Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Sudah malam. Saya pamit pulang dulu." ujar Ricko membalikkan tubuhnya menuju mobil sambil mengusap air matanya yang sejak tadi tidak mau berhenti.
"Mari semua Assalamualaikum." pamit Ricko yang sudah menyalakan mobilnya dan berlalu pergi.
***
Esok harinya, seperti biasa Aisyah bangun jam dua pagi untuk melaksanakan sholat tahajudnya. Sambil menunggu adzan subuh berkumandang, Aisyah melantunkan sholawat dengan khusuk dan merdu membuat Ibrahim semakin menyayangi adik kesayangan nya itu.
Jam tujuh pagi, semua sarapan sudah siap di meja makan. Kini tinggal menunggu Abah Yusuf untuk duduk di kursi yang biasa beliau duduki. Setelah yang ditunggu sudah datang, barulah semuanya ikut duduk. Dan seperti biasa, Abah Yusuf mengajak putra putrinya berbincang di sela sela sarapan paginya.
"Gimana Ais ? Apa yang akan kau lakukan selama satu bulan kedepan ?" tanya Abah Yusuf.
"Entah lah Bah, mungkin berkuda seperti biasanya." sahut Aisyah.
"Kamu sudah menikah nak, tidak bagus untuk kandungan mu jika terlalu banyak berkuda."
"Tapi Bah, hanya itu yang ingin Ais lakukan, sebelum Ais punya anak nanti." kata Aisyah lagi yang masih ingin bermain dengan kudanya.
"Baiklah Abah ijinkan, tapi Abah mohon jangan sampai kelelahan ya nak ?" ujar Abah Yusuf lembut.
Aisyah yang jago berkuda, dan selalu mendapat juara satu tingkat internasional itu, pasti akan sangat merindukan kuda kesayangan nya. Jika dilarang justru membuat dirinya semakin uring uringan. Ibrahim yang tahu adiknya rindu dengan kudanya, mengajaknya bermain.
"Boleh abang temani main kuda ?" tawar Ibrahim membuat Aisyah bersemangat.
"Boleh. Habis sarapan kita main ya bang ?" sahut Aisyah antusias.
"Oke siaaap.."
Dan benar saja, setelah selesai sarapan Aisyah dengan langkah lebar di temani Ibrahim di sampingnya menuju tanah berkuda. Sebelum itu Ibrahim sudah menyuruh pawang kuda untuk melakukan pemanasan pada kuda-kuda yang akan di naiki, agar tidak cedera nantinya.
Setelah sampai, Aisyah berlari kecil menghampiri kuda putih miliknya yang sudah ia rindukan sejak beberapa minggu kemarin.
"Haay.. Assalamualaikum Blizzard." sapa lembut Aisyah pada kuda nya, sambil mengusap kepala kuda.
"Hay Stormy. Apa kau sudah siap ?" sapa Ibrahim pada kuda hitam nya, sambil menepuk punggung dan lehernya.
Yaa, kuda putih Aisyah diberi nama Blizzard. Dan nama kuda hitam Ibrahim di beri nama Stormy Velvet. Aisyah lebih menyukai kuda putih, dan Ibrahim lebih menyukai kuda hitam. Dari kecil mereka suka sekali balap kuda jika sedang berada dirumah. Namun jika Aisyah pergi dengan waktu yang lama, maka Ibrahim akan kacau dan melampiaskan kekacauan nya untuk berkuda. Begitu juga dengan Aisyah, jika Abang nya pergi untuk waktu yang lama, maka ia akan melampiaskan kekacauan nya dengan berkuda.
Namun jika keduanya berkumpul, sudah pasti balapan berkuda akan mereka lakukan untuk kesenangan mereka berdua yang sudah tertanam sejak kecil.
"Sudah siap Ais ?" tanya Ibrahim pada Aisyah.
"Siap bang." sahut Aisyah dan langsung menaiki punggung kudanya dengan lihai.
Kini keduanya sudah siap di garis start untuk memulai balapan.
"Cetaaakk.."
Pecut sudah dihentakan oleh pawang kuda, dan itu pertanda kuda sudah berlari. Dengan lihai keduanya balapan dengan senyum menyeringai seakan menunjukkan kebahagiaan bagi keduanya yang sudah sangat mereka rindukan.
***
Di luar kota tentunya di daerah Surabaya. Abimana dan Pras sedang sibuk mengurus proyeknya yang di jangkau satu bulan harus jadi. Saat sedang mengatur pembangunan, ponsel Abi berbunyi. Abi yang melihat siapa yang menelfon, dan setelah tau siapa yang telfon, Abi langsung menekan tombol hijau di ponselnya.
"Hallo mah.." ujar Abi setelah menerima telfon dari sang mama.
"Abi, apa kamu bersama Aisyah ?" tanya sang mama yang tak mendengar kabar dari Aisyah sejak kemarin.
Abi yang merahasiakan keberadaan Aisyah di pesantren merasa bingung harus menjawab apa.
"Eem itu mah, aaa Aisyah di hotel. Iya di hotel." jawab Abi sedikit panik.
"Kamu sedang berada di mana sekarang ?" tanya lagi mama Vina.
"Aku di lokasi proyek mah."
"Oooh, ya sudah. Mama tidak punya nomer ponselnya. Nanti tolong kirim nomer ponsel Aisyah ya Bi ?" ujar mama Vina membuat Abi memijat tengkuk hidungnya yang merasa sakit.
"Abi.. Abimana, hallo Bi."
"Ah iya mah ada apa ?" terkejut Abi karena melamun memikirkan bagaimana caranya dia memberikan nomer ponsel Aisyah. Sedangkan dia sendiri sebagai suaminya juga tidak punya nomernya.
"Kamu dengar mama tidak sih ?" kesal mama Vina.
"Iya mah. Nanti aku kirimkan nomer Aisyah yaa.." sahut Abi mencoba untuk sabar menghadapi mama nya.
"Ya sudah mama tunggu. Mama sudah sangat merindukan menantu mama. Jangan lama-lama."
"Iya mah."
Abimana kemudian memutuskan telfon nya secepat mungkin, agar sang mama tidak banyak bertanya lagi tentang Aisyah. Pras yang paham raut wajah Abi mulai tidak enak di lihat, menanyakan pada sahabat nya itu.
"Kenapa Bi ?" tanya Pras menghampiri Abimana.
"Mama, mama minta nomer ponsel Aisyah. Tapi bagaimana caraku memberikan nya ? Sedangkan nomer Aisyah saja aku tidak punya." sahut Abi.
"Bagaimana bisa ? Kamu kan suaminya ? Masa tidak punya nomer ponsel istrimu sendiri ? Aneh. Makanya, jadi lelaki jangan terlalu kaku sama perempuan. Begini kan jadinya ?" ujar Pras yang sudah tahu kelakuan sahabatnya itu dari dulu.
Namun saat Abi dan Pras sedang mengobrol, ada seorang wanita dari kejauhan berlari dan berteriak memanggil nama Abimana.
"Abiii.."
Abi yang namanya di panggil langsung menoleh kebelakang, wanita itu langsung memeluk Abi tanpa aba-aba.
Brugh
Pelukan itu terasa sangat kencang hingga membuat Abi hampir jatuh kehilangan keseimbangan. Namun tak membalas pelukan nya.
"Abi, aku sangat merindukanmu." kata wanita itu yang masih memeluk Abi.
Pras yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya karena merasa heran dengan sahabat kaku nya itu.
"Gila, cowok seperti kulkas dua pintu kayak lo, bisa mendapatkan wanita cantik dua sekaligus. ck..ck..ck.. Keren lo Bi." ujar Pras sambil menepuk bahu Abi dan meninggalkan mereka berdua yang membutuhkan privasi.
Abi yang masih terkejut kedatangan wanita itu, langsung melepaskan pelukan nya.
"Kamu tau dari mana aku ada disini Bel ?" tanya Abi penasaran.
"Dari mama." sahut Bella tak merasa bersalah.
"Mama kamu tau dari siapa ?" tanya lagi Abi karena penasaran.
"Mama tau dari tante Vina. Katanya kamu lagi ada di surabaya. Bahkan mama Vina menyuruh kamu untuk tinggal dirumahku." katanya lagi yang bicara seperti anak kecil.
"Tapi kan, tidak ada yang tahu lokasi proyek ku ? Siapa yang memberitahu mu ?"
"Ooh, sekertaris mu yang mengirim lokasinya padaku, atas perintah mama Vina." jelas nya lagi.
Abi yang mendengar itu merasa geram dengan mama nya. Bagaimana bisa dia harus tinggal dirumah keluarga Redorick ? Mati matian Abi menghindari Bella, malah sang mama lah yang membawanya ke lubang sampah.
"Eem, bella. Kamu sebaiknya pulang sekarang. Karena ini lokasi berbahaya untuk wanita." ujar Abi pada Bella yang sedikit mengusirnya secara halus.
"Aku tidak mau. Aku mau pulang sama kamu." sahut Bella keras kepala.
"Nanti aku akan pulang kerumahmu jika urusan proyek sudah selesai." ujar Abi agar Bella segera pulang.
"Janji ?" kata Bella menunjuk Abi dengan jari telunjuknya.
"Iyaa.." sahut Abi datar karena sudah malas dengan wanita manja seperti Bella.
"Baiklah kalau begitu aku tunggu kamu dirumah. Cup.. Baay." Bella mengecup pipi kiri Abi dengan singkat, dan berlalu pergi melambaikan tangan nya.
Ya, Bella adalah mantan kekasih Abi yang tidak pernah Abi cintai. Mereka berdua di jodohkan oleh mama Vina dan mama Lisa. Lisa dan Vina bersahabat sejak SMA. Mereka berdua selalu menjodohkan Abi dan Bella sejak mereka berdua duduk di bangku SMP. Abi tidak menyukai Bella yang manja dan suka hura-hura. Dia hanya menuruti sang mama untuk mengantar Bella kemanapun Bella mau.
Tapi tidak ada cinta di hati Abimana untuk Bella. Namun, perjodohan mereka berdua gagal begitu saja setelah papa Adam memutuskan pernikahan Abimana dan Aisyah bulan depan. Tak ada musyawarah atau saling bertukar pikiran. Mama Vina tak terima keputusan papa Adam yang diam-diam memutuskan pernikahan Abimana secara sepihak.
Namun keputusan papa Adam tidak bisa di ganggu gugat. Jadi mau tidak mau mama Vina harus menerima keputusan nya. Saat papa Adam membawa mama Vina untuk bertemu keluarga Aisyah, mama Vina melihat secara langsung wajah Aisyah yang sangat cantik bak bidadari syurga. Disitulah mama Vina mulai luluh dan ikut menerima keputusan suaminya.
Setelah kepergian Bella, Abi menghapus bekas kecupan singkat dari Bella di pipinya.
"Dasar ! Menjijikan." kata Abi yang merasa tidak suka dirinya di cium seenaknya oleh wanita seperti Bella.
...----------------...
Bersambung...
***
Hay para pembaca setia.. Pantengin terus cerita Abimana dan Aisyah yaa.. Kasih semangat dan dukunganya untuk Author, biar lebih semangat lagi nulisnya.
jangan lupa jempol dan ratingnya..
Iloveu sekebon buat kalian semua
🥰😘🤗
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma