Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
"Kenapa aku harus memaafkan kamu Mas?"
Perkataan Mesya mengejutkan Sandi. Ekspresi Sandi sangat terkejut saat mendengar Mesya mengatakan hal itu dengan ekspresi menahan tangis.
"Mesya, Sand gak bermaksud memarahi kamu. Iya, Sand minta maaf kalau Sand...."
"Kenapa aku harus memaafkan kamu sedangkan kamu tidak melakukan kesalahan Mass" potong Mesya
"Haa ap-apa?!"
"Aku gak merasa kamu memarahi aku mas, justru aku sangat terharu saat Mas mengkhawatirkan aku. Sebelumnya tak ada yang mengkhawatirkan aku seperti Mas sekarang"
Mesya menundukkan pandangannya, bahkan air mata yang sejak tadi membendung kini telah membasahi wajah Mesya.
"Maafkan Sand ya sayang" ucap Sand langsung memeluk Mesya.
"Mas,, bau gosong"
Sandi yang mendengar itu langsung melepaskan pelukannya dan melihat jika sosis panggang mereka gosong. Sandi bergegas mengangkat sosis panggang yang sudah sedikit menghitam itu dan menunjukan ya kepada Mesya, dan Mesya yang melihat hal itu pun tertawa.
"Apakah itu masih enak untuk dimakan?!" Ucap Mesya sambil tertawa
Sandi memakan sosis itu dan mengatakan rasanya sedikit aneh tapi tidak terlalu buruk.
"Biarkan Mas yang makan ini saja"
Mesya mengangkat kedua alisnya, ia baru saja mendengar jika Sandi mengatakan kata Mas untuk memanggil dirinya sendiri. Namun Mesya tak menghiraukannya dan terus menatap Sandi yang memakan sosis gosong di tangannya.
***
"Lu baik-baik aja Jiz?!"
Yuda menghampiri Ajiz yang tengah termenung dengan tatapan kosong menatap jalanan. Yuda yang terus menggoyangkan tubuh Ajiz mulai merasa gelisah karena temannya itu tak merespon dirinya sedikitpun.
"Hei jawab gue Jiz!! Lu udah ketemu sama si Mesya? Dia bilang apa?"
Sekali lagi Yuda mendapati temannya itu tidak juga merespon. Hingga terpaksa Yuda menampar Ajiz hingga tubuhnya tersungkur ke tanah. Namun meski tubuhnya telah tersungkur Ajiz kembali bangkit dengan ekspresi datarnya dan kembali duduk di tempatnya semula.
"Jiz lu jangan bikin gua khawatir napa. Jawab gua, lu baik-baik aja lan heeii!!!" Teriak Yuda
"Dia udah nikah Yud"
Yuda yang mendengar kalimat itu seketika terdiam
"Apa?! Siapa?"
"Mesya.."
Yuda sontak terkejut mendengar jika Mesya menikah karena sebelumnya tak ada sedikitpun kabar tentang pernikahannya.
"Ah lu bercanda kan? Mana mungkin. Kalau si Mesya menikah kita pasti tahu kabarnya dan pasti hadir di pernikahannya"
"Gua gak bercanda Yud, gua udah datang ke rumahnya. Orang tua si Mesya sendiri yang bilang ke gua kalau si Mesya udah nikah dan udah tinggal bersama suaminya"
Ajiz menjelaskan semuanya dengan tatapan yang masih kosong, terlihat jelas ekspresi Ajiz tengah menahan kesedihan dan bertahan agar air matanya tidak jatuh.
"Ta-tapi bagaimana bisa?!"
Ajiz menceritakan bagaimana perjalanan dirinya mencari rumah Mesya. Setelah bertanya-tanya ke wilayah sekitar tempat Mesya tinggal Ajiz menemukan rumah orang tua Mesya atas bantuan RT setempat.
"Jadi ini rumahnya, Pak?!"
"Iya benar... Assalamu'alaikum Pak Haji!!" Salam Pak Rt
Setelah beberapa saat seorang wanita membuka pintu dan nampaknya itu adalah Dini, kakak kedua Mesya.
"Wa'alaikumussalam, ada apa Pak Rt?!"
"Eh Din, ini ada orang yang mencari si Mesya" Ucap Pak Rt yang memperkenalkan Ajiz.
"Oh yasudah, mari masuk"
Setelah masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan kedua orang tua Mesya, barulah Ajiz mengetahui jika Mesya telah menikah dan dibawa tinggal bersama dengan suaminya. Ajiz yang mendengar kabar itu pun sontak terpukul bercampur kaget, karena kabar pernikahan Mesya benar-benar disembunyikan dari seluruh teman kampusnya.
"Itu alasan Mesya diam-diam menghentikan kuliahnya" batin Ajiz.
"Apa?! Jadi itu bener?" Ucap Yuda terkejut.
Ajiz hanya mengangguk.
Sedangkan di sisi lain Mesya yang tengah bersiap untuk pulang dari tempat kemah mendapat panggilan jika teman kampusnya bernama Ajiz datang ke rumah untuk bertemu dengan dirinya.
Mendengar nama Ajiz, Mesya sontak terkejut dan tak percaya. Karena bagaimana bisa Ajiz datang ke rumahnya.
"Apa yang dia katakan, Mah"
["Dia hanya bertanya kemana kamu karena sudah tidak aktif di organisasi"]
Mendengar hal itu Mesya sedikit lega, karena Ajiz hanya menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan organisasi.
"Yasudah Mah, nanti Mesya konfirmasi ke teman-teman Mesya. Karena kebetulan kan Kak Sand baru memberi Mesya handphone baru, jadi Mesya belum sempat meminta nomor teman-teman juga"jelas Mesya yang kemudian menutup panggilannya.
"Siapa yang menelepon?!"
Sandi berjalan mendekati Mesya dan memberikan air minum kepadanya.
"Mamah yang menelepon"
"Apa terjadi sesuatu?!"
"Tidak kok, mamah bilang ada teman kampus yang datang ke rumah dan menanyakan aku kemana karena tiba-tiba tidak aktif di organisasi lagi"
"Oh benar sekali, handphone kamu sebelumnya hilang. Jadi pasti mereka tidak bisa menghubungi kamu. Nanti kamu hubungi lagi saja mereka"
"Iya Mas...."
***
Dini yang tengah duduk bersama dengan sang Ibu merasa jika teman kampus Mesya itu bukan teman biasa. Karena bagaimana bisa ia datang sendirian hanya karena menanyakan keberadaan Mesya yang tiba-tiba tidak aktif organisasi.
"Apakah mamah merasa jika teman si Mesya itu agak lain"
"Apa maksud kamu Nak?"
"Iya, kok bisa dia datang sendirian dan menanyakan Mesya. Dan dari nada bicaranya sedikit aneh saat ia tahu Mesya sudah menikah"
Sang Ibu terdiam, ia merasa jika pemuda yang mengaku sebagai teman putri nya itu memang tidaklah asing.
"Siapa nama pemuda tadi?!" Tanya sang ibu
"Ajiz kan?!"
Sang ibu membulatkan matanya, ia menyadari jika pemuda itu adalah sosok pria yang selalu diceritakan oleh putrinya kepadanya. Sang ibu akhirnya menyadari jika pria yang datang ke rumah mereka adalah pria yang sebelumnya disukai oleh putrinya.
"Aaahh.. tidak seharusnya mamah menelepon Mesya tadi"
"Ada apa Mah?!" Tanya Dini penasaran.
Sang Ibu menceritakan bagaimana Mesya selalu berbicara tentang pria bernama Ajiz, teman satu organisasinya. Namun di saat Mesya menceritakan tentang Ajiz sang ibu selalu menyelanya dengan terus menyebut nama Sandi yang selalu menjadi menantu idamannya.
Mendengar sang ibu mengatakan nama Sandi kerap membuat Mesya langsung terdiam, bahkan tak sekali Mesya selalu meninggalkan obrolan saat sang Ibu mengatakan nama Sandi.
"Jadi pria itu?!....."
Sang ibu mengangguk, mereka mengetahui jika pria yang menanyakan tentang kabar Mesya dengan datang ke rumah mereka adalah pria yang dicintai oleh Mesya.
"Apa itu gak akan mempengaruhi pernikahan Mesya dan Sandi, Mah?!" Tanya Dini
"Mamah tidak yakin, tapi semoga saja tidak akan ada masalah dalam pernikahan mereka. Mamah menyesal"
"Sudahlah Mah, Dini percaya Mesya tak mungkin melakukan hal yang akan membuat keluarga kita kecewa" Ucap Dini yang menenangkan sang Ibu
****
"Jadi sekarang apa yang mau lu lakuin Jiz?! Melepaskan si Mesya?!"
Ajiz terdiam.
"Gak!!"
"Apa maksud lu?! Lu mau hancurin rumah tangga si Mesya sama suaminya?"
...****************...