Dalam rumah tangga, CINTA saja tidak cukup, ... Masih diperlukan kesetiaan untuk membangun kokoh sebuah BIDUK.
Namun, tak dipungkiri TAKDIR ikut andil untuk segala alur yang tercipta di kehidupan FANA.
Seperti, Fasha misalnya; dia menjadi yang KEDUA tanpa adanya sebuah RENCANA. Dia menjadi yang KEDUA, walau suaminya amat sangat MENCINTAI dirinya. Dia menjadi yang KEDUA, meski statusnya ISTRI PERTAMA.
Satu tahun menikah, bukannya menimang bayi mungil hasil dari buah cinta. Fasha justru dihadapkan kepada pernikahan kedua suaminya.
Sebuah kondisi memaksa Samsul Bakhrie untuk menikah lagi. Azahra Khairunnisa adalah wanita titipan kakak Bakhrie yang telah wafat.
Tepatnya sebelum meninggal, almarhum Manaf memberikan wasiat agar Bakhrie menikahi kekasihnya yang telah hamil.
Wasiat terakhir almarhum Manaf, akhirnya disetujui oleh Bakhrie dan keluarganya tanpa melihat ada hati yang remuk menjadi ribuan keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAM DUA SEMBILAN
Gantara pernah membiarkan Fasha lenyap dari angannya. Dan, semenjak tahu jika Fasha tak bahagia, Gantara seolah lancang memikirkan wanita itu kembali.
Nama indahnya terus disebut di sepertiga malamnya. Berharap jalur langit akan bisa memudahkan urusan hatinya.
Beberapa jam yang lalu, Gantara menghadap kepada King Miller. Jika dahulu dia minder, kali ini dia tak mau lagi mundur.
Berulang kali jawaban istikharahnya seolah terus menerus memantapkan hati agar berani dan tegas untuk maju satu langkah dengan meminta Fasha kepada walinya.
Hari ini, King Miller setuju dan berkata akan menerima pinangannya. Tapi, detik ini pula, Bachrie tampak masih mengejar Fasha.
Di hadapannya, bahkan Bachrie terus menerus menyuarakan skeptisismenya kepada cinta tulusnya selama ini. Padahal bicara soal cinta, Bachrie tahu apa?
"Sayang, aku minta maaf soal kemarin, tapi urusan mencintai, tidak ada yang lebih besar dari cintanya Bachrie!" teriak Bachrie.
Gantara hanya diam menyimak.
"Sayang, ... please, pikirkan ulang keputusan mu! ... Orang lain belum tentu lebih baik dariku, pikirkan juga bagaimana Abrar, dia butuh ayah kandung yang tidak akan pernah membedakannya dengan anak lainnya."
Gantara hanya menatap tajam lelaki yang digiring para bodyguard King Miller agar turun dari tangga teras mansion.
Bachrie masih histeris. "Kalau kamu menyerah, ... maka biarkan aku yang berjuang keras untuk mu kali ini, Fasha!"
Fasha berlari masuk, Gantara sempat mendengar isak tangis wanita itu. Dan ini menyakitkan hati, tapi Gantara seorang lelaki, kakinya takkan mundur setelah melangkah hingga sejauh ini.
King menyuruh orang- orangnya memulangkan Bachrie. Lantas mengajak Gantara masuk ke dalam agar mendengar sendiri bagaimana jawaban Fasha.
Ketiganya tak bisa duduk, mereka berdiri dengan ketegangan. Fasha masih menangis sementara mata Gantara masih menyimak setiap isak yang Fasha tarik.
Abrar sudah aman bersama baby sitter, dan King mulai membuka obrolan. "Gantara ke sini, untuk melamar mu."
"Acha tidak mungkin menerimanya!" Di depan Gantara sendiri Fasha menolak. Berharap, Gantara akan mundur, karena Fasha tahu, King Miller yang menyuruh Gantara melamar.
"Kamu masih cinta lelaki lemah yang hanya bisa menampar mu, Fasha?" sergah King dan Fasha menangis.
"Anak manja yang hanya pandai bersembunyi di ketiak ayahnya!" serapah King.
Fasha terisak sesak. "Kenapa tidak dari dulu Papa bilang begitu? Kenapa dulu Papa harus menjodohkan Acha sama Mas Bachrie?!"
King terdiam, ... jujur, dahulu dia memandang Jatmiko yang begitu baik. Sudah cukup lama juga mengenal Jatmiko dari Gus Emyr.
Kala itu, jika melihat dari Bachrie pun memang tak ada yang kurang. Tampan, berpendidikan, kaya, paham tentang agama, jadi apa lagi?
Tak ada sekalipun menerka, jika akhirnya lelaki yang pernah amat sangat King percaya berubah menjadi lelaki yang menyakiti putrinya.
"Sekarang Acha masih menata hati, dan Papa sudah seenaknya menjodohkan Acha lagi!"
King terkekeh menyepelekan. "Kalau kamu tidak segera menikah, Papa yakin akan terus memikirkan Bachrie dan menjadi lemah!"
Fasha juga tahu, cinta Fasha masih begitu dalam dan besar. "Acha nggak yakin bisa mencintai orang lain lagi setelah seluruh hati Acha dicurahkan sama Mas Bachrie."
"Kita lihat saja nanti." King maju satu langkah sementara Fasha mundur. "Gantara yang akan bertanggungjawab atas sisa hidup mu."
Fasha lekas menatap Gantara yang sedari tadi hanya diam menatapnya. "Bang Tara lelaki yang baik. Tidak perlu mengorbankan diri untuk Acha, Bang. Demi Allah, sampai saat ini, hati Acha masih untuk Mas Bachrie."
Gantara terpaku, bahkan meski Fasha berlari menaiki satu persatu anak tangga, lelaki itu hanya pandai bergeming.
Sekarang, King yang ingin tahu, jawaban apa yang akan Gantara lontar. "Kamu masih yakin? Kamu bisa hidup dengan wanita yang masih hanya mencintai mantan suaminya?"
Yah, Gantara sadar siapa dirinya. Sedari dulu ia selalu mundur karena dia merasa tak pantas, dia memang tidak sekaya apa lagi setampan Bachrie.
Namun, untuk besar cintanya, bahkan mungkin Tuan King Miller sendiri tidak akan pernah bisa menandinginya.
Hati memang merasa nyaman dalam memendam, namun otak merasa tak tahan untuk menahan segala beban.
Maka itu, ... Meski Fasha bilang Fasha masih hanya mencintai Bachrie, Gantara masih akan tetap melangkah maju.
Cukup dia melihat bagaimana Bachrie menyia- nyiakan keindahan ini. Sekarang, gantian dia yang memilikinya.
"Aku rasa, Fasha sudah dibutakan cintanya, dan kamu hanya akan merasa lelah karena berjuang sendiri," jelas King.
"Bahkan meski Nona Fasha ditakdirkan menjadi patah hati terpanjang di dalam hidup saya. Saya tidak akan pernah menyesalinya."