"Aku bersedia menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek harus merestui hubungan aku dan Jessica"
Bagaimana jadinya jika seorang pria bersedia menikah, tapi meminta restu dengan pasangan lain?
Akankah pernikahan itu bertahan lama? Atau justru berakhir dengan saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dj'Milano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps9. Viona menghilang
Jam dinding menunjukan pukul 08:00 malam hari, sedan hitam milik Alex baru memasuki gerbang rumahnya.
"Ingat ya, besok pagi kesini nggak perlu cari, gua. Langsung aja antar dan skalian temani dia belanja semua keperluannya, setelah itu terserah, Loe boleh kemana aja, asal jangan balik kesini. Bosan gua lihat muka Loe tiap hari" ucap Alex sebelum turun dari mobil.
"Nggak sekalian temani dia tidur?" tanya David, menghentikan pergerakan Alex yang hendak keluar mobil.
"Udah bosan hidup, Loe?" Alex menatap tajam pada David.
"Kenapa? Bukanya Loe mau buang dia?"
"Ngaco, awas aja sampe Loe berani macem-macem sama dia" ancam Alex, lalu keluar dari mobil dengan wajah marah, seperti Alex benar-benar terganggu dengan ucapan David.
"Cihh, nggak bisa diajak bercand" ucap David sedikit berteriak. Pria itu kembali melajukan mobil menuju rumahnya.
...****************...
"Sayang! Kenapa pulangnya sampe malam begini?" tanya Jessica, wanita itu menatap Alex dengan kedua tangan menyilang didada.
"Gua cape, Jess. Nggak ada tenaga buat berdebat" sahut Alex, wajahnya terlihat lesuh. bekerja lembur seharian sunggu menguras energinya.
"Kenapa sewot gitu? Aku kan nanyanya baik-baik" Jessica merasa tidak terima, ia telah menunggu Alex di ruang tengah sajak sore tadi lalu kenapa Alex bersikap ketus padanya?
"Terserah Loe lah, Jess. Gua benar-benar cape mau istirahat."
"Alex, Tunggu!" Jessica menarik lengan Alex yang hendak berlalu begitu saja. "Apa maksud ucapan kamu, ha? Kamu tau nggak, aku duduk tunggu kamu disini dari jam 6 sore, trus ini balasan kamu?" jelas Jessica dengan nada sedikit meninggi.
"Oke, oke, aku salah, aku minta maaf. Udah puas?" Alex terlalu lelah untuk berdebat, ia hanya ingin segera masuk kamar, mandi dan mengistirahatkan diri.
"Kamu benar-benar keterlaluan ya, Lax" Jessica mengibas kasar tangan Alex lalu pergi dengan wajah kesal, wanita itu tidak terima dengan perlakuan Alex padanya.
Alex membuangan napas kasar, Apalagi salahnya kali ini? Tak ingin ambil pusing dengan sikap Jessica, Alex berlalu menuju kamar.
Ketika hendak menaiki anak tangga, perhatian Alex sedikit terganggung dengan cahaya remang-remang dari kamar tamu yang biasa ditempati oleh Viona.
Jam brapa ini? apa mungkin dia sudah tidur? Batin Alex, sambil memperhatikan rolex mewah yang terlingkar ditangannya. Biasanya lampu kamar itu nyala hingga jam sebelas malam, bahkan kadang Viona masih duduk nonton TV di raungan tengah.
Sesampainya di kamar, Alex langsung menuju kamar mandi. Dibawa shower yang sedang nyala, Alex memikirkan nasib rumah tanggannya. Bukankah ia menikah untuk bahagia? Bukankan wanita yang ia nikahi adalah wanita yang dicintai? Lalu kemana cinta dan bahagia itu? Seingat Alex, sajak awal menikah tiada hari tanpa ulah Jessica.
Ya, memang semua permasala mereka akan terselesaikan diatas ranjang, tapi bukan berarti harus mengalami hal yang sama setiap hari. Jessica tidak pernah mau mengerti dan Jessica akan mengancam jika Alex tidak menurti kemauannya.
Apa mungkin seperti ini kehidupan yang ia inginkan? Alex semakin frustrasi memikirkan semua itu. Keinginan mendapatkan istri yang menyambutnya dengan seyuman hangat, membukakan jasnya dan menggandeng tangannya ke kamar saat pulang kerja, hanya tinggal mimpi. Sekali pun belum pernah ia dapatkan perlakuan seperti itu dari Jessica.
Ditengah beban pikirannya, hati kecil Alex tampak masi penasan dengan lampu kamar Viona yang mati, apa mungkin wanita itu sudah tidur? Rasa ingin tahunya yang begitu besar, membawa Alex mencari tahu kebenarannya.
Selesai mandi dan memakai baju tidur, Alex segera turun kebawa untuk menghilangkan rasa penasaranya.
"Bi Lastri, kemana Viona?" tanya Alex, pria itu berpura-pura mengambil air dikulkas.
"Maaf, Tuan. Bibi juga belum ketemu Nona Viona sepanjang hari ini, terakhir bibi Lihat Nona Viona bertemu Tuan di ruang baca" jelas Bi Lastri, wanita tua itu juga mencari Viona seharian.
Alex menganggu paham atas ucapan Bi Lastri, setelah meminum air satu tegukan Alex berjalan menuju kamar Viona.
Tok, tok, tok
banyak kerananya