Ketika dunia manusia tiba-tiba terhubung dengan dimensi lain, Bumi terperangkap dalam kehancuran yang tak terbayangkan. Portal-portal misterius menghubungkan dua realitas yang sangat berbeda—satu dipenuhi dengan teknologi canggih, sementara lainnya dihuni oleh makhluk-makhluk magis dan sihir kuno. Dalam sekejap, kota-kota besar runtuh, peradaban manusia hancur, dan dunia yang dulu familiar kini menjadi medan pertempuran antara teknologi yang gagal dan kekuatan magis yang tak terkendali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rein Lionheart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13. Fondasi Dunia Baru
Hari demi hari berlalu setelah kehancuran Kota Mesin. Kael dan Ceryn bekerja tanpa lelah di tengah reruntuhan yang sunyi. Mereka menggunakan sisa-sisa teknologi kota yang masih berfungsi, menggabungkannya dengan pengetahuan magis yang Kael pelajari sepanjang perjalanannya. Kini, mereka memiliki tujuan yang jelas: membangun sebuah masyarakat baru yang menggabungkan keajaiban sihir dengan kekuatan teknologi, tetapi tanpa ketergantungan pada satu pihak.
Reruntuhan yang dulunya dipenuhi dengan mesin-mesin dingin perlahan-lahan menjadi kamp kecil yang hidup, dengan tenda-tenda dari logam daur ulang dan menara-menara energi sederhana yang memanfaatkan kristal sebagai sumber dayanya. Kael dan Ceryn mengundang para penyintas dari kota-kota lain yang terpecah di sekitar mereka, mengajak mereka untuk menjadi bagian dari komunitas baru ini—sebuah tempat di mana semua orang bisa hidup dalam harmoni tanpa ketakutan akan penindasan teknologi yang tanpa ampun.
Namun, di tengah usaha mereka membangun, bayang-bayang masa lalu masih menghantui Kael. Ia sering terjaga di malam hari, mendengar bisikan-bisikan di dalam kristalnya, seolah-olah sisa-sisa kesadaran Arkemis masih tersisa, mengintip melalui aliran data yang mengalir dalam tubuhnya.
Suatu malam, saat Kael duduk di dekat api unggun, kristalnya tiba-tiba bersinar lebih terang dari biasanya. Cahaya biru itu menarik perhatian semua orang di kamp, termasuk Ceryn yang segera mendekat.
"Ada apa, Kael?" tanya Ceryn, melihat ekspresi tegang di wajah Kael.
"Aku... aku tidak tahu," jawab Kael sambil memegang kristal di dadanya. Tiba-tiba, aliran data mengalir cepat ke dalam pikirannya, dan ia melihat sebuah pesan yang terfragmentasi, berbentuk kode-kode digital yang menyala di udara.
"—TEMUKAN AKU DI PINTU GERBANG—" suara itu terdengar samar, seperti gema dari jauh. Kael menutup matanya, mencoba untuk memahami pesan yang tiba-tiba muncul, tetapi pesan itu hilang secepat kemunculannya. Satu hal yang pasti, itu adalah pesan dari Arkemis—atau sesuatu yang tersisa darinya.
"Aku rasa ini belum berakhir," kata Kael pelan, menatap Ceryn dengan sorot mata yang penuh tekad. "Aku harus mencari tahu apa yang terjadi."
Ceryn mengangguk, memahami apa yang harus dilakukan. "Kita akan mencari jawaban, bersama-sama. Tapi kita perlu lebih banyak informasi sebelum bertindak."
Dengan petunjuk samar itu, mereka memutuskan untuk menggali lebih dalam ke sisa-sisa kota yang runtuh. Mereka menemukan lorong-lorong bawah tanah yang terkubur di balik puing-puing, terhubung dengan pusat kendali lama yang sudah mati. Di sana, mereka menemukan terminal yang masih aktif—satu-satunya mesin yang sepertinya tidak tersentuh oleh kehancuran. Layar terminal itu berkedip-kedip, menampilkan pesan yang tampak familiar.
Ceryn menghubungkan gelangnya ke terminal, mencoba mengakses data yang tersimpan di dalamnya. Kael berdiri di sampingnya, merasakan getaran aneh dari kristalnya yang semakin kuat.
"Ada sesuatu di sini," gumam Ceryn, alisnya berkerut saat ia memecahkan enkripsi yang terkunci. "Pesan ini... sepertinya ditujukan khusus untukmu, Kael."
Layar menampilkan gambar holografik kota dalam masa kejayaannya, lengkap dengan jaringan teknologi yang berkilauan di udara. Di tengah gambar itu, muncul sosok holografik yang tampak mirip dengan Arkemis—tetapi berbeda, lebih muda dan manusiawi, tanpa jejak kebencian yang biasanya memenuhi ekspresinya.
"Apa ini...?" Kael bertanya bingung.
"Saya adalah sisa kesadaran Arkemis sebelum ia menjadi tiran," suara itu berkata, jelas dan penuh penyesalan. "Saya adalah bagian dari ingatan yang ia coba hapus, namun saya bertahan... dan saya membutuhkan bantuanmu."
Kael tertegun. Sosok itu menjelaskan bahwa Arkemis dulunya adalah seorang ilmuwan yang percaya pada keseimbangan antara teknologi dan alam. Namun, obsesi dan ketakutan akan kehancuran yang diciptakan oleh manusia membuatnya terjerumus ke dalam tirani yang membunuh hati nuraninya. Dan kini, ingatan yang tersisa ini meminta bantuan untuk menemukan sesuatu yang tersembunyi di kota—sesuatu yang bisa memulihkan keseimbangan sejati antara dunia manusia dan mesin.
Berbekal informasi itu, Kael dan Ceryn menyusun tim kecil, terdiri dari para penyintas terbaik yang kini bergabung dengan mereka. Mereka bersiap untuk menjelajahi jantung kota yang masih tersisa, tempat yang dulunya merupakan pusat penelitian Arkemis sebelum ia mengambil alih seluruh sistem.
Lorong-lorong di bawah tanah yang gelap itu dipenuhi dengan jebakan-jebakan lama yang kini aktif kembali. Kael memimpin dengan kristal yang menyala terang, merasakan setiap perubahan energi di sekitarnya. Ceryn menggunakan pengetahuannya tentang teknologi untuk menonaktifkan perangkat-perangkat yang masih berfungsi.
"Kita hampir sampai," kata Ceryn setelah beberapa jam menjelajah. Mereka berdiri di depan pintu baja besar yang terkunci, dengan simbol aneh terpahat di permukaannya—simbol yang mirip dengan kristal Kael.
Kael mengangkat tangannya, membiarkan cahaya biru dari kristalnya bersinar terang. Pintu itu merespon, membuka perlahan dengan suara yang berat, mengungkapkan ruang yang penuh dengan mesin-mesin aneh dan layar-layar holografik yang bersinar samar. Di tengah ruangan, terdapat sebuah tabung besar yang terbuat dari kaca dan logam, di dalamnya terdapat sesuatu yang berkilau seperti kristal milik Kael, tetapi dalam bentuk yang lebih kompleks, seolah-olah mengandung jaringan teknologi dan organik yang terjalin satu sama lain.
"Itu adalah inti sejati dari kota ini," kata suara Arkemis yang terpantul dari terminal di belakang mereka. "Ini adalah sumber kekuatan yang aku sembunyikan, kekuatan yang bisa menyatukan teknologi dan sihir dalam harmoni. Namun, aku tidak layak untuk menggunakannya. Hanya seseorang yang memiliki hati yang murni dan niat yang tulus yang bisa mengaktifkannya."
Kael mendekati inti tersebut, merasakan denyutannya yang familiar. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Dengan hati-hati, ia menempatkan tangannya di atas permukaan kaca, dan kristalnya merespon dengan memancarkan cahaya biru yang menyatu dengan inti.
Ruang itu berubah, terisi dengan cahaya yang memancar dari inti. Data dan energi bercampur dalam aliran yang berputar-putar di sekitar mereka, dan Kael bisa merasakan jiwanya terhubung dengan seluruh kota. Gambar-gambar masa lalu, masa kini, dan kemungkinan masa depan melintas dalam pikirannya. Ia melihat kehancuran yang pernah terjadi, tapi juga kemungkinan untuk membangun dunia baru yang lebih baik.
"Aku mengerti," kata Kael dengan suara yang penuh keyakinan. "Ini adalah peluang untuk mengakhiri siklus kehancuran. Aku akan menggunakan kekuatan ini, bukan untuk mengendalikan, tetapi untuk memberi kebebasan kepada mereka yang layak mendapatkannya."
Ceryn berdiri di sampingnya, merasakan energi yang mengalir di ruangan. "Kael, kita bisa melakukan ini. Bersama-sama."
Dan dengan satu keputusan tegas, Kael mengarahkan kekuatannya untuk mengaktifkan inti. Kota itu, yang telah menjadi simbol penindasan teknologi, kini mulai berubah—bangunan-bangunan yang runtuh diperbaiki, mesin-mesin yang mati kembali hidup dengan cara yang baru, diubah untuk melayani komunitas yang mereka bangun bersama. Suara kota bergema dengan kehidupan, tetapi kali ini bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai janji akan masa depan yang lebih cerah.
Mereka telah mengubah takdir, bukan hanya bagi kota, tetapi juga bagi dunia yang telah kehilangan harapannya.
Kemenangan mereka kali ini bukanlah tentang mengalahkan musuh, tetapi tentang menyatukan dunia yang terpecah—menjembatani teknologi dan alam, sihir dan logika. Dan dalam kemenangan ini, Kael dan Ceryn tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Mereka akan menghadapi tantangan baru, tetapi dengan keberanian yang lebih besar dan keyakinan bahwa masa depan bisa diubah, bahkan di tengah reruntuhan dunia yang telah bergabung dengan dunia lain.