"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."
"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Azura pun menghampiri Amalia dan menginjak leher wanita itu."mungkin jika selama ini gue diam saat Lo injak-injak harga diri gue, gue masih bisa diam. Tapi sekarang lo sudah sangat keterlaluan dengan menyentuh barang peninggalan kedua orang tua gue, gue tidak akan pernah mengampuni siapapun yang berani melakukan hal itu."ucap Azura yang kini berurai air mata.
Sementara Amalia sudah hampir kehabisan nafas, dan kedua pria yang kini mencoba memisahkan mereka pun tidak mampu menahan kemarahan Azura.
"Ay kamu bisa dipenjara jika kamu bunuh dia!"ucap Rakha yang masih mencoba untuk menarik Azura.
"Gue gak peduli!! sekalipun gue harus mendekam dipenjara gara-gara menghabisi nyawa wanita menjijikan yang telah merusak barang berharga milik gue!"ucap Azura yang masih tidak melepaskan pijakan nya.
Hingga Diego meraih Azura dan membawa dia menjauh Amalia masih memegang lehernya sambil terbatuk-batuk karena hampir kehabisan nafas.
"Lepas!! aku ingin bunuh wanita licik itu sekarang juga! Dia sudah merusak mobil kesayangan papah ku!! Lepas."ucap Azura yang kini memukul dada bidang Diego.
Sementara Leony masih mematung di tempatnya tidak mengira bahwa Azura bisa se brutal itu jika sedang marah.
"Ay sudah ayo kita pulang tenangkan dirimu kita bisa ganti kaca mobil itu."ucap Rakha.
"Tidak A! aku tidak mau ada yang hilang dari semua itu aku ingin bunuh dia saja!!"ucap Azura yang masih meronta di dalam dekapan Diego.
"Ay ingat mama dan papa mu kasih mereka jika kamu berbuat dosa dengan membunuh nya."ucap Alma yang kini mencoba menenangkan Azura.
"Biar saya yang antar dia pulang."ucap Diego.
"Lepas! Aku tidak mau!!"ucap Azura yang kini masih terbakar emosi.
"Ayudia."ucap Jodi yang kebetulan datang mencarinya.
"Ada apa dengan mu kemarilah."ucap Jodi yang kini memanggil Azura.
Diego pun menatap tajam kearah pria tampan itu, dan Azura pun melepaskan diri dan bergegas menghampiri Jodi.
"Jo lihat mobil bokap gue hancur gara-gara dia hiks."ucap Azura yang kini terlihat sangat menyedihkan.
Jodi langsung mendekat kearah Amalia hanya dalam hitungan detik tubuh gadis itu terangkat saat Jodi mencengkram erat leher Amalia.
"Kau berani melukai hati Ayudia, aku bahkan tidak pernah melihat dia begitu terluka seperti ini."ucap Jodi yang terlihat sangat dingin dengan tatapan mata mengerikan.
"Lepaskan dia angkat tangan."ucap seorang polisi yang menghentikan aksi Jodi hingga tubuh Amalia terlempar ke arah polisi itu.
"Ikut saya ke kantor polisi."ucap para polisi itu.
"Saya yang memiliki masalah dengan dia pak, saya yang ikut."ucap Azura yang ditarik oleh Delon.
"Kami akan datang pak karena kami adalah saksinya."ucap Delon yang kini berbisik pada Azura.
"Jangan macam-macam ini kasus serius."ucap Delon.
"Jodi pulang Sila membutuhkan mu."ucap Azura tapi Jodi menggeleng dia akan membiarkan Azura dalam masalah.
"Ay aku beritahu ibu dulu."ucap Rakha tidak usah pulang lah dengan Alma ke rumah sakit biar aku dan Jodi saja yang pergi."ucap Azura yang kini masih terluka saat melihat mobilnya hancur di bagian kaca depannya.
Diego pun langsung bergegas pergi bersama dengan Leony karena mereka juga yang ikut andil dalam masalah ini.
"Honey aku rasa kita tidak perlu ikut campur ini masalah mereka."ucap Leony.
"Kau tidak sadar bahwa kau yang memulai semuanya ini."ucap Diego tegas.
"Tapi aku bicara berdasarkan bukti."ucap Leony.
"Kalau bukti itu benar, kalau salah maka kamu pun akan dituntut untuk pencemaran nama baik, kau tau Azura tidak perlu menggoda laki-laki manapun untuk mendapatkan kesenangan. Dia sudah memiliki semua itu sejak dia lahir. Aku memang sering bertemu dengan dia di club malam ku, tapi dia datang bukan untuk menjual diri atau menggoda pria lain, melainkan untuk membuang kesedihan karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia seperti yang kamu tau."ucap Diego terpaksa berbohong.
Diego sengaja melakukan hal itu untuk melindungi Azura, dan juga membuat Leony mengerti bahwa ia tidak boleh merendahkan wanita lain meskipun derajat mereka berbeda.
Sesampainya di kantor polisi, Jodi dicecar berbagai pertanyaan hingga saat seseorang berseragam polisi dengan pangkat yang lebih tinggi datang menghampiri Jodi dan Azura.
"Ayudia."ucap pria tampan bernama Bayu tersebut.
"Mas Bayu."ucap Azura lirih.
"Biar saya yang tangani mereka."ucap pria itu.
Leony yang melihat keakraban itu pun merasa iri pada gadis cantik itu."Apa yang terjadi kenapa kamu bisa sampai disini, dan ini siapa?"ucap Bayu yang kini melihat kearah keduanya.
"Dia sahabat saya sejak kecil, dia reflek terpancing emosi saat saya menangis karena mobil peninggalan almarhum orang tua saya dirusak oleh dia."ucap Azura.
"Apa penyebab dia melakukan hal itu?"tanya Bayu lagi.
"Mereka datang saat saya hendak pulang dari Mall, seseorang mengatai saya sebagai pela*ur dan menuduh saya bersenang-senang dengan uang suami orang. dan dia memprovokasi saya, awalnya saya tidak meladeni nya tapi tiba-tiba dia memecahkan kaca mobil saya."ucap jujur.
Diego pun membulatkan matanya karena dia tidak menyangka bahwa Azura akan menyeret semua orang yang telah menyakiti nya.
"Hmm.. tunjukkan siapa yang pertama kali mengatai mu sebagai seorang pela*ur."ucap Bayu.
"Dosen saya yang terhormat yang merasa bahwa saya telah menggoda suaminya."ucap Azura yang kini menunjuk ke arah Leony.
"Ayudia saya bicara berdasarkan bukti yang dia berikan."ucap Leony.
"Maaf nyonya bisa tolong tunjukkan bukti itu."ucap Bayu.
Leony hendak bangkit tapi Diego menatap tajam kearah nya."Ini adalah sebuah kesalahpahaman, saya dan Ayudia memang sering bertemu secara kebetulan karena, sesekali saya mengajar di kampus menggantikan istri saya yang sedang berhalangan. Dan Azura juga karyawan magang di perusahan saya dan entah siapa yang memanfaatkan momen tersebut."ucap Diego.
"Dia memang pelacur!"ucap seseorang yang baru saja datang dia tidak lain adalah Anita ibu dari Amalia.
"Hehehe... Jika saya pelacur lalu anda apa?"ucap Azura.
"Siapa yang berani mengatakan istri ku sebagai seorang pelacur."ucap Nathan yang kini datang menghampiri mereka.
Azura menatap lekat wajah pria itu."Apa buktinya jika dia adalah istri anda tuan Jonathan yang terhormat.
"Anda lihat ini."tunjuk Natan yang memperlihatkan foto kemesraan mereka diatas ranjang yang dipenuhi kelopak bunga dan ada dua buah cinta dan buku nikah yang kini ditunjukkan oleh Nathan pada Bayu.
"Dia bohong pak polisi, dia pelanggan pertama wanita licik ini dan saya sendiri yang melakukan transaksi dengan nya."ucap Anita yang tanpa dia sadari bahwa dia telah mengakui siapa dirinya.
🧸🧸🧸🧸🧸
Anita langsung dijebloskan kedalam sel tahanan karena beberapa bukti yang selama ini ia kantongi bahwa Anita adalah seorang mucikari.
Sementara Azura dan yang lainnya pulang dengan bukti yang dibawa oleh Nathan kehadapan Bayu.
Dan Amalia harus mengganti rugi atas kerusakan, dan dia didenda seratus juta atas perbuatan yang ia lakukan.
"Tuan kenapa anda melakukan ini, bagaimana jika ada orang lain tau semuanya bisa berabe."ucap Azura.
"Anggap saja ini sebagai permintaan maaf karena hari itu aku tidak bisa membela mu Ayudia, tapi sekarang aku akan melakukan apapun untuk mu."ucap Nathan.
"Terimakasih tapi segera hilangkan bukti ini agar hubungan anda dengan calon istri anda tidak rusak."ucap Azura.
"Ini bukan mainan, tapi terserah kamu mau menganggap ini apa. Kita sudah terikat dengan ikatan pernikahan ini meskipun kamu masih memiliki kebebasan untuk menikmati hidup."ucap pria itu.
"What!"teriak Azura kaget.
"Aku tidak akan memaksa mu untuk menjadi seorang isteri yang seharusnya tapi setidaknya ini bisa melindungi mu dari masalah apapun."ucap Nathan.
Dia rela mengorbankan perjodohan itu demi mengembalikan kepercayaan Azura padanya, entah kenapa hatinya begitu terluka saat melihat tangis pilu gadis yang telah menjadi yang pertama baginya kala itu.
Biarlah dia tidak dianggap sebagai suami tapi setidaknya tujuan nya tercapai yaitu melindungi gadis itu dan membersihkan namanya di luaran sana.
"Kamu bisa ikut aku pulang, atau tetap di tempat mu yang sekarang. Terserah kamu kamu memiliki kebebasan untuk memilih."ucap Nathan.
Azura langsung menghambur memeluk Nathan dengan tangis pilunya, dia tau pria itu hanya ingin menyelamatkan dirinya. Tapi Azura merasa sedih karena dengan begitu Nathan telah menghancurkan masa depannya.
"Aku janji akan menemui dia dan keluarga mu untuk meminta maaf agar semuanya kembali seperti semula."ucap Azura yang dijawab gelengan kepala oleh Nathan, dia tidak setuju dengan itu biarlah semua itu terjadi karena baginya pernikahannya dengan wanita yang dijodohkan dengan nya itu juga tidak akan berjalan mulus karena tidak sedikitpun dia memiliki rasa seperti pada Azura.
"Istirahat lah dengan baik, aku kembali dulu."ucap Nathan yang kini mengusap lembut puncak kepala Azura.
"Terimakasih."lirih Azura yang kini menatap pria yang sudah benar-benar baik terhadap nya.
"Sama-sama aku pulang dulu istriku."ucap Nathan sambil tersenyum manis.
Mimpi apa Azura saat ini, kenapa dia harus berada di posisi ini.
Sementara itu Diego tengah mengamuk di dalam sebuah ruangan di dalam club malam nya, dengan pecahan botol berserakan dan Delon sudah berusaha untuk menenangkan Diego.
Delon tau bahwa Diego sangat kecewa karena Azura tiba-tiba dinikahi oleh Nathan.
Azura sendiri seolah tengah mempermainkan dirinya. Uang lima ratus juta yang sempat Azura gunakan benar-benar diganti dan cincin berlian itu tidak terlihat digunakan oleh wanita yang sangat ia cintai.
"Kak hentikan, kenapa kau selalu melampiaskan semua ini pada dirimu sendiri harusnya kau tegas menolak daddy untuk terus bersama Leony."ucap Delon yang akhirnya meminta orang lain untuk membersihkan semua yang kini berserakan di lantai.
Sementara itu saat Azura datang ke rumah dia disambut oleh sang bibi yang kini menangisinya karena Azura dikabarkan dibawa ke kantor polisi .
"Oh syukurlah kamu baik-baik saja."ucap sang bibi.
"Dimana anak-anak?."tanya Azura.
"Mereka di dalam kamar sedang belajar."jawab sang bibi.
Hmm...aku istirahat dulu."ucap Azura yang merasa tidak percaya dengan statusnya saat ini.
Sebuah pesan masuk dimana itu adalah dari Delon yang memperlihatkan keadaan Diego yang sedang sangat hancur.
Azura pun hanya menggunakan kata maaf pada Delon karena dia tidak mungkin mendatangi pria itu saat ini, lagipula sudah seharusnya dia berhubungan dengan nya.
Azura pun mencoba untuk memejamkan mata tapi sungguh tidak bisa, terlalu banyak masalah yang kini melintas di pikirannya.
Azura pun bangun dia benar-benar tidak bisa tidur dan pergi menuju balkon kamarnya. malam tanpa bintang itu semakin membuat Azura larut dalam pikirannya.
Entah apa yang harus ia lakukan di hari esok, karena dia tidak mungkin pergi kuliah disaat dia tengah berseteru dengan dosennya itu.
Dia juga tidak mungkin pergi magang karena Diego sudah pasti tidak akan pernah memaafkan dirinya.
Azura benar-benar dalam dilema, tapi kemudian dia teringat akan cita-citanya itu.
Dengan gontai Azura berjalan menuju kedalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang hingga ia teringat akan nyanyian wanita cantik itu yang dulu pernah meninabobokan dirinya.
Perlahan tapi pasti Azura memejamkan matanya, hingga pagi tiba sang bibi yang kini sudah bersiap untuk dengan segala kesibukan nya di pagi hari dia membangunkan Azura.
Gadis yang baru saja tidur beberapa jam itu pun langsung terjaga dan dia melihat sang bibi sedang menatap sendu kearahnya saat mendengar kabar tentang kerusakan mobil peninggalan kakanya itu yang membuat keponakan nya itu benar-benar murka.
Azura pun dipeluknya erat-erat dengan tetes air mata yang mengalir deras."Yang sabar nak ikhlaskan saja semuanya, bibi yakin kedua orang tua mu tidak akan sedih melihat mobil itu rusak, tapi mereka akan sedih saat melihat mu dipenjara."ucap Arum.
"Hmm..."lirih Azura.
"Ah sudah ayo bersiap lah, kita akan sarapan pagi dan setelah nya bibi harus mengantar sarapan pagi untuk teman mu itu."ucap Arum.
"Siapkan saja bi biar aku antar mereka sekaligus antar anak-anak pergi sekolah."ucap Azura.
"Apa mereka akan selamanya tinggal di sini?"tanya Arum.
"Tidak bi, tapi di rumah mama aku ingin mereka mengisi rumah itu dan juga jika bibi mau bibi juga bisa pindah kesana bersama Rakha."ucap Azura.
"Tidak nak bibi sudah nyaman disini."ucap sang bibi.
"Hmm... tapi jika bibi tinggal disana bibi akan cepat dapat jodoh lo bi teman Ayudia tampan meskipun ada tiga adiknya termasuk kedua anak itu."ucap Azura sambil terkekeh.
"Kamu itu Yu, mana mungkin bibi menikah dengan pemuda yang umurnya saja dibawah anak bibi."ucap wanita itu yang langsung memukul pelan lengannya Azura.
"Tidak ada salahnya kan bi, lagipula dia adalah pria yang sangat bertanggung jawab dia akan sangat menyayangi bibi."ucap Azura lagi.
"Aku sudah bau tanah nak, tidak menikah lagi pun aku tak akan penasaran jadi jangan berfikir yang tidak-tidak."ucap sang bibi.
"Masih mending bau tanah, daripada bau lumpur got."ucap Azura.
tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/