Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30. BMS
Barra tidak bisa tidur di dalam kamar. ia terus memikirkan Kirana yang ia marahi tadi, apakah Kirana sudah pergi dari mansion ini? setalah lama berpikir akhirnya Barra turun ke lantai bawah menuju kamar Kirana. ia ingin memeriksa apakah Kirana sudah pergi atau belum. ia ingin meminta maaf padanya.
Barra berjalan tergesa-gesa menuju paviliun belakang. karena sudah malam jadi semua pelayan sudah kembali ke kamar masing-masing.
Barra mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Barra pun memberanikan diri membuka pintu ternyata tidak di kunci. Barra pikir Kirana sudah pergi dari sana. saat Barra akan masuk, seorang wanita keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang di lilitkan di tubuh nya.
Barra terkejut setelah mendengar wanita itu berbicara.
"aku harus pergi kemana besok?? tuan Barra pasti tidak ingin melihat wajahku, aku harus pergi pagi-pagi sekali" Kirana berdiri membelakangi pintu sambil mengeringkan rambut nya yang basah, semenjak ia sering memakai rambut palsu, kepala nya sering terasa gerah.
Barra mematung di depan pintu kemudian keluar secara perlahan.
"apa ini mimpi? " barra menepuk pipi nya beberapa kali. ia masih tidak habis pikir. apa benar Kiran seorang perempuan? tapi kenapa ia menyamar menjadi seorang pria? kenapa barra tidak muntah saat bersama nya? pantas saja ada ketertarikan pada Kirana. Barra berjalan menuju kamar nya sambil terus berpikir. bahkan pak Asep yang sedang menyapa nya pun tak di hiraukan nya.
"ahh, apa aku sudah gila? tidak mungkin Kiran seorang perempuan? tapi kenapa tubuh nya begitu sek si? ahh,, kenapa Joni harus bangun" Barra melihat bagian bawah nya yang menggembung. karena memikirkan tubuh seksi Kirana dengan rambut panjang yang basah.
Barra langsung berlari ke arah kamar mandi.
...****************...
ke esokan hari nya, Barra turun ke lantai bawah dengan mata yang terlihat hitam di bagian bawah. semua pelayan menunduk hormat saat Barra melewati mereka menuju meja makan. disana sudah ada Bastian yang menunggu.
Bastian sampai heran melihat muka Barra yang terlihat lesu. apa tuan nya ini tidak tidur semalaman? pikirnya.
"pak Asep" Barra berteriak memanggil pak Asep.
"ya tuan" pak Asep tergopoh-gopoh mendekati Barra .
"dimana Kiran? panggil kesini" Barra lupa kalau Kirana akan pergi dari mansion pagi ini, semoga barra tidak terlambat. karena tidak bisa tidur semalam. Barra jadi kesiangan bangun.
ternyata yang sedang Barra cari malah mondar-mandir di dalam kamar. Kirana takut keluar kamar karena ada Barra. rencana untuk pergi pagi-pagi sekali tidak dilakukan karena Kirana juga kesiangan akibat tidak bisa tidur semalam.
tok tok tok...
"Kiran" pak Asep memanggil Kirana.
"ya pak" Kirana bergegas membuka pintu kamar nya.
"di panggil tuan muda, cepat" pak Asep langsung meninggalkan Kirana yang mematung di depan pintu .
melihat Kirana tidak mengikuti nya, pak Asep kembali bicara.
"ayo cepat, nanti tuan muda marah" Kirana bergegas mengikuti pak Asep menuju ruang makan.
Barra memandang Kirana dari atas sampai bawah. kenapa dada nya tidak menonjol seperti semalam? Kirana menyembunyikan nya Dimana? apa semalam bukan kirana? tapi suara nya sama?pikirnya.
kalau melihat dari postur tubuhnya, memang sama seperti Kirana. Barra terus memperhatikan Kirana. hingga tak mendengar Kirana memanggilnya.
"tuan.. ada apa tuan???" Kirana mendekati Barra. hingga tercium aroma tubuh Kirana yang membuat Barra sadar.
"ehemm" Barra berdehem pura-pura membenarkan jas nya.
"kau tidak jadi di pecat, karena itu bukan kesalahan mu kau masih tetap bekerja disini" setelah mengucapkan itu Barra langsung memakan sarapan yang sudah di siapkan oleh pak Asep.
Kirana yang bingung, hanya menggaruk-garuk kepala nya.
setelah selesai sarapan. Barra menyuruh Kirana untuk ikut ke perusahaan bersama nya. Kirana mau tak mau mengikuti nya.
...****************...
kepala koki Barra yang bernama Budianto berjalan keluar mansion, setelah di usir semalam, baru pagi ini ia pergi dari mansion itu. kini ia tidak tahu harus kemana karena rumah nya berada di luar kota. setelah di pecat ini ia harus bekerja apa? karena Barra telah mem blacklist nya dari semua pekerjaan nya, sedangkan ia punya tanggungan anak dan istri.
saat berjalan tiba-tiba ada dua orang pria mendekati nya dan menunjukan sebuah foto perempuan pada nya.
"permisi, apa Anda pernah melihat orang ini??" pria itu menunjukan foto Kirana dengan tampilan perempuan.
"sepertinya aku pernah melihat nya?" Budianto terus berpikir kemudian wajah kirana muncul di kepala nya.
" aku pernah melihat wajah nya, sama seperti ini tapi dia seorang pria bukan perempuan" ucap Budianto lagi.
"benarkah? siapa nama nya?" ucap pria itu. mereka adalah orang suruhan Cipto untuk mencari Kirana. Cipto yakin Kirana pergi ke kota.
"namanya kiran" ucap Budianto.
"orang yang kami cari namanya Kirana"
mereka pun saling pandang.
"dimana dia tinggal" tanya pria itu yakin kalau Kiran yang di maksud adalah Kirana.
Budianto pun segera memberitahukan alamat mansion barra pada mereka. ia ingin balas dendam pada Kirana. seperti nya Kirana sedang di cari orang-orang ini jadi dia menyamar menjadi perempuan.
...****************...
didalam mobil Barra terus bertingkah aneh. Kirana yang biasa duduk di kursi depan samping kemudi. kini disuruh duduk di kursi belakang samping Barra.
dan yang membuat Kirana risih adalah dari tadi Barra terus memandang nya dari atas sampai bawah terus ke atas lagi Barra tidak berhenti memperhatikan Kirana.
Kirana tidak tahu saja apa yang ada di pikiran Barra.