Seorang pria muda bernama Adin Ahmad, ia lahir ditengah-tengah keluarga yang memprioritaskan dirinya menekuni ilmu agama, setelah ia menamatkan pendidikan s1 nya di bidang ilmu agama islam, kini ia berusaha menggapai s2 nya, jurusan ilmu sejarah islam, dan lika liku perjalanannya dimulai ketika ia hijrah dari Kota Serang ke Kota Tangerang. Awalnya ia ingin mengembangkan bisnis lalu melanjutkan pendidikan s2 nya dengan tenang.
Banyak wanita-wanita cantik di sekelilingnya yang tertarik padanya, baik dari ketampanannya maupun dari kejeniusannya. Salah satunya Syifa Fauziyah.
"Benarkah Ustadz Muda ini yang telah mencuri hatinya Syifa?"
"Terus kapan waktu terjadi pencuriannya itu?"
"Lantas kenapa Syifa tidak berteriak ketika hatinya di curi?"
"Apakah dia sengaja mebiarkan agar hatinya di curi dan diambil oleh Ustadz Muda ini?"
" Ayo mari kita simak kisahnya, semoga para sahabat terhibur !!"
"Tolong jangan sampai lupa!"
"Like, komen, share, dan subscribe"
"Kami nantikan dari anda!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aby Arsyil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Pengajian Bulanan
Dua hari telah berlalu.
Sore itu matahari kembali lagi keperaduan nya, membenamkan diri di ufuk sebelah barat, sinar cahayanya yang temaram, menandakan hari akan berganti malam.
Seperti yang telah di ketahui dua hari yang lalu. Umi Tiah mengabarkan pada adiknya, bahwa kakak iparnya tidak akan pulang untuk beberapa hari ke depan. Dan juga beliau meminta pada adik iparnya untuk menggantikannya lagi mengisi acara pengajian bulanan.
Umi Tiah juga mengabari pihak panitia pengajian, beliau sebelumnya meminta maaf mewakili suaminya kepada semua panitia penyelenggara. Bahwa suaminya Ustadz H Furqon tidak bisa memimpin pengajian bulanan ini. Beliau juga lupa memberi tahu mereka, karena kepergiannya yang tidak di rencanakan, kemudian beliau merekomendasikan seseorang untuk menggantikannya itu pun juga kalau pihak panitia setuju. Kalau tidak setuju ya bisa mencari Ustadz yang lain.
"Pengajian Bulanan?"
"Pengajian dalam bahasa Arab disebut At-ta'limu asal kata Ta'allama Yata'allamu Ta'liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna Pengajian atau Ta'liim mempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama bersama seorang Alim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib bagi setiap muslim".
"Bulanan?"
"Bulanan, berkaitan dengan suatu bulan, atau setiap bulan, dilakukan, terjadi, muncul, dan sebagainya., hanya sekali dalam satu bulan.
"Pengajian Bulanan".
Pengajian bulanan adalah pengajian yang di adakan pada setiap bulan. Bukannya pengajian yang membahas tentang bulan.
Untuk pengajian bulanan kali ini tempatnya di Masjid Nurul Huda kampung Cipete Indah. Kini malam itu telah tiba. Setelah selesai sholat isya semua jamaah berbondong - bondong menuju lokasi pengajian. Pengajian bulanan ini bukanlah khusus untuk ibu - ibu saja melainkan untuk umum, bapak - bapak pun tak mau ketinggalan. Para pemuda, para gadis, para remaja, dan para kakek nenek juga pada hadir semuanya.
Entah siapa orang yang memberi tahu kepada mereka para jamaah bahwa Ustadz H Furqon tidak bisa memimpin pengajian, dan untuk pengajian bulanan kali ini beliau akan di gantikan oleh adik iparnya yang katanya seorang Ustadz juga, dari Kota Serang.
Sehingga banyak sekali jamaah yang sudah hadir merasa kecewa, karena mereka tidak tahu dengan Ustadz Adin dan mereka juga tidak yakin dengan orang yang bisa menggantikan Ustadz H Furqon itu. Apakah sama Ustadz Adin ini sealim dan sepintar seperti Ustadz H Furqon, atau malah sebaliknya.
Sehingga terjadilah kasak kusuk diantara mereka semua para jamaah Karena informasi itu.
Adapun mereka sebagian dari para ibu-ibu yang sudah pernah mengikuti kajiannya Ustadz Adin menjadi sangat senang dan bersemangat sekali. Karena kata-kata Sang Ustadz sangat menarik minatnya. Mereka sudah tidak sabar lagi menanti kedatangannya Ustadz Muda yang tampan itu.
Mobil Rush bewarna putih cerah berjalan pelan mendekati gerbang pintu masjid yang terbuka lebar, di depan gerbang Masjid Nurul Huda ada beberapa orang penjaga yang sengaja di tugaskan oleh panitia pelaksana untuk menyambut para tamu yang datang.
Karena pengajian bulanan ini memang untuk umum, jadi banyak tetangga tetangga kampung juga yang datang untuk menghadirinya.
Mobil Rush putih yang baru datang tadi adalah mobil yang di tumpangi keluarga Syifa. Orang Tua Syifa Fauziyah sengaja datang lebih awal, karena beliau ingin menjelaskan duduk masalah yang sebenarnya kepada para panitia pengajian. Tentang ketidak hadirannya keponakannya Ustadz H Furqon. Yang biasa mempimin pengajian. Agar tidak terjadi kesalah pahaman anatara kedua belah pihak yang bersangkutan.
Ayahnya Syifa Fauziyah yang bernama H Syukri Mashuri adalah orang yang terpandang, seorang Tokoh Masyarakat yang menjadi panutan. Sehingga kedatangannya langsung di sambut hangat oleh para panitia pelaksana. Dia sekeluarga di sambut layaknya tamu kehormatan.
Berbeda dengan Ustadz Adin, yang belum banyak di kenal oleh kalangan masyarakat luas, dan hanya sedikit saja orang yang tahu. Apalagi bila Ustadz Adin berpergian mengendarai motor, dia selalu menggunakan jaket hitam kesayangannya. Meskipun bukan jaket yang sama seperti kebanyakan tukang ojek. Tapi kalau hanya sekilas saja melihat tampilannya, memang banyak orang yang menyangka nya sebagai tukang ojek. Karena wajahnya ditutupi oleh helm warna hitam.
Ustadz Adin datang ketempat pengajian itu, memakai sarung dan kemeja putih juga peci hitamnya. layaknya seperti jamaah yang lainnya, beliau tidak memakai baju gamis maupun sorban. Sehingga tidak ada orang yang tahu, bahwa dialah yang akan memimpin pengajian.
Banyak diantara para jamaah yang hadir juga membawa motor. Ustadz Adin di persilahkan oleh penjaga yang mengatur tamu dan tanpa ada sambutan apalagi penghormatan. Dan memang Ustadz Adin juga tidak gila akan sambutan apalagi penghormatan yang berlebihan.
Setelah sang Ustadz memarkiran motornya di tempat parkiran, dia berjalan berkerumun dengan jamaah yang lainnya, dan karena para jamaah juga tidak saling mengenal, mereka hanya menganggukkan kepalanya dan memasang wajah senyum seadanya.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk punggungnya dari belakang dan menegurnya ala kadarnya.
"Eh.. Bang!. Abang udah berapa kali ikut pengajian bulanan?" Kata orang yang menepuk punggungnya dari belakang.
"Baru kali ini!" Jawab Ustadz Adin apa adanya.
"Ooh.. berarti kita sama dong!?" Katanya lagi.
"Yah begitulah!" Jawab sang Ustadz sekenanya
"Oh ya bang, denger - denger Bapak Ustadz nya gak bisa datang yah!? Dan Katanya akan di gantikan dengan adik iparnya yang dari Kota Serang?"
"Yah, saya juga mendengarnya begitu!"
"Ini menurut pendapatku ya, jangan bilang pada siapa-siapa yah, orang yang bisa menggantikan bapak Ustadz pastilah orang yang sangat luar biasa, kan!"
"Emang saudara tahu?"
"Ya ini pendapatku saja!"
"Oh, terus siapa orang yang menggantikan bapak ustadz ini?" Kata Ustadz Adin pura-pura tidak tahu.
"Hmmm, siapa yah? Aku juga kurang tahu, tapi kata orang-orang yang sempat aku tanyakan tadi, katanya Ustadz ini masih sangat muda loh, belum terkenal, juga dari kampung lagi, namanya kalau gak salah ada Udin... Udin-nya gitu, kedengarannya gak keren banget yaah! Hehehehe...!"
"Hmmm!" Ustadz Adin mengerutkan keningnya, mendengar perkataan orang itu. Dia hanya bisa tersenyum kecut, dalam hatinya ia bergumam "orang ini kayaknya salah minum obat deh, apa hubungannya dengan membawa-bawa nama gak keren segala!"
Sambil bercakap-cakap tanpa terasa, mereka sudah sampai di bangku yang telah di sediakan untuk para jamaah pengajian. Dan akhirnya mereka duduk sambil menungggu acara di mulai.
Umi Tiah juga sudah datang dengan rombongannya, ada juga santri yang ikut bersamanya, dan mereka langsung di sambut dengan hangat dan penuh hormat oleh para panitia dan para jamaah, karena memang beliau adalah sosok Wanita yang Agung dan penuh wibawa yang menjadi teladan bagi para ibu-ibu dan juga motivasi para wanita muda lainnya.
Kemudian Beliau bertanya pada para panitia apakah Ustadz Adin sudah datang atau belum. Tapi jawaban yang sama yang dia dapat, hampir semua panitia menggelengkan kepalanya, tanda mereka juga tidak tahu.
Kini ada raut cemas di Wajah anggunnya Umi Tiah, yang biasanya selalu bersikap tenang dan berwibawa. Dalam hatinya dia takut terjadi apa-apa pada adik kesayangannya.
Melihat wajah Umi Tiah yang nampak cemas. Para panitia pun juga ikut merasa cemas dan gelisah. "Jika sampai Sang Ustadz tidak hadir juga! terus bagaimana harus mengatakannya kepada para jamaah?". gumam mereka dalam hatinya.