Khusus Area Anuu dan banyak anuu
# Jangan cari sesuatu yang faedah, ga bakal nemu😂😂😂
Arka dan Naura adalah saudara angkat yang selalu bersama, keduanya menjalin percintaan setelah bertemu kembali.
Hingga keduanya dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Namun keinginan mempunyai keturunan begitu syulit.
Apalagi pernikahannya tidak diketahui oleh orang tua Arka.
Bagaimana mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai keturunan.
Nahhhhh
Ikutin aja
Walau ga ada faedahnya
Banyak mengandung anuuu
harap bijak dalam membaca😂😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nama Yang Sama
Beberapa hari kemudian, Arka dan Naura kembali melakukan aktifitasnya di kantor, banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
Terutama saat ini sedang membangun kerjasama dengan perusahaan lain untuk proyek di pulau Bali.
Naura bersama Selvi melakukan pertemuan di sebuah cafe tak jauh dari kantor.
Sementara Arka masih tetap berada di kantor untuk memeriksa berkas dan file perusahaan, karena masalah yang terjadi belum terselesaikan.
"Mas Angga, Pak Ronald bagian keuangan itu sudah lama belum?" Tanya Arka kepada Angga yang berada dibelakang meja kerjanya.
Tampak Angga mengerutkan kening, sebab bukan hanya satu nama disana, dan Angga ingin memastikan terlebih dahulu.
"Ronald Edi Kuswara?"
"Bukan!"
"Ronald Zulfikar?"
"Bukan!"
"Lhah terus?"
"Disini tertera Ronald F."
"Ronald Fernando?" Sahut Angga.
"Mungkin, karena tidak ada kepanjangannya."
"Bukannya orang itu sudah dipecat sama Pak Hendra?"
"Tapi disini sebagai kepala keuangan, dan masih aktif sampai sekarang!" Jelas Arka.
Angga pun bangkit dari tempat duduknya, kemudian memeriksa berkas yang ditunjukkan oleh Arka.
"Lhah, iya!, kenapa bisa seperti ini, atau mungkin harusnya Ronald E, Edi Kuswara?"
"Ga tahu gue, kenapa bisa seperti ini, Coba nanti tanya Bu Boss, yang sebenarnya bagaimana. Kesalahan penulisan atau memang disengaja!" Sahut Arka yang memang jeli melihat file di monitor serta berkas di tangannya.
Keduanya pun berdiskusi, untuk memastikan terlebih dahulu, sebab Arka berfikiran positif terlebih dahulu, agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Sementara Novi dan Rena yang berada tidak jauh dari tempatnya berada, mendatangi Arka untuk turut serta memeriksa berkas serta file milik Arka.
"Ada apa sih beb!, kok kayaknya heboh banget kalian berdua!"
Novi menyeletuk sambil mengambil berkas dari tangan Arka.
Arka yang mendengar celetukan Novi hanya memutar bola matanya.
"Cek aja ndiri!" Ketus Arka.
Arka mencoba percaya kepada teman-teman satu divisinya, sebab semua sudah diberitahu oleh Naura sebelumnya, sehingga Arka terbuka dalam mengerjakan tugas maupun penyelesaian masalah.
Terutama Angga yang menjadi orang terlama di ruangan tersebut, bahkan semenjak Arka masih kuliah di luar negeri.
"Gue puyeng kalau ngelihat duit berderet begini, bukan milik gue sih!" Celetuk Novi, kemudian menyerahkan berkas kepada Rena.
"Lhah, apalagi gue!, malah udah kebayang, gue mau belanja apa nih!"
Celetuk Rena sambil mengambil berkas dari Novi, namun kemudian menyerahkan kembali ke Arka.
"Jiwa-jiwa missqueen ya begitu!" Celetuk Arka.
"Sama matre!" Lanjut Arka.
"Huuuuu!, elu kalau entar punya cewek, harus tuh manjain dengan belanja, jangan dekemin mulu, mau enaknya doang, ga mau berkorban."
Rena kini berkacak pinggang dihadapan Arka, kemudian berbalik menuju meja kerjanya.
"Gue serahin semua malah, ga cuma manjain di kamar doang!, mau apapun gue turutin lho!"
"Nyawa Lo boleh?" Ketus Rena.
"Ya kalau ayangku mau, silahkan!"
"Emang Lo udah punya Ka?"
Novi menyipitkan matanya, penasaran dengan ucapan Arka yang mengaku punya kekasih dari kata 'ayang' barusan.
"Emang elu kagak lihat ketampanan gue?, gue yakin kalian pun berharap jadi pacar gue, tapi sorry gue udah punya!"
"Sombong!"
Sahut Rena dan Novi bersamaan, sambil melempar kertas yang telah diremas.
Angga yang masih ada di samping Arka hanya menggelengkan kepala, kemudian melangkah menuju tempat kerjanya.
"Mas Angga kagak ikutan juga kaya Arka gitu?, pamer ketampanan juga!"
Angga tidak menanggapi perkataan Novi, namun ia kemudian menatap Novi.
"Meles!"
Hahahahha....
Riuh tawa Novi dan Rena, begitu juga dengan Arka yang masih fokus dengan monitor di hadapannya.
"Cinta tak kesampaian!" Celetuk Arka.
Dugg...
Angga menendang bangku Arka yang tepat didepannya, membuat Arka kembali tertawa.
"Entar gue sampein deh sama Selvi, siapa tahu Selvi juga ga bisa ngomong sama Mas Angga, sama-sama dipendam dalam hati."
Kata-kata Arka membuat wajah Angga memerah, namun kemudian menutupinya dengan telapak tangan.
"Cieeeee ...!!"
Novi dan Rena pun turut serta menggoda Angga yang salah tingkah saat ini.
"Udah-udah, lanjutin kerja kalian, malah bercanda!"
Celetuk Angga yang kemudian fokus dengan pekerjaannya.
Namun tidak dengan yang lain, karena hal ini menjelaskan jika Angga memang menyukai Selvi yang saat ini menjadi sekertaris Naura sang CEO.
Semuanya terdiam ketika Naura dan Selvi sudah kembali dari pertemuan dengan kolega bisnisnya, tampak wajah lesu Naura terlihat oleh Arka.
Namun untuk saat ini Arka mengabaikannya terlebih dahulu, sebab hal ini memang sengaja untuk merahasiakan hubungannya dengan Naura.
Tak lama kemudian Selvi keluar dari ruangan CEO setelah mengantar Naura masuk ke dalam.
"Bu boss kenapa?" Tanya Arka kepada Selvi ya baru duduk disebelahnya.
"Biasa urusan wanita setiap bulannya, kenapa Lo perhatian banget sama Bu boss?"
"Emang ga boleh?"
"Ya udah sono temuin, siapa tahu elu yang perhatian jadi adem tuh otak Bu boss!" celetuk Selvi, karena merasa saat ini Naura terlihat berbeda, apalagi semenjak bertemu dengan klien tadi di cafe.
"Tapi gue nemuin karena masalah ini nih!, bukan karena wajah kusut Bu boss!"
Arka menunjukkan laporan di monitor, kemudian membawa berkas menuju ke ruangan Naura.
Selvi tertegun sesaat setelah melihat laporan yang didapat Arka di layar monitor, kemudian menatap Angga di belakangnya.
"Nominalnya berbeda,dan ada yang masuk ke rekening pribadi atas nama itu yang dilayar monitor."
Angga yang memahami Selvi pun menunjukkan maksud Arka, kemudian Selvi pun memeriksanya.
"Ronald Fernando kan sudah di PHK!"
"Makanya itu, disitu tertera nama itu selain Ronald Edi Kuswara!"
Selvi kini memeriksanya lebih teliti, dan benar saja, nama Ronald Fernando masih ada disana, dan itu semua terkait dengan Ronald Edi Kuswara yang saat ini menjabat sebagai direktur keuangan.
"Aseeemmm!, kenapa gue baru tahu ya!, kirain salah huruf E dan F, karena cuma Ronald F dan Ronald E yang ada disini." Gerutu Selvi, kemudian mencetak ulang laporan yang ditemukan oleh Arka untuk menjadi bahan meeting di kemudian hari.
Sementara itu, Arka yang sedang menemui Naura pun memberikan laporan yang didapatkan.
Arka memberikan berkas kepada Naura yang masih duduk lemas, dan mungkin karena sakit.
"Yang, kamu kenapa?, sakit?" Tanya Arka.
Arka pun kemudian mendatangi Naura yang duduk menunduk,serta tangan kanannya memegang perut.
"M kayaknya Yang!"
"Buat istirahat!, bawa obat engga?"
Naura menggelengkan kepala.
"Pembalut?"
Naura kembali menggelengkan kepala.
"Ya udah aku beliin dulu, tidur dulu gih!, diruangan dalam!"
Naura mengangguk, kemudian dibantu Arka menuju kamar pribadi yang ada di ruangan itu.
Setelah terbaring, Arka pun keluar untuk membelikan kebutuhan Naura saat ini.
"Kemana Lo?"
"Beliin obat buat Bu boss!"
"Naura sakit?"
"Elah, elu yang cewek bukannya cariin tadi. Tahu bossnya lagi sakit, karena dapet!" Ketus Arka kepada Selvi.
Selvi melotot karena ucapan Arka, kemudian berlari menuju ruangan Naura.
Selvi paham dengan perkataan Arka, karena Arka mengatakan tentang aktifitas tiap bulannya untuk setiap wanita.
"Raaaa!!!"
Selvi tanpa mengetuk pintu langsung menerobos masuk ke dalam ruangan CEO, namun tidak mendapatkan Naura disana.
Kemudian Selvi pun mendatangi kamar pribadi di dalam ruangan itu.
"Ra elu dapet?"
Naura hanya menoleh sekilas, kemudian mengangguk kecil, atas pertanyaan Selvi.
"Kenapa ga bilang tadi!"
"Tahunya juga baru masuk sini tadi!"
"Itu bener Arka mau beliin itu?, anuuu!"
"Ga tahu?" Sahut Naura.
Namun Naura yakin jika Arka pasti membelikan semua kebutuhannya, sebab hal itu sudah biasa dilakukan oleh Arka, suaminya.
Selvi menggelengkan kepala, karena tidak percaya jika Arka akan segera mencari kebutuhan Naura saat ini.
Menurut pandangan Selvi, seorang Arka tidak mungkin bisa perhatian kepada gadis maupun cewek jika tidak ada hubungan maupun ikatan, seperti saat ini Arka yang begitu perhatian kepada Naura.
"Kalian Pacaran?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
..."Anak dipangku dilepaskan beruk dalam rimba di susukan"...
...Urusan sendiri ditelantarkan, namun urusan orang lain malah dipikirkan (diurusi)....
" Ehh, apa?"
"Emang kagak tahu lu?"
"Apanya?"
"Itu Arka sama Naura?"
"Engga!"
" Ya udah, ikutin lanjutannya!"
вєяѕαмвυηg...