Lunara Ayzel Devran Zekai seorang mahasiswi S2 jurusan Guidance Psicology and Conseling Universitas Bogazici Istanbul Turki. Selain sibuk kuliah dia juga di sibukkan kerja magang di sebuah perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI.
Ayzel yang tidak pernah merasa di cintai secara ugal-ugalan oleh siapapun, yang selalu mengalami cinta sepihak. Memutuskan untuk memilih Istanbul sebagai tempat pelarian sekaligus melanjutkan pendidikan S2, meninggalkan semua luka, mengunci hatinya dan berfokus mengupgrade dirinya. Hari-hari nya semakin sibuk semenjak bertemu dengan CEO yang membuatnya pusing dengan kelakuannya.
Dia Kaivan Alvaro Jajiero CEO perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI. Kelakuannya yang random tidak hanya membuat Ayzel ketar ketir tapi juga penuh kejutan mengisi hari-harinya.
Bagaimana hari-hari Ayzel berikutnya? apakah dia akan menemukan banyak hal baru selepas pertemuannya dengan atasannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23. Ayzel terlihat marah
...Bukan aku tidak jatuh hati pada setiap perlakuanmu....
...Bukannya aku tidak tergerak atas setiap ucapanmu....
...Kamu berhasil membuatku kembali merasakan debaran-debaran kecil itu....
...perlakuan manismu mulai menggugah hatiku....
...Setiap ucapanmu mulai terngiang di telingaku....
...Tapi ragu kembali mengusik hati dan pikiranku....
...Apakah kamu nyata atau akan kembali membawa luka yang lebih dalam untukku....
...(Lunara Ayzel Devran Zekai)...
“Apa mereka tidak punya bahan lain untuk artikelnya. Selalu saja tentang hal yang sama,” gumam Ayzel yang berhenti sejenak melihat banyak notifikasi masuk ke ponselnya.
Kim Roan masuk di ikuti Ayzel yang berada di belakangnya, Humey bahkan sudah berpindah tempat duduk. Dari yang semula ada di sofa, beralih duduk di kursi yang ada di samping ranjang Alvaro. Terlihat mereka berdua sedang asik ngobrol, tanpa sadar Kim Roan dan Ayzel yang sudah kembali sejak beberapa menit lalu.
“Humey. Tolong kembali ke tempat tidurmu!” dengan nada rendah namun tatapan tajam dan dingin Ayzel membuat Humey, Alvaro dan Kim Roan terdiam.
“Saya yang meminta Humey untuk kemari Ze,” Alvaro mencoba meredam suasana yang tiba-tiba menjadi hening.
“Saya bicara pada Humey, bukan pada anda pak Alvaro” Humey hanya diam dan bingung mendapati tiba-tiba Ayzel bersikap seperti itu. Meskipun diucapkan dengan lembut tapi terdapat penekanan di dalamnya.
Jlep
Alvaro seketika terdiam, dia melirik kearah Kim Roan. Seolah bertanya apa terjadi sesuatu yang dia tidak tahu, sementara Kim Roan hanya menggelengkan kepalanya karena sama bingungnya dengan Alvaro.
“Sorry kak,” Humey menunduk tanpa berani menatap Ayzel.
“Aku tidak melarangmu melakukan apapun, termasuk mengobrol dengan pak Alvaro. Tapi setidaknya perdulilah dengan dirimu sendiri, banyak orang yang mengkhawatirkanmu Humey. Papa dan Althan bahkan sangat khawatir padamu,” Ayzel menunjuk kearah cairan infus Humey.
Seketika mereka semua tersadar, cairan infus Humey sudah mulai habis dan tangannya yang terpasang jarum mulai berdarah. Kim Roan terlihat bingung harus bersikap bagaimana, tanpa perduli dia hendak membantu Humey untu kembali ke tempat tidurnya. Namun tatapan tajam Ayzel padanya seolah berkata Kim Roan tetap di posisi anda seperti sekarang.
Ayzel membawa Humey kembali ke ruang rawatnya. “Aku panggilkan perawat dulu,”
Tanpa perduli dengan Alvaro maupun Kim Roan, Ayzel berlalu bergitu saja dari ruangan mereka. Tak berapa lama dia kembali dengan perawat yang membawa cairan infus untuk mengganti infus Humey.
“Kak sorry,” ucap Humey dengan suara yang bergetar.
“Kamu istirahat dulu, tidur Humey. Bisa aku tinggal sebentar kan?” Ayzel menyentuh puncak kepala Humey dan membenarkan selimutnya.
“I-iya, mau kemana?” Humey takut Ayzel benar-benar marah padanya, meskipun dia belum tahua apa yang membuat kakak sepupunya tersebut seperti sedang menahan amarah.
“Aku harus menemui klienku. Sekitar dua jam lagi aku kembali, telepon jika itu sangat mendesak. Atau minta bantuan perawat dulu jika aku belum datang,” Ayzel menghela napas melihat Humey yang takut padanya.
“Sorry. Aku tidak marah padamu, tapi aku sudah janji pada papa dan mama. Memastikan kamu baik-baik saja. Aku keluar sebentar,” Ayzel memeluk Humey sebagai tanda bahwa dia tidak marah. Hanya ada sedikit rasa kecewa bercampur khawatir.
“Cepat balik,” bisik Humey yang di sambut senyum dari Ayzel.
Ayzel memasukkan macbooknya ke dalam tas, dia bersiap untuk menuju tempat perjanjiannya dengan klien. Dia ingin mengatakan sesuatu pada Kim Roan, namun ternyata dia tidak ada di ruangan. Hanya ada Alvaro di sana, sepasang manik mata mereka saling bertemu. Tatapan keduanya seolah menyiratkan sesuatu yang tak dapat diartikan satu sama lain.
“Ze? Soal yang tadi sebe...” Alvaro mencebik karena tidak bisa melanjutkan ucapannya.
“Hallo Nai? Aku memindahkan tempat konsul ke dekat rumah sakit,” Ayzel sempat melihat Alvaro yang mencebik kearahnya. Namun saat itu dia sedang mendapat panggilan dari Naira yang menanyakan bagaimana jadwal konsul klien Ayzel.
“Gak apa-apa Nai. Aku sudah menjelaskan pada mereka, dan mereka cukup bisa memahami. Untungnya hanya ada dua sesi hari ini,” Ayzel yang terburu-buru bahkan lupa kalau tadi Alvaro ingin bicara dengannya.
Dia bergegas ke luar, dia tidak ingin membuat kliennya menunggu. Klien bahkan bersedia menemuinya di luar pusat konsul, jadi dia harus tetap memberikan rasa nyaman dan aman pada kliennya tanpa mengorbankan privasi mereka.
Sementara itu Alvaro masih termangu dengan situasi yang baru saja terjadi anatara dirinya dan Ayzel. Dia seperti melakukan kesalahan pada Ayzel, tapi Alvaro sendiri bingung dengan sikap Ayzel hari ini.
“Apa aku melakukan kesalahan?atau dia cemburu pada Humey?” tanya Alvaro yang melihat Kim Roan masuk setelah tadi dia melakukan panggilan telepon dengan salah satu klien mereka.
“Haah? Salah sama siapa?” Kim Roan tentu bingung dengan ocehan Alvaro.
“Siapa lagi kalau bukan Ayzel,” ucapan Alvaro sontak membuat Kim Roan terkekeh.
Di sisi lain Kim Roan juga merasa tidak enak, mungkin saja suasana hati Ayzel memburuk setelah tadi dia bicara tentang Alvaro padanya. Dia seharusnya tahu situasi yang sedang di hadapai Ayzel saat ini, siapapun yang melihatnya tahu kalau dia lelah dan kurang tidur. Bahkan dalam keadaan seperti itu, Ayzel masih perduli dan tetap menyelesaikan tanggung jawabnya bertemu dengan klien.
“Mungkin karena kurang istirahat saja. Lihat saja kantung matanya,” ucap Kim Roan.
Bagaimana tidak kurang tidur kalau yang dia jaga adalah Alvaro dan Humey yang sama-sama terlihat bucin pada Ayzel. Obrolan mereka tiba-tiba terintrupsi oleh ke datangan nakes yang mencari Kim Roan, nakes tersebut memberikan secarik kertas padanya sebelum dia menuju ruang rawat Humey yang ada di sebelah ruangan Alvaro.
“Pak mohon maaf merepotkan. Bisa saya minta tolong sesekali lihat keadaan Humey? Saya harus bertemu klien dan akan kembali sekitar dua jam lagi,” Ayzel menitipkan secarik kertas pada nakes untuk di berikan pada Kim Roan.
“Nih baca sendiri! Gak usah cemburu,” Kim Roan memberikan kertas tersebut pada Alvaro yang terus menatap tajam padanya. Karena tahu kertas tersebut dari Ayzel, dia tahu dari nakes yang memberikan secarik kertas tadi.
“Siapa yang cemburu,” kilah Alvaro yang tentunya sangat terlihat dari tatapan mata dapat Kim Roan ketahui kalau bosnya tersebut sedang cemburu.
Alvaro mengambil ponsel dari nakas yang tadi sedang dia isi daya, dia turun dari ranjang pasien karena merasa kondisi tubuhnya sudah lebih baik.
“Mau ke mana?” reflek Kim Roan memegang lengan Alvaro yang berusaha berdiri.
“Jenguk tetangga sebelah,” yang dimaksud Alvaro adalah Humey.
“Tunggu sebentar,” Kim Roan mengambilkan kursi roda yang ada di ruangan itu dan meminta Alvaro duduk di sana. Mereka berniat melihat kondisi Humey setelah drama tadi membuat perempuan itu sedikiti terkejut.
Tiba-tiba Alvaro tersenyum saat ponselnya baru saja dia nyalakan. “Maaf tidak bermaksud mengabaikan anda. Saya sedang buru-buru,” pesan tersebut di kirim oleh Ayzel pada Alvaro.
“Nyonya Alvaro jangan ngambek ❤️🫶🏻,” balas Alvaro.
“CEO aneh,” balas Ayzel lagi yang membuat Alvaro senyum-senyum.
Kim Roan sudah tak kaget melihat Alvaro yang tiba-tiba tersenyum, sudah pasti itu tentang Ayzel.
“Aku harap kamu benar-benar tulus pada Ayzel. Aku bahkan mengatakan pada Ayzel kalau kamu benar-benar serius Alvaro,” batin Kim Roan.
bsk smg bs up lg scptny🙏🏻✌🏻
semoga Thor kembali vit secepatnya🤗