Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Itu membuat Mia merasa bersalah pada Amar. Kenapa dulu dia mau saja di dekati oleh Hans. Yang punya niat jahat padanya.
Sedangkan Amar baru masuk saja masuk ke gedung perkantoran. Dan ketika ia ingin menuju lift khusus, sekretarisnya tersenyum pada saat melihat Amar.
" Pagi pak" sapa Santi yang ingin masuk lift karyawan
" Pagi " jawab Amar yang langsung menghilang masuk ke dalam lift khusus.
" Aduh tuh CEO tampan main pergi aja. Padahal mau gue ajak barengan," kata Santi berdiri terpaku di depan lift karyawan.
" Hmm..." dehem seseorang
" Pagi pak" kata Santi lagi, tersenyum manis pada pria itu. Yang tidak lain adalah Zain.
" Pak boleh ikut lift......auw..." pekik Santi.Saat seseorang menarik tangannya.
" Dia bos gue, jangan digoda," bisik Dewi. Tiba tiba saja muncul. Sedangkan Zain sudah hilang di dalam lift.
" Astaga wi, loe bikin gue kesal aja. Ngapain pakai narik segala sih. Nih jadi lecek pakaian gue ," omel Santi.
" Salah sendiri mau deketin bos gue, dekati aja tuh presdir dingin loe," kata Dewi.
" Dih kaya sudah jadi milik loe aja. Padahal sudah 5 tahun kerja aja. Masih ngak dianggap, kasihan deh loe," ledek Santi
" Loe juga, ngak usah sok kecantikan. Presdir aja masih membatu ria sama loe," kata Dewi tak mau kalah. Karna hanya mereka berdua di dalam lift.
" Hehehe....tapi ngomong ngomong tuh dua pria sedikit mirip ya sifatnya. Hanya saja pak Zain lebih cool dan modis. Sedangkan pak Amar keren dan gagah," kata Santi bersandar di dinding lift.
" Dih mulai deh, jangan terlalu baper mengharapkan pak Amar. Takut beliau bikin loe patah hati" kata Dewi yang tahu otak Santi sedang membayangkan sesuatu.
" Heheh...tahu aja loe wi, namanya juga mengkhayal. Ngak usah tanggung tanggung sekalian. Orang saat sadar sama saja," kata Santi terkekeh.
" Sana , aku hanya takut loe di kira sekertaris gila nanti," kata Dewi tersenyum. Karna setiap kali mereka bertemu. Seringkali mereka membahas kedua atasan mereka masing masing. Bahkan kadang mereka juga membanding bandingkan keduanya.
Sampai lift terbuka. Keduanya keluar dan berjalan cepat kemeja masing masing.
" Pasti kalian bergosip lagi kan? " kata Atalia saat kedua sudah duduk.
" Ngak mba, hari ini libur," kata Dewi melirik Santi. Yang di balas anggukan oleh Sinta.
" Terserah...ingat di lift ada cctv-nya," kata Atalia mengingatkan keduanya. Sehingga mata keduanya mendelik saling padang. Dan memasang wajah cemberut. Karna teman mereka itu, selalu saja tahu apa yang mereka bicarakan.
***********
Sedangkan Lisa dan Sani sedang memilih pakaian di sebuah butik yang lagi trend. Dengan harga mahasiswa. Yang banyak di kunjungi para mahasiswa yang suka dengan pakaian model baru. Karna harganya cukup terjangkau. Bagi kelas menengah kebawah
" Nih bagus Lis, bukan hanya buat kuliah. Tapi buat hang out juga," kata Sani. Yang ikut membeli beberapa potong.
" Iya tahu, loe ngak ambil kita pilih beda warna," kata Lisa. Sambil pikirannya teringat pada Amar dan Mia.
" Ya gue ambil warna pink" kata Sani. Karna Lisa sudah mengambil warna putih. Sembari
memasukkannya ke tas belanja.
Lalu keduanya pindah mencari model lain.Di tempat yang paling banyak kemeja wanita gaya masa kini. Lisa yang langsung mengambil dua potong duduk menunggu Sani memilih warna hem yang ia sukai.
" Huh ...capek juga milih milih , mana banyak yang bagus," kata Lisa duduk sambil melihat model pakaian yang di gantung. Namun pikirannya, masih mengingat pertengkaran Amar dan Mia tadi pagi.
" Dia memang abang palsuku. Tapi aku tidak suka jika ada orang yang memanfaatkannya begitu saja." batin Lisa menghela nafas. Karna Amar berkata, hanya berniat menolong Mia teman wanitanya itu.
" Hmm..kok melamun, udah loe ?" kata Sani
" Dah nih,aku ambil yang model biasa" kata Lisa mengambil ukuran M untuk dirinya.
" Ya sudah, tapi tuh wajah kenapa pake di tekuk segala sih?" kata Sani heran menatap Lisa yang sedari tadi banyak diam
" Entahlah San, aku punya masalah rumit dan ruwet tentang bang Amar Tapi aku belum siap cerita sama loe. Lain kali aja ya, jika aku suda tahu inti dari semua masalahnya. Takut jadi fitnah nanti," kata Lisa berterus terang
" Hah... bang Amar lagi, kenapa lagi sama tuh handsome gue. Apa dia bikin tranding topik yang bisa bikin booming keluarga loe?" kata Sani tersenyum.
" Parah..." jawab Lisa
" What !! apa dia sudah punya pekerjaan mapan ? Berarti dia siap untuk di lamar" kata Sani.Membuat Lisa tersenyum dengan pertanyaan sahabatnya itu.
" Dasar otak kurang satu ons, itu doang yang ada di pikiran loe. Move on San, ngak usah ngarep bang Amar. Nanti juga setelah loe masuk kampus. Loe bakal ketemu yang lebih tampan dan keren dari bang Amar. Tinggal loe milih di kampus baru," kata Lisa
" Iya sih, tapi kan ada cadangannya paling tidak" kata Sani memainkan alisnya.
" Ck..masih jauh, fokus kuliah aja. Itu demi kebaikan loe dan diriku. Ketimbang mikiran orang lain. Yang bisa bikin kita pusing.
" Hehehe...pusing kepala Berbie dong. Iya iya fokus...." kata Sani mengangkat dua jarinya pada Lisa. Sehingga Lisa pun terkekeh. Karna Sani lah sahabat yang paling dekat dan paling mengerti dirinya selama mereka berteman
" Untuk bang Amar aku sudah menutup buku lamaku San. Tidak ada hal yang bisa aku laku kan selain menjadikan kenangan indah kami tersimpan rapi. Aku hanya berharap bang Amar hidup bahagia," kata Lisa
" Aamiin ...aku juga ikut dukung loe...kita sedang menata masa depan. Jadi fokus saja kan ?" kata Sani tersenyum.
" Ya...karna kita tidak tahu takdir apa yang akan menjadi kejutan di depan kita besok," kata Lisa beranjak dari duduknya.
" Ya ayo bayar, kita terima saja takdir sang penulis hidup," kata Sani. Yang melangkah lebih dulu menuju kasir. Sehingga Lisa tersenyum.
Setelah membayar semuanya. Sani pun mengantar Lisa ketempat tes. Disana Sani menunggu dengan sabar sambil membaca buku novel kesukaannya. Setelah Lisa selesai mereka pergi makan di sebuah cafe yang tidak jauh dari tempat tes.
" Wah...lumayan enak nih menunya" kata Sani. Saat mereka duduk memilih menu. Apalagi hari ini Lisa mentraktirnya makan
" Tinggal pilih, loe pesan apa?" kata Lisa sudah menulis apa yang ia inginkan.
" Nih , ayam rica rica pedas sama ayam bakar. Ngak masalahkan Lis?" kata Sani menatap Lisa
" Terserah, yang penting habis dimakan. Asal jangan loe buang," kata Lisa.
" Aman gue buang semua dalam perut. Paling tinggal ampasnya" kata Sani terkekeh. Karna tiap ingin makan.Lisa pasti membawanya ke tempat mahal dan cafe baru. Karna temannya itu sudah punya uang saku yang lumayan besar. Setelah berganti abang baru. Yaitu bang Zain. Yang mulai membuat Sani penasaran dengan pria ramah itu.
" Hehehe....kebiasaan," kata Lisa ikut terkekeh. Lalu keduanya tertawa bersama. Sambil memanggil pelayan cafe.
" Ini mba, ngak pake lama ya" kata Sani.
" Ya mba siap, tunggu sebentar ya," kata si pelayan cepat berlalu.Membawa kertas pesanan keduanya. Dan ketika Lisa ingin bicara pada Sani...
" Sani , Lisa..." kata suara seseorang menyapa keduanya. Sehingga kedua gadis itu menoleh kearah sumber suara.
" Kak Dean...!! " kata keduanya kompak. Melihat pria tampan itu. Yang memang sudah lama tidak bertemu. Sejak mentraktir mereka makan di restoran tempo hari bersama Kia.
Ya Lisa tetaplah jaga hatimu tuk tetap lugu polos baik, tidak terkotori hal hal buruk meski di luar negri
Semoga Tuhan selalu menjagamu Lisa
Doa orang tua dan abangmu juga turut menjagamu
Bunda atau Zain, kapan kasih tahu Lisa kebenarannya, sudah dinikahkan?
Calon perusuh kah atau manusia ga tahu diri?
rapi baguslah dngn begitu Amar jadi bisa menikah dngn Lisa
Yang dinikahi Amar, Lisa
Tapi dramanya diwakili Sani
Zain, kau harus siap mempertanggungjawabkan resikonya
Nanti jika terlambat tahunya, nambah penyesalan Amar /Cry//Cry/
Kuat ya Lisa dan ikhlaskan /Cry//Cry/