Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya berubah semenjak kematian sang ayah, membuat dirinya berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Hari itu Puteri pulang malam, karena ia harus lembur. Nino yang sengaja ingin bertemu dengannya, memutuskan untuk mengantarkan Puteri pulang. Awalnya Puteri menolak, tetapi Nino memaksa, ia berkata ingin memperbaiki hubungan dengan Puteri dan berusaha menerima kenyataan ini.
Semenjak Puteri mengambil keputusan itu, ia pun sudah bertekad jika seandainya Nino pergi, jujur saja rasa cintanya pada Nino sudah menghilang, kini ia sudah tidak peduli lagi dengan Nino.
Nino yang merasa Puteri berubah pun semakin menyalahkan bayi yang sedang dikandung Puteri, hasr*tnya untuk membu*uh bayi itu semakin besar, kebenciannya semakin mendarah daging.
Karena bayi sia*an itulah wanita yang ia cintai kini berubah menjadi acuh dan seolah tidak mencintainya lagi, padahal sebab yang sebenarnya adalah karena sikapnya sendiri yang membuat Puteri menjadi seperti itu.
Setelah sampai di depan rumah Puteri, Nino mencegah langkah Puteri yang hendak masuk kedalam rumah, ia memegang tangannya sambil berkata. "Yank, tolong maafin aku, aku bener-bener sayang sama kamu, kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini, aku gak mau kamu jadi cuek begini, aku rindu kamu yang dulu yank!," Ungkap Nino sambil memagang kedua tangan Puteri.
Puteri yang mendengar hal itu hanya diam saja tak bergeming, seandainya Nino tau apa yang ia rasakan, hatinya begitu hancur mendengar semua kata-kata Nino kala itu, cintanya yang begitu besar untuk Nino, hancur seketika, menyisakan kekecewaan yang mendalam.
"Yank, besok kamu libur kerja kan, aku juga libur, gimana kalo kita jalan-jalan, pasti belakangan ini kamu stres dengan semua yang terjadi, itu gak baik untuk kamu dan bayi kita yank!,"
Mendengar kata-kata Bayi kita yang keluar dari mulut Nino, membuat Puteri mengerutkan dahi, seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
Tapi Puteri sudah tidak mau peduli dengan Nino lagi, ia pun menjawab dengan anggukan, lalu melepaskan tangannya yang dipegang Nino.
"Jadi kamu mau yank??, besok aku jemput jam 2 ya, kita jalan-jalan, aku akan ajak kamu ke suatu tempat, yang pastinya bakal bikin kamu happy." Jelas Nino, sambil tersenyum bahagia.
Puteri pun hanya menjawab "Hmmm" Lalu ia pun masuk kedalam rumah tanpa berpamitan dengan Nino.
Nino yang memaklumi sikap Puteri pun tidak mempermasalahkannya, pasalnya Nino tau jika Puteri sedang marah ia akan bersikap seperti itu, tapi yang paling membuatnya senang adalah Puteri mau menerima ajakannya. Kemudian ia pun segera berlalu pulang.
***********************
Keesokan harinya tepat pukul 2 siang Nino sudah berada didepan rumah Puteri. Seperti biasa dirumah Puteri selalu tidak ada orang, dan itu berarti tidak ada yang tahu kemana dan dengan siapa Puteri pergi hari itu, membuat Nino bisa melancarkan rencana nya.
Nino membawa Puteri ke daerah Pasir kaliki, niatnya adalah membawa Puteri berjalan-jalan, lalu Nino akan berpura-pura lelah, karena asma nya kambuh, dan ia lupa membawa obatnya, sehingga mau tidak mau Puteri lah yang akan pergi membelikan obat.
Setelah selesai berjalan-jalan, Nino lalu berpura-pura kelelahan, seperti yang ia duga, Puteri langsung menurut kala ia memintanya membawa Nino beristirahat sejenak di sebuah warung.
Puteri yang masih saja polos belum menyadari niat Nino, ia lalu membawa Nino ke sebuah warung terdekat. Ia mendudukan Nino disana, kemudian Nino meminta Puteri membelikan obat karena ia lupa membawanya.
Awalnya Puteri berinisiatif membawa Nino langsung ke apotik terdekat saja, tapi Nino tidak mau, ia bilang sudah tidak sanggup berjalan lagi, dan sambil menunggu Puteri kembali, ia akan memesan minuman hangat dulu.
Disaat itulah Nino melancarkan aksinya. Ia memesan 2 cangkir minuman hangat dari warung kemudian mencampurkan salah satunya dengan sesuatu yang ia bawa sebelumnya kedalam minuman itu.
Setelah kembali membawa obat yang Nino perlukan, Puteri sedikit heran karena Nino memesan 2 cangkir minuman, tapi kemudian ia menepis pikirannya karena mendengar alasan Nino, bahwa tadi sambil menunggunya kembali ia memesan 2 cangkir minuman panas, karena tidak enak jika memesan satu untuk dirinya saja, maka ia memesankan untuk Puteri juga.
Kemudian Nino mengajak Puteri untuk meminumnya bersama. Awalnya tidak ada reaksi apapun, sampai setelah minumannya habis, akhirnya Puteri mengeluh merasa sesuatu yang sakit dari perutnya.
Tiba-tiba Puteri meraung semakin hebat, kala merasakan sakit yang teramat sangat. Nino yang khawatir melihat kondisi Puteri yang meringis kesakitan, berusaha memapahnya berjalan, sampai tiba-tiba cairan merah mengucur keluar dari bagian bawah dan membasahi kaki Puteri, menetes kan darah ke lantai.
Nino yang semakin panik, lantas membawanya menuju rumah sakit terdekat dengan menggunakan taxi, karena kondisi Puteri yang lemah dengan wajah pucatnya, tidak memungkinkan ia untuk naik motor.
Dibantu sang pemilik warung, Puteri dimasukan kedalam taxi yang sedang mangkal disana, Nino menitipkan motornya pada pemilik warung, dan ia pun segera bergegas ke rumah sakit.
Begitu sampai di rumah sakit Puteri sudah dalam keadaan pingsan, Nino begitu khawatir, wajahnya seketika menjadi pucat pasi kala melihat kekasih yang sangat ia cintai dalam keadaan lemah, dibawa ke ruang IGD.
Tak berselang lama dokter yang menangani Puteri keluar menghampiri Nino, yang sedang menelpon orang tuanya Puteri, kemudian dokter itu berkata jika Puteri harus segera di operasi karena mengalami pendarahan.
Nino semakin tak bisa mengontrol emosinya, ia lalu meminta sang dokter untuk melakukan apapun demi menyelamatkan kekasihnya itu.
Dengan persetujuan Nino, yang mengaku sebagai suaminya, dokter pun melakukan operasi. Tak berselang lama mamah dan papahnya Nino tiba di rumah sakit.
Melihat keadaan Nino yang panik, mamah lantas bertanya apa yang sebenarnya terjadi, kemudian Nino pun menceritakan semuanya pada mereka, tapi ia menyembunyikan satu hal, pasalnya Puteri mengalami keguguran akibat sesuatu yang ia masukan kedalam minumannya.
Baik mamah Puteri maupun papahnya Nino tidak ada yang curiga dengan penjelasannya Nino. Mereka dengan cemas menunggu operasi yang sedang dijalani Puteri, hingga akhirnya dokter keluar dan menyampaikan jika Puteri harus kehilangan bayinya karena pendarahan hebat itu. Tapi untungnya Puteri masih bisa selamat.
Nino yang harusnya merasa lega mendengar hal itu, justru malah merasa bersalah, pasalnya karena kelakuannya lah, ia hampir kehilangan nyawa wanita yang sangat ia cintai.
Kemudian Nino pamit pada mereka, mengatakan ada urusan penting dan akan segera kembali, padahal ia sedang berusaha menghubungi Rita, wanita yang sudah memberikan rencana yang hampir merenggut nyawa kekasihnya itu.
Setelah beberapa kali Nino mencoba menghubungi, telponnya tidak mendapat jawaban, sampai akhirnya telpon Nino diangkat juga oleh Rita. Tanpa basa-basi Nino langsung memaki Rita habis-habisan.
Rita yang masih belum paham maksud Nino memintanya bertemu secara langsung saja di kostannya, kebetulan kostan Rita tidak jauh lokasinya dari RS tempat Puteri di rawat.
Sebelum kekostan Rita, Nino kembali ke warung untuk mengambil motor yang ia titipkan disana. Setelah sampai dikostan Rita, Nino pun menggedor pintu kamarnya, lalu Rita membuka pintu, dan Nino pun masuk.
Nino memaki Rita habis-habisan, karena mengikuti sarannya lah, ia hampir saja kehilangan Puteri. Rita yang pada dasarnya licik, mampu membuat Nino percaya bahwa rencananya itu tidak akan sampai merenggut nyawa kekasihnya.
Justru dengan kejadian itu orang tuanya mereka tidak akan menyangka bahwa Puteri keguguran adalah ulahnya Nino, mereka akan mengira Puteri kelalahan dan kandungannya tidak kuat.
Mendengar penjelasan Rita, Nino menjadi lebih tenang, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit, kemudian Rita mencegahnya dengan menarik tangannya dan mengatakan
"Seharusnya kita merayakan ini bukan, mengapa harus terburu-buru ke RS, toh Puteri juga sudah baik-baik saja, dan ada keluarga yang menjaganya, kita bersenang-senang dulu lah sayang!!," Rayu Rita sambil menciumi leher Nino.
Nino yang awalnya menolak, tak kuasa kala tangan jahil Rita meng*lus jago*nnya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia be*ai le*er Nino seraya menci*mnya.
Aaaaah sial, lagi-lagi Nino tak tahan dengan godaan Rita, bercin*a dengan Rita memang nik*at karena dia begitu lincah dengan berbagai gaya untuk di explore, tapi tetap saja baginya bercin*a dengan Puteri jauh lebih memu*skan karena dilakukan dengan cinta.
Rita pun menuntun tangan Nino untuk menyentuh mahkotanya yang sudah ba*ah, memintanya untuk diji*at, kemudian Rita menuntun Nino keatas kasur.
Ia melepas pakaian da*amnya agar mempermudah Nino untuk menjelajah gunung kemb*rnya, sambil mer*mas kedua gunung kem*ar itu, lid*h Nino bermain lincah menji*ati mahkotanya, membuat Rita berg*linjang menikmati kenikmatan sore itu.
Akhirnya mereka melepaskan semua pakai*nnya dan membuang sembarang ke lantai, mereka melakukannya tanpa didoping dengan minuman, karena Nino menolak, sebab ia akan kembali ke RS nanti setelah main k*da-kud*an dengan Rita.
Rita yang haus akan bela*an pria pun tidak menuntut banyak, asalkan has*atnya ters*lurkan ia sudah merasa puas, terlebih jag*an milik Nino sangat bes*r dan panj*ng, sangat memu*skan baginya. Gaya bercin*a Nino yang bar-barpun bisa membuatnya Klim*ks berkali-kali hanya dalam satu ro*de.