia bilang apa?”
Hyunjae duduk di kursi, kakinya disilangkan. “Dia bilang iya”
“Waaahhh gila lo..” komentar Changmin sambil geleng-geleng kepala. “Tapi hati-hati aja, Njae. Juyeon keliatannya juga punya niat yang sama”
“Gue tau. Barusan juga ketemu” balas Hyunjae singkat.
Sunwoo menatap Hyunjae lama, mukanya penuh rasa penasaran. “Jadi, lo bakal serius sama Nikita? Atau ini cuma iseng?”
Hyunjae nggak langsung jawab. Dia menatap jauh ke arah bukit yang ada di belakang kolam renang villanya, matanya agak menerawang. “Gue nggak tahu, Nu. Tapi yang jelas, gue nggak pengen kehilangan kesempatan ini"
Sunwoo dan Changmin diem, nggak tahu harus ngomong apa lagi. Tapi mereka bisa lihat dari raut muka Hyunjae kalau dia serius, meskipun mungkin dia sendiri belum sadar seberapa dalam dia udah kejebak sama perasaannya.
“Fighting bro” Changmin akhirnya ngomong lagi, kali ini sambil ketawa kecil. “Pokoknya ntar malam gue bakal abadiin momen kalian berdua pake kamera gue"
“Thanks, bro” balas Hyunjae sambil nyengir.
Apakah malam ini segalanya bakal berubah? Hyunjae udah nggak sabar buat lihat apa yang akan terjadi.
Miyeon perlahan berjalan mendekati Hyunjae yang duduk di sofa ruang tengah. Wajah Miyeon terlihat lebih lembut, meskipun ada kegelisahan yang jelas tergambar di matanya. Ia menarik napas panjang sebelum duduk di samping Hyunjae.
"Hai Hyunjae"
Melihat ada Miyeon datang suasana hening.
Hyunjae, yang tadinya sedang menggulir layar ponselnya, mendongak sebentar. "Ada apa?" tanyanya santai, tapi tatapannya sedikit curiga.
"Aku mau bicara" ucap Miyeon pelan.
Hyunjae mengangkat alis. "Sekarang?"
Miyeon mengangguk. "Iya, sekarang. Sebentar aja. Boleh?"
Melihat keseriusan di wajah Miyeon, Hyunjae menghela napas. Dia melirik Changmin dan Sunwoo, yang langsung menangkap kode.
"Oke, oke. Kita berdua main ke pantai dulu ya.." kata Changmin, menarik Sunwoo agar ikut keluar dari ruangan.
Hyunjae hanya melambaikan tangan, sementara Miyeon menunduk, seolah sedang menyusun kata-kata. Setelah keheningan beberapa detik, Miyeon mulai bicara.
"Hyunjae, aku cuma mau minta maaf sama kamu. Maaf kalau kehadiran aku bikin kamu badmood"
Hyunjae tertawa kecil. "Nggak apa-apa. Gue lagi happy, jadi santai aja"
Miyeon mengangguk pelan, tapi kemudian ragu-ragu. Ia memainkan kukunya, kebiasaannya ketika sedang gugup.
"Hyunjae..." panggilnya lagi, suaranya lebih pelan.
"Apaan?" Hyunjae menoleh, menatap langsung ke matanya.
"Aku mau ngomong soal... perjodohan kita" ujar Miyeon akhirnya, suaranya nyaris berbisik.
Raut wajah Hyunjae langsung berubah. Dari santai menjadi serius. "Perjodohan?"
Miyeon mengangguk. "Aku tahu ini topik yang kamu nggak suka, tapi aku harus ngomongin ini sama kamu"
Hyunjae menyandarkan punggungnya ke sofa, menyilangkan tangan di depan dada. "Oke. Jadi, apa yang mau lo omongin?"
Miyeon menelan ludah, mencoba menahan rasa gugupnya. "Aku cuma mau tahu... apa kamu benar-benar menolak perjodohan ini?"
Hyunjae langsung menjawab tanpa ragu. "Iya. Gue nggak mau"
Jawaban itu seperti tamparan untuk Miyeon, meskipun dia sudah menduganya. "Kenapa, Hyunjae?" tanyanya dengan suara yang sedikit bergetar.
"Karena gue nggak mau hidup gue diatur sama orang lain, Miyeon!" jawab Hyunjae tegas. "Apalagi soal nikah. Itu keputusan yang harusnya gue buat sendiri, bukan karena orang tua kita!"
"Tapi... mereka melakukan ini demi kita" ujar Miyeon lirih. "Aku tahu ini nggak adil, tapi mereka cuma pengin yang terbaik"
Hyunjae mendengus kecil. "Terbaik buat siapa? Buat mereka, kan? Lo sendiri ngerasa ini yang terbaik buat lo?"
Miyeon langsung menjawab. "Iya"
Deg!
Dengar jawaban Miyeon membuat Hyunjae kaget.
"Maksud lo?"
"Sebelum aku jelasin, aku mau tanya sama kamu. Apa kamu mengenal aku?" Miyeon memberanikan diri tanya.
"Enggak! Bagi gue ini first time kita ketemu"
Rupanya, momen itu tidak diingat Hyunjae. Miyeon merasa malu karena ternyata ayah Hyunjae berbohong. Beliau mengatakan bahwa Hyunjae ingat siapa dirinya, wanita yang di tolong di restoran. Tapi ternyata, Hyunjae tidak mengenalnya.
Miyeon malu dan meneteskan air matanya. Dia tiba-tiba lari meninggalkan Hyunjae.
"Kenapa tiba-tiba nangis? Emang bener ini first timekan? Aneh.."
Hyunjae geleng-geleng kepala.
Lari ke kamar, Miyeon menangis tersedu di balik pintu kamarnya, rasa sakit memenuhi dadanya. Selama ini, ia berpikir bahwa Hyunjae setidaknya mengenalnya, memahami perasaannya meskipun mereka tidak dekat. Namun kenyataannya, Hyunjae bahkan tidak pernah benar-benar melihat siapa dirinya.
Sementara itu, gara-gara barusan, Hyunjae malah duduk gelisah. Ia tahu ia telah melukai hati Miyeon, tapi ia juga merasa tak ada yang salah dengan kejujurannya. Dalam pikirannya, Miyeon hanyalah gadis yang terlalu patuh pada orang tua, bukan seseorang yang memiliki keberanian untuk memilih jalannya sendiri.
Miyeon menghapus air matanya dengan kasar, mencoba menenangkan diri. Ia memandang ponselnya yang bergetar di atas meja. Nama ibunya tertera di layar.
Dengan suara yang masih bergetar, Miyeon mengangkat telepon itu. "Halo, Bu..."
"Miyeon, kamu nggak apa-apa?" tanya ibunya lembut.
Miyeon menarik napas dalam-dalam, mencoba terdengar biasa saja. "Aku nggak apa-apa, Bu. Aku baru banget pulang jalan-jalan dari pantai"
"Sama Hyunjae?" tanya ibunya.
"Iya, Bu"
Namun, kebohongan itu semakin menambah berat beban di hatinya. Miyeon tahu, ia sedang berbohong pada ibunya, orang yang selalu menjadi tempatnya bersandar. Tapi ia tidak ingin membuat ibunya khawatir.
Setelah menutup telepon, Miyeon menatap kosong ke dinding. "Maafin aku ibu" bisiknya pelan, sebelum akhirnya kembali menangis dalam diam.
Bersambung
Bagaimana tanggapan kalian?
■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏
GOMAWO CHINGU💙😉