Rosana mempunyai orgen tunggal yang sangat laris, setiap minggu selalu saja ada yang meminta untuk organ nya main di setiap pesta. bahkan sampai luar desa juga meminta organ dia, semua nya menganggap itu hal biasa.
tidak ada yang tau apa yang sebenar nya sudah terjadi?
Halim mengetahui ada yang tidak beres pada istri nya, sehingga dia pun berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi. terlebih pemain dari orgen tunggal milik musuh mereka mulai mati satu persatu setelah bicara dengan Rosana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Halim di hantui
Sesudah memberikan uang untuk Ari, Halim kembali kedalam kamar karena dia sangat penasaran dengan bau amis dari kamar nya itu, bila tidak ada sesuatu maka pasti nya tidak akan bau begini. rasa nyaman untuk tidur malam pun jadi terganggu, rasa nya selalu ingin muntah bila bau tersebut kembali menusuk hidung.
Kamar juga terasa sangat dingin dan lembab, padahal tidak ada pakai AC di sini. Halim pun membuka jendela agar ada cahaya yang masuk dan udara juga berganti, seprai pun ia buka walau denhan keterbatasan akibat tangan yang cuma satu ini. namun bau itu masih saja belum di temukan dari mana sumber nya, Halim kemudian berjongkok untuk melihat bawah ranjang.
"Tapi kalau bangkai kan bau nya tidak amis." gumam Halim agak meragu.
Jantung Halim tiba tiba berdetak kencang karena merasa hawa dingin seolah bersumber dari bawah ranjang yang mereka tiduri, tapi rasa penasaran nya juga sangat tinggi untuk melihat apa yang ada di bawah sana.
Greeeep.
Gludaaak.
Sebuah tangan menarik Halim hingga ikut masuk kebawah ranjang dan Halim juga sampai tidak bisa mau berkata kata lagi sangking takut nya, bagai mana mungkin bila dia tidak takut karena yang menarik nya adalah Jarwo yang kepala nya hancur separuh lengkap dengan darah menetes netes.
"Kembalikan kepala ku.....
"Kepala ku di manaahhhh....
Tes, Tes.
Darah segera menetes membasahi wajah Halim yang ada di bawah nya Jarwo, bukan cuma darah saja melainkan juga otak nya sehingga berwarna merah sekaligus putih dengan lendir juga. mual sudah pasti karena semua nya bercampur satu dalam jiwa, Halim yang notabene adalah orang taat beribadah menjadi lupa untuk menyebut nama Allah.
"Assalamualaikum." teriak seseorang dari luar rumah.
Bisa Halim mendengar namun tidak bisa mau menjawab karena tubuh nya kaku tidak bisa bergerak, Jarwo yang semula wujud nya sangat jelas kini berubah samar dan makin lama juga semakin hilang dari pandangan mata.
"Ya Allah!" Halim menarik nafas panjang.
"Hiiiieeeeekk."
"Hah?!" Halim kembali kaget karena yang terdengar sekarang adalah suara kuda.
Cepat Halim berlari keluar karena mengira di luar sana ada kuda yang lewat, maka nya dia segera mengintip untuk mencari orang yang tadi mengucap Assalamualaikum juga. namun orang atau pun kuda itu sama sekali tidak ada, bahkan sudah di cari kesamping rumah pun tetap saja tidak ada.
"Siapa yang tadi datang, kuda nya juga tidak ada." batin Halim menatap sekitar.
"Lagi cari apa, Lim?" Reza mendekati teman sekaligus tetangga nya.
"Eh! ini loh, tadi kayak ada yang ngucap salam tapi pas aku keluar kok tidak ada." jawab Halim.
"Dari tadi memang tidak ada orang datang kok, aku di luar sejak tadi soal nya." sahut Reza pula.
"Masa iya to? aku tadi dengar jelas sekali kalau ada yang mengucap salam sama suara kuda juga." Halim kebingungan.
"Kamu baru bangun tidur palingan, ini bau mu saja masih bau iler!" Reza tertawa pelan.
Halim mencium bau badan nya dan dia baru sadar bahwa sekarang bau nya menjadi sangat amis sekali, amis yang sama dengan yang ada di kamar nya tadi. dan yang ada di kamar nya adalah Jarwo, tapi rasa nya Halim tidak mungkin mau bilang pada Reza bahwa ada hantu nya Jarwo.
"Aku mau mandi dulu kalau begitu." Halim masuk kedalam rumah.
"Oke." Reza pun kembali kerumah nya untuk memangkas batang jambu air.
"Hah! apa itu tadi?" Reza kaget karena melihat sesuatu dari dalam rumah nya Halim.
Angun dingin menerpa punggung nya membuat Reza sedikit berdebar tidak karuan, rasa nya tadi dia tidak mungkin salah lihat saat menoleh kedalam rumah Halim. tapi dia juga tidak bisa menyuruh otak berhenti untuk memikirkan nya, sebab bentuk nya mahluk itu sangat mengerikan sekali, Reza tau bahwa itu adalah kuda yang sangat besar dengan rambut panjang.
"Abang."
"Ah eh iya?" Reza tergagap saat di panggil istri nya.
"Aku sama Mia mau pergi dulu, dia mau jual perhiasan untuk buka usaha." pamit Mila.
"Heeemm ya, hati hati." angguk Reza kurang fokus.
"Nanti tolong jemurkan baju yang lagi di keringkan di mesin cuci ya, ada sedikit lagi itu." pinta Mila sembari memanasi motor nya.
"Ya nanti ku jemur." angguk Reza yang memang sering menjemur baju.
Mia kadang melirik Abang ipar nya yang sangat baik ini walau impoten, tidak seperti Jarwo yang memang agak kasar orang nya. jangan kam menjemur baju, minta tolong ambil kan air minum satu gelas saja dia menolak.
...****************...
Rosana pulang dari sekolahan sehabis mengantar anak anak nya, masih sempat senyum pada Reza yang sedang menjemur baju. namun tidak ngobrol karena yang ada malah nanti jadi fitnah, maka sekedar nya saja agar tidak timbul gosip sana sini oleh orang yang tidak suka pada nya.
"Ros!" tetangga sebelah nya tepat memanggil Rosana.
"Ada apa, Jum?" Rosana tidak jadi masuk.
"Aku boleh minta tolong enggak?" Juminten menatap Rosana dengan raut memelas.
"Apa yang bisa ku bantu, Jum?" Rosana kadang tidak bisa menilai tetangga nya satu ini.
"Aku lagi butuh sekali uang untuk bayar rumah, boleh tidak pinjami aku uang tiga ratus ribu saja." pinta Juminten.
"Kok tumben kamu pinjam uang, dulu kamu bilang tidak akan pernah pinjam uang." sindir Rosana.
"Aku salah saat itu, Rosana! tidak sadar bahwa akan butuh uang dan sampai meminjam juga." keluh Juminten.
"Itu lah kenapa kalau lagi di atas jangan terlalu sombong, sebab roda juga akan berputar." Rosana pernah di hina oleh Juminten saat dulu meminjam uang.
Juminten menangis karena ingat dulu dia pernah menghina Rosana saat wanita ini butuh uang, memang kalau sudah agak kaya maka akan sombong bukan main, padahal mereka juga sama sama masih memiliki tagihan KPR setiap bulan nya.
"Tolong lah aku ya, Ros." Juminten sangat memelas.
Rosana membuka dompet dan mengambil uang yang berjejer dalam dompet itu, mata Juminten sampai terbelalak melihat barisan uang yang sangat indah itu. tentu nya memiliki dompet seperti Rosana itu adalah impian semua wanita, siapa yang tidak mau punya uang begitu.
"Ambil saja uang nya, ini lima ratus ribu ku berikan padamu sebagai tanda terima kasih karena dulu kau pernah meminjamkan uang padaku." Rosana memberikan lima lembar uang merah.
"Terima kasih ya, Ros!" Juminten girang sekali.
Tidak di jawab lagi dengan Rosana karena dia agak kesal dengan tetangga nya satu ini, apa lagi bila ingat dulu mulut Juminten dengan mudah nya mengatakan bahwa tak akan meminjam uang pada siapa pun karena dia punya banyak tabungan.
Iblis sudah ngirim signal ke kepala rumah tangga.
hati2 Halim keluargamu terancam semua nyawanya, oleh iblis paedofil😅
Lekas sembuh ka nov, mnumin air hangat
hehee,, cepet sehat thorr
jgn nyemilin gorengan melee
wkwkwkw
syerem
wkwkwkwk