Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Iya Ibu," sahut Aya dengan nada yang sedikit kencang.
"Ayo Mas, cepetan apa syaratnya," desak Aya.
"Menikahlah denganku, maka aku akan memberikan semua bukti itu ke polisi, karena semua bukti sudah berada di tanganku," jelas Andre.
"Plaaak." sebuah tamparan melesat sempurna di pipi Andre.
"Kenapa kau menamparku," protes Andre tidak terima.
"Kau pikir pernikahan bisa di permainkan seperti ini, kau tahu kan aku sedang ada dalam masalah besar, kenapa kau malah membebani hatiku dengan ide gila mu itu, ini gak lucu Mas, sama sekali tidak," cetus Ayana.
"Yang bilang ini lucu siapa? Tidak ada kan, aku hanya menawarkan sebuah syarat, kalau mau yang terima, tidak ya di tolak saja, hidup itu muda dan jangan dibuat susah pilihan hanya ada dua, IYA atau TIDAK," ucap Andre sedikit menekankan di kata-kata terakhirnya.
"Aku mau cari sendiri bukti itu, dan maaf tawaranmu nggak menarik sama sekali," tolak Ayana.
"Silahkan saja, dan aku sangat begitu yakin kalau kamu tidak akan berhasil mendapatkan itu," ejek Andre.
"Jangan pernah meremehkan aku," sungut Ayana sambil mencubit keras lengan Andre.
"Auuu sakit!" pekik Andre, "Kau ini sekali lagi kau gigit maka akan ku gigit balik," ancam Andre, Ayana yang mengerti dengan ucapan Andre memilih untuk menjauh.
"Dasar pria gila," sungutnya lalu memilih masuk ke dalam rumahnya.
"Ingat pilihanmu hanya ada dua Ay, aku yakin besok kau menemui aku lagi," teriak Andre yang mendapat tatapan sengit dari mantan pacarnya itu.
Andre pun mulai masuk ke mobil, dirinya tahu sudah memanfaatkan momen ini demi kepentingannya sendiri, namun niatnya ingin menikahi Ayana bukan bualan semata.
"Maaf Ay, mungkin dengan cara ini aku bisa melindungi dirimu, aku tidak mau lagi kehilangan wanita yang aku cintai untuk yang kedua kalinya," gumam Andre sambil menatap ke arah depan jalanan.
******
"Dasar ya pria gila, enak saja main ajak menikah, di kira menikah itu muda," gerutu Ayana sendiri.
Siang ini Aya mulai bersiap untuk mendatangi penginapan yang waktu itu Yusuf membawanya ke sini, dengan tekad yang kuat dan ijin dari ibunya akhirnya gadis cantik itu mulai bergegas untuk menemukan sebuah bukti.
"Bu, Aya pamit dulu, doakan saja, semoga Aya berhasil menemukan bukti itu untuk membungkam mulut keluarga Yusuf yang seenaknya dengan kita," ijin Aya.
"Ibu selalu mendoakan yang terbaik untukmu, dan ibu selalu mendukung keputusanmu," sahut Anjar.
"Terima kasih Bu," ucap Aya, dan langsung pergi meninggalkan rumah.
Saat ini gadis cantik itu sudah melajukan motornya dan kali ini Aya langsung mendatangi penginapan itu sendiri, sesampainya di sana Aya langsung datang ke resepsionis.
"Selamat siang Kakak, ada yang bisa saya bantu," ucap petugas resepsionis tersebut begitu ramah.
"Heeemb sebenarnya ada yang mau aku tanyakan Kak," sahut Aya mencoba untuk memberanikan diri.
"Tentang apa Kak," sahut resepsionis itu.
"Begini Kak, kemarin Malam aku datang di tempat ini bersama dengan teman dan apa boleh saya meminta video rekam kami di tempat ini," pinta Aya dengan hati-hati.
"Maaf Kak, semua sudah menjadi privasi masing-masing jadi kami selaku petugas tidak berani membeberkan ke sembarang orang," sahut petugas tersebut dengan ramah.
Aya pun mengerti memang di tempat-tempat seperti ini privasi begitu di jaga dan di lindungi, langkahnya saat ini menjadi lemas, apa iya dia akan membiarkan keluarga Yusuf menginjak-injak harga dirinya, atau apakah? Dia harus menerima tawaran gila dari mantan pacarnya itu.
"Ah tidak aku gak mungkin menerima ide gila dari Mas Andre," ucapnya begitu keras menolak tawaran dari Andre.
*****
Sedangkan di rumah sakit saat ini Yusuf terlihat lebih enakan karena memang Andre memberinya pelajaran tidak terlalu lama karena memang pak satpam langsung sigap melerainya, hanya saja di sini Yusuf dan keluarganya membuat berita ini seolah besar karena memang Yusuf yang tidak terima karena sudah berulangkali gagal mendapatkan Ayana.
"Nak gimana keadaanmu?" tanya Dewi.
"Sudah mendingan Bu, oh ya apa Ibu sudah melayangkan laporan itu ke pihak yang berwajib?" tanya Yusuf sekali lagi.
"Sudah dong Nak, biar kapok itu anak, sudah di ajak nikah baik-baik eh malah ngelunjak, emang benar kata orang anaknya si Anjar itu pemilih padahal kamu sudah punya segalanya," sahut Dewi.
"Iya Bu, memang Aya itu sulit untuk di taklukkan, maka dari itu aku ingin segera mendapatkan anak itu, dan kalau sudah aku dapatkan atau memperistrinya, maka di saat itu juga akan ku kasih pelajaran orang sombong macam dia," ungkap Yusuf.
"Iya juga sih, sekali-kali harus dapat pelajaran sudah miskin belagu lagi," cetus Dewi.
"Kau tenang saja Ibu sudah atur semau nanti akan ada seseorang yang akan datang ke rumah Aya, pasti cepat atau lambat kau akan mendapatkan perempuan sok suci itu," seringai Dewi.
*****
Malam pun menyapa saat ini Ayana sedang bingung memikirkan sesuatu yang tengah dia hadapi bagaimana tidak dirinya saat ini hanya mempunyai dua pilihan.
"Iya, atau tidak," ucapnya sambil menekan sedikit pelipisnya.
Rasanya pilihan itu sangat sulit untuk Ayana, bagaimana dia bisa menerima pernikahan hanya demi perjanjian konyol seperti ini, bagi Ayana pernikahan adalah sesuatu ibadah yang begitu sakral dan hal itu tidak bisa dibuat main-main seperti ini.
Belum selesai Aya menyelami pikirannya yang terlalu rumit ini tiba-tiba saja ibunya mengetuk pintu kamarnya dengan pelan.
"Tok ... Tok ... Tok."
"Nak, kau sudah tidur?" tanya Anjar.
"Belum Bu ada apa?"
"Keluarlah di luar ada seseorang yang mau bertemu dengan mu," titah Anjar yang di indahkan oleh anaknya.
Ayana saat ini keluar dengan menggunakan pakaian yang sopan seperti biasanya, perempuan itu begitu terkejut melihat dua orang berpakaian rapih datang ke rumahnya.
"Sayang duduk dulu sebentar," suruh ibunya.
"Iya Bu," sahutnya sambil menjatuhkan bobotnya di kursi.
"Selamat malam Ayana," ucap pria berpakaian rapih itu.
"Selamat malam juga Pak, kalau boleh tahu ada perlu apa anda kemari?" tanya Aya dengan begitu sopan.
"Begini, kedatangan kami di sini mewakili keluarga Yusuf yang ingin mengajak damai dengan Nak Ayana, jika Nak Ayana mau mengikuti persyaratan dari pihak Nak Yusuf," ucap pria paruh baya yang terlihat masih muda itu.
"Kalau boleh tahu apa syaratnya?" tanya Aya.
"Begini Nak, klien kami menginginkan jalur damai, jika Nak Aya, mau di ajak menikah dengan Nak Yusuf, dengan itu semua tuntutan yang di layangkan kepada Nak Aya akan di cabut segera," jawab pengacara tersebut dengan lugas.
"Maaf sebelumnya Pak, kalau begitu sampaikan kepada klien Bapak untuk melanjutkan kasus ini dan saya terima tuntutan dari keluarga Yusuf," ucap Ayana begitu tegas.
"Nak, kamu yakin dengan keputusanmu itu?" tanya Anjar dengan begitu terkejut.
"Aku yakin Bu," jawab Aya singkat.
"Baiklah kalau begitu akan say sampaikan kepada klien saya," ucap pengacara tersebut.
"Silahkan Pak, anda bicarakan dengan klien Bapak," sahut Ayana lalu mempersilahkan kedua orang tersebut pulang.
"Astaga! Ada-ada saja yang satu belum terselesaikan datang masalah lagi," keluh Aya sambil menatap punggung kedua orang tersebut yang semakin menjauh dari pandangannya.
Catatan penulis:
Selamat pagi Kakak-kakak. Tolong bantu like dan komen untuk Author. 🙏🙏🙏❤️❤️❤️
siapa ya yg coba memeras Bu Retno