NovelToon NovelToon
BAD HUSBAND

BAD HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nunna Zhy

🔥Bocil dilarang mampir, dosa tanggung masing-masing 🔥

———

"Mendesah, Ruka!"

"El, lo gila! berhenti!!!" Ruka mendorong El yang menindihnya.

"lo istri gue, apa gue gak boleh pakek lo?"

"El.... kita gak sedekat ini, minggir!" Ruka mendorong tubuh El menjauh, namun kekuatan gadis itu tak bisa menandingi kekuatan El.

"MINGGIR ATAU GUE BUNUH LO!"

———

El Zio dan Haruka, dua manusia dengan dua kepribadian yang sangat bertolak belakang terpaksa diikat dalam sebuah janji suci pernikahan.

Rumah tangga keduanya sangat jauh dari kata harmonis, bahkan Ruka tidak mau disentuh oleh suaminya yang merupakan Badboy dan ketua geng motor di sekolahnya. Sementara Ruka yang menjabat sebagai ketua Osis harus menjaga nama baiknya dan merahasiakan pernikahan yang lebih mirip dengan neraka itu.

Akankah pernikahan El dan Ruka baik-baik saja, atau malah berakhir di pengadilan agama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nunna Zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Sudah hampir setengah jam Ruka terisak di bangku ruang tunggu bandara. Rambutnya yang tadi rapi mulai berantakan, dan make up sempurnanya kini hancur lebur. Eyeliner serta maskara yang bercampur dengan air mata membentuk garis-garis hitam di sekitar matanya, membuat wajahnya tampak kacau.

Di sebelahnya, El duduk dengan santai, kedua kakinya disilangkan sementara jari-jarinya sibuk memainkan ponsel. Sama sekali tak terpengaruh oleh tangisan Ruka, seolah ini adalah hal biasa yang tidak memerlukan perhatiannya.

Ketika akhirnya suara isakan itu perlahan mereda, El melirik sekilas dari sudut matanya. "Udah nangisnya?" tanyanya datar, tanpa ada jejak empati dalam nada suaranya.

Ruka mengangkat wajahnya, matanya merah dan sembab. Dia menatap El dengan tatapan menusuk, seolah kata-kata pria itu barusan adalah penghinaan terbesar. "Lo serius tanya kayak gitu? Lo pikir ini lucu, El?"

"Gue cuma nanya. Lo udah nangis hampir setengah jam. Gue heran, energi lo gak habis?"

"Lo gak ngerti apa yang gue rasain," gumam Ruka, suaranya serak karena terlalu banyak menangis. Dia meraih tas kecilnya dan mencari-cari tisu, tetapi tangannya gemetar sehingga barang-barang dalam tasnya malah berjatuhan ke lantai.

El menghela napas lagi, kali ini lebih berat, lalu mengambil tisu yang tergeletak dilantai. Dia menyodorkannya ke Ruka dengan gerakan malas. "Tuh. Gue ngerti kok, cuma caranya lo nangis kayak dunia lo udah kiamat aja."

Ruka merebut tisu itu dengan kasar, lalu menghapus wajahnya dengan gerakan cepat. "Ya karena buat gue memang udah kiamat, El. Lo pikir gampang buat gue? Gue baru aja kehilangan nyokap gue, dan lo malah ngomong seenaknya!"

El menatapnya dalam diam, bibirnya terkatup rapat. Ada sesuatu di matanya—mungkin rasa bersalah, atau mungkin hanya cerminan kesalahpahaman yang selalu ada di antara mereka. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Sebaliknya, dia bangkit dari kursinya, meraih tas Ruka yang tergeletak di lantai, dan menaruhnya di sebelah gadis itu.

"Gue cuma mau lo tau," katanya akhirnya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya, "dunia lo gak kiamat, Ruka. Lo masih punya banyak hal yang harus lo jalani. Mau atau enggak, lo harus tetap berdiri. Nangis gak akan bikin semua ini lebih baik."

Ruka tidak menjawab. Dia hanya memalingkan wajah, menatap ke arah jendela besar bandara yang memperlihatkan pesawat-pesawat di landasan. Kata-kata El terasa pahit, tetapi ada kebenaran yang tidak bisa dia sangkal. Meski hatinya hancur, waktu tidak akan berhenti untuknya.

"Ayolah balik, gue ada balapan hari ini." ujarnya, lalu berdiri dan melangkahkan kakinya, tak peduli jika Ruka mengikutinya atau tidak.

***

Suasana arena balap liar malam ini begitu panas, penuh dengan adrenalin dan semangat kompetisi. Dua buah motor berjejer rapi di garis start. Sorot lampu-lampu neon dari toko-toko di sekitar jalan menyinari kerumunan, menambah kesan liar dan berbahaya pada malam itu.

Di tengah hiruk-pikuk suara mesin dan sorakan penonton, nama Red Dragon menggema. Mereka, geng balap yang terkenal dengan keberanian dan kecepatan, baru saja menantang Speed Demon, rival lama mereka, untuk bertanding. Kali ini, taruhannya luar biasa besar—sepuluh juta rupiah. Uang sebanyak itu cukup untuk membuat semua mata tertuju ke arah garis start.

"Taruhan sepuluh juta, berani enggak?" seru Welly, pemimpin Red Dragon, sambil melipat tangan di dada. Suaranya menggema, memecah kebisingan mesin. Tatapannya tertuju pada El, pemimpin Speed Demon, yang berdiri santai di sebelah motornya.

El tersenyum tipis, penuh percaya diri. Dia mengangkat helmnya perlahan, memperlihatkan wajahnya yang dingin namun penuh karisma. "Sepuluh juta? Kecil." jawabnya singkat, membuat kerumunan bersorak riuh. Keangkuhannya memancing reaksi yang lebih panas dari para penonton.

Ruka yang berada di pinggir arena hanya bisa memandang situasi dengan cemas. Meskipun dia tahu balapan ini adalah bagian dari dunia El.

"Lo yakin mau lawan dia?" tanya Ruka akhirnya, memberanikan diri mendekati El. Suaranya nyaris tenggelam oleh gemuruh di sekitarnya.

El menoleh, matanya menatap Ruka dengan sorot tajam. "Percaya sama gue, gue enggak akan kalah." Dia memasang helm full face nya.

Red Dragon juga sudah bersiap. Welly berdiri di depan motornya dengan senyum penuh kemenangan yang sudah dia bayangkan akan dia raih. "Siap-siap kalah, El. Kali ini gue enggak akan kasih lo ampun."

Sebuah suara peluit panjang terdengar, menandai bahwa balapan akan segera dimulai. Penonton bergerak lebih dekat, membentuk barisan di sepanjang jalur balap. El dan Welly menyalakan mesin mereka, suara deru knalpot memenuhi udara, membuat suasana semakin mendebarkan.

Balapan dimulai dengan dentuman keras saat kedua motor melesat maju, meninggalkan jejak asap di belakangnya. Penonton bersorak keras, menambah panasnya malam itu. El memimpin di awal, tetapi Welly bukan lawan yang mudah. Dia mengekor ketat di belakang, berusaha mencari celah untuk menyalip.

Ruka berdiri di tepi jalan dengan jantung berdegup kencang, menahan napas setiap kali motor-motor itu melewati tikungan tajam. Dia tidak peduli dengan uang taruhan atau gengsi yang dipertaruhkan. Yang dia pedulikan hanyalah keselamatan El. Namun, melihat cara pria itu mengendalikan motornya dengan penuh percaya diri, untuk sesaat, dia merasa El tidak terkalahkan.

"Lo harus menang, El," gumam Ruka pelan, seperti doa yang terhembus di antara kerumunan. Ya, untuk mengusir rasa sakitnya, Ruka meminta El untuk mengajaknya kesini.

Welly, tampak seperti predator yang sedang mengincar mangsa. Mata tajamnya terus mengawasi gerakan El di depan, menunggu celah, tak menyia-nyiakan kesempatan sedikitpun untuk menyalip. Ketika roda motor El meluncur di tikungan tajam, Welly melaju lebih cepat, mencoba mendekat dan menyiapkan jebakan.

"Tunggu aja, El," gumam Welly dengan senyum penuh tantangan, suaranya nyaris tersapu oleh deru mesin motor yang menderu keras.

El yang merasakan kedekatan Welly tidak bergeming. Tangannya menggenggam stang motor lebih erat, menyesuaikan posisi tubuhnya dengan kecepatan yang semakin meningkat. Ia bisa merasakan ketegangan di udara, detik demi detik seakan dipenuhi oleh ancaman yang semakin dekat.

"Lo pikir lo bisa menang dari gue?" teriak El, menantang tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.

Di tengah sengitnya pertarungan ini, Welly mendekat lebih cepat, siap untuk menyerang. Tiba-tiba, ia menyelinap ke sisi kanan El, berusaha memaksa El keluar jalur. Welly menekan gas, berharap bisa menyalip di tikungan berikutnya.

Tapi El tak tinggal diam. Dia menendang bagian belakang motor Welly, menyebabkan motor lawannya sedikit bergoyang. "Gak secepat itu, Welly," serunya dengan senyum dingin.

Welly menggeram, merasakan panasnya tantangan ini. Ia tidak akan menyerah begitu saja. Di tikungan berikutnya, ia membalas, Ia berusaha menyalip El dengan cepat, mengambil jalur yang lebih agresif. Motor keduanya hampir bersentuhan, berkejaran dalam jarak yang sangat rapat. Asap knalpot menggumpal di udara, menciptakan kabut yang menambah ketegangan.

"Lo pikir bisa menang dari gue, El?" Welly menantang, memaksa motornya lebih cepat lagi. Namun El, dengan pengalamannya yang luas, masih bisa mengalahkan gerakan Welly dengan manuver yang lebih tajam.

"Lo terlalu nafsu, Welly," El menjawab, matanya tetap fokus di depan, bahkan di tengah-tengah persaingan sengit ini. "Dan itu akan jadi kelemahan lo."

Welly semakin terdesak. Ia menekan gas lebih keras, berusaha mencari celah lagi untuk melewati El. Tikungan berikutnya semakin dekat, dan Welly tahu bahwa hanya satu dari mereka yang akan keluar sebagai pemenang. Detik-detik ini menentukan segalanya.

Welly tersenyum licik saat melihat kesempatan itu muncul. Tanpa ampun, ia menendang bagian belakang motor El, memberikan dorongan yang cukup kuat untuk membuat El kehilangan keseimbangan. Dalam sekejap, motor El tergelincir, dan tubuh El terlempar ke aspal dengan keras.

Suara gesekan tubuh El dengan jalan terdengar sangat keras, memekakkan telinga. Helm yang dikenakan El terguling beberapa meter dari tubuhnya yang tergeletak di aspal. Welly melintas dengan kecepatan tinggi, melihat ke belakang sejenak, matanya menyipit melihat El yang terjatuh.

"Dasar bodoh," gumam Welly, merasa puas dengan tindakannya. Ia menambah kecepatan, tidak peduli dengan apa yang terjadi pada El.

Di sisi lain, El terbaring beberapa detik, napasnya tercekat. Kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang. Tapi rasa sakit itu bukanlah hal yang menghentikannya. Perlahan, El merangkak untuk bangkit, menahan rasa sakit di tubuhnya.

"Damn it," geram El, menghapus darah yang mengalir dari pelipisnya dengan tangan yang gemetar. "Gue gak akan kalah begitu aja."

Dengan susah payah, El berdiri dan menahan rasa sakitnya. Ia memandang motor yang tergeletak di sampingnya, lalu bergegas untuk kembali menyalakan mesin. Kali ini, tekad El semakin membara. Ia tidak akan membiarkan Welly menang dengan cara curang.

"Ini belum selesai, Welly!" teriak El dengan sekuat tenaga, suaranya teredam oleh deru motor yang semakin jauh meninggalkan dia. Tetapi rasa sakit dan kekecewaan itu tak menghalangi niatnya. Dengan tangan yang masih gemetar, El menyalakan motor yang sempat terjatuh, meskipun aspal yang kasar meninggalkan bekas luka di tubuhnya.

Namun kali ini, wajahnya berubah—bukan lagi kemarahan yang terlihat, melainkan tekad yang membara. "Gue gak akan biarin lo menang begitu saja," gumamnya, dengan tatapan yang mengarah ke horizon, di mana Welly sudah semakin jauh.

Motor El menderu, memecah keheningan malam. Dia membuang segala rasa sakit, menyiksa dirinya sendiri lebih jauh dengan mempercepat laju motornya. Tidak ada lagi yang menghalangi langkahnya. Hanya ada satu tujuan: mengejar Welly dan membuktikan siapa yang lebih pantas disebut pemenang.

Welly, yang sedang mengatur jalannya di depan, merasakan kedekatan itu. Suara motor El yang semakin mendekat, memacu adrenalin dalam tubuhnya. Tentu, ia sudah menendang El tadi—tapi tak menyangka El akan bangkit begitu cepat dan kembali mengejar.

"Apa dia gila?" desis Welly, matanya melirik spion untuk memastikan, lalu merengut. "Gue gak akan kasih dia kesempatan," pikirnya, mengendalikan motor dengan lebih hati-hati, siap menghadapi setiap gerakan El.

Namun El tidak menyerah. Ia mempersempit jarak satu per satu, meskipun dalam kondisi yang tidak ideal. Dia mengejar dengan penuh determinasi, memotong jalan yang biasanya sulit, mengabaikan celah-celah berbahaya yang mungkin akan membuatnya jatuh lagi.

"Satu putaran lagi, dan gue bisa ambil alih!" teriak El dalam hati, seraya berbelok dengan cepat menuju tikungan tajam yang sebelumnya membuatnya hampir kehilangan kendali. Kali ini, dia sudah siap.

Welly yang berada di depan, mulai merasakan tekanan yang semakin kuat. Motor El terus mendekat, dan Welly tahu waktunya tinggal sedikit. Dia harus segera mengambil langkah untuk mengakhirinya, atau ia akan kehilangan gelar pemenangnya malam ini.

Ketika El akhirnya melewati Welly dengan kecepatan yang luar biasa, semua yang ada dalam kepala Welly terhenti sejenak. Suara motor El yang menderu melewatinya seperti ledakan. El berhasil menyusul Welly, memotong jalan dengan sempurna, dan menyalipnya.

Dalam sekejap, El melesat maju, tak memberi kesempatan lagi bagi Welly untuk mengambil alih posisi. Motor El meluncur dengan mulus di depan Welly, seperti iblis jalanan yang tak kenal lelah. El menyambar gelar pemenang tanpa ada yang bisa menghentikannya.

"Welly, lo kalah!" teriak El dalam hatinya, meluncur melewati garis finish dengan sebuah senyum kemenangan yang menuntut harga diri dan pembalasan.

Welly hanya bisa melongo, menahan amarah yang membuncah di dadanya. Di belakang, suara motor El semakin memudar, meninggalkan dirinya dengan kekalahan yang sulit diterima. Kekalahan yang kali ini terasa lebih pahit daripada sebelumnya.

"BANGSAT!" teriaknya, suara serak penuh kebencian. Kekalahan itu terasa seperti cambukan di wajahnya, setiap sorakan dari anggota Speed Demon semakin memperburuk rasa malu yang tak bisa ditahannya.

Uang taruhan yang besar itu kini berada di tangan El, yang berdiri tegak dengan senyum kemenangan yang lebar, hampir tak terkendali. Di sekelilingnya, para anggota Speed Demon bersorak riuh, teriakannya menggema di sepanjang jalanan sepi yang baru saja dilalui dengan kecepatan yang menegangkan.

"SPEED DEMON..."

"SPEED DEMON..."

"SPEED DEMON..."

Sorakan itu hampir membuat Welly tidak bisa bernafas. Setiap teriakan semakin mengingatkan dirinya akan kekalahan memalukan ini, kekalahan yang tak bisa dia bendung. Dia menatap El dengan kebencian yang membara.

Dengan satu gerakan cepat, dia melangkah pergi dari kerumunan, menahan rasa frustrasinya yang membuncah.

Di bawah cahaya lampu jalan yang temaram, sorakan itu masih menggema, El keluar dari kerumunan dan menghampiri Ruka, ia tersenyum lebar memamerkan kemenangan nya. Namun, tepat ketika dia mendekati Ruka, tiba-tiba pandangannya terasa kabur. Kepalanya berputar, dan tubuhnya limbung seperti kehilangan keseimbangan.

"El..."

Bersambung...

1
🌛Dee🌜
😲
Surinten wardana
Aigu Ruka serem juga y Klw marah
Nunna Zhy: iya, jiwa bar-bar nya lgsg nongol
total 1 replies
🌛Dee🌜
😄
hasatsk
karya yang luar biasa.karakter 2 orang yang keras kepala dan ego yang tinggi...di satukan dalam pernikahan...penasaran akhir cerita nya...
Nunna Zhy: keduanya sm2 batu, bikin seru tiada hari tanpa ribut 🤭 wkwwk
total 1 replies
🌛Dee🌜
👍👍👍
🌛Dee🌜
🫣
🌛Dee🌜
😲
Surinten wardana
Pasti si riko deh pasangannya hana🤣🤣🤣🤣
Nunna Zhy: wah kok tau?
total 1 replies
🌛Dee🌜
eh jgn terlalu kejam dg 🤭😂🤣
Nunna Zhy: hehehe, Zhy suka yg kejam2 soalnya 🤭
total 1 replies
🌛Dee🌜
👍
Surinten wardana
Ke gep dah
Nunna Zhy: /Tongue/
total 1 replies
🌛Dee🌜
🤭
🌛Dee🌜
👍
🌛Dee🌜
😲
🌛Dee🌜
👍
🌛Dee🌜
🫶
🌛Dee🌜
🤭
🌛Dee🌜
🤍
🌛Dee🌜
😄
🌛Dee🌜
👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!