Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangisan Julya
Julya benar-benar melakukan perintah Radit, dan setelah Julya pergi Jai datang keruangan dimana divisi Julya berada, dia datang ingin menyampaikan Jika Julya sudah tidak bekerja lagi di perusahaan.
Oang-orang yang tidak menyukai Julia tersenyum senang, dan bertambah senang saat Nurmala sebagai ketua yang tidak menyukai Julya ditunjuk untuk menempati posisi Julya dan boleh menempati ruangan Julya setelah barang-barang Julya dibereskan.
Maklum Julya pergi tanpa membereskan barang-barangnya, karena berpikir dia tidak akan di pecat.
Rekan Kerja Julya yang menyukai Julya saling berbisik saat para Ob datang membereskan ruangan Julya.
Mereka saling mempertanyakan alasan Julya berhenti, apakah di pecat atau mengeluarkan diri sendiri, akibat lelah terus dimarahi Bos mereka, atas kesalahan yang disengaja anggota Tim Julya.
"Entahlah, aku juga tidak tahu, karena kamu juga tahu Bu Julya tidak pernah bercerita pada kita."
"Benar sih, tapi apa pun alasannya keluar dari perusahaan ini, mudah-mudahan itu adalah jalan terbaik untuk Bu Julya, aamiin."
Sementara itu di sepanjang jalan, Julya terus merutuki sikap Radit yang semena-mena terhadapnya.
"Dasar gila, pemarah, pemaksa, sombong, tidak tahu diri, dan aku tidak bisa apa-apa dihadapannya sekarang.... aku seperti kerbau yang sudah di tendok, tidak akan bebas bergerak lagi. ... dan itu karena adik ku yang polos kebangetan."
Ingin menangis sejadi jadinya dan berteriak sekeras-kerasnya, namun Jilya sadar jika saat ini dia masih didalam sebuah taksi, alhasil dia hanya bisa diam, menekan perasaannya yang semakin lama semakin menyesakkan dada.
Tiba di kediamannya Julya yang mendapati sang mamah diruang tamu, langsung menghampiri sang Mamah dan setelah dekat dua langsung terduduk dan memeluk kaki mamah Ratih.
"Mamah apa dosa Julya, Mah..." ucap Julya dengan air mata yang sudah tumpah ruah.
"Julya kamu kenapa? apa yang terjadi?" ucap Mamah Ratih panik tentu saja, karena tiba-tiba Julya datang, dan memeluk kakinya dengan air mata juga ucapan yang mempertanyakan apa dosa yang sudah dia perbuat, dan Hal itu pasti membuat sang mamah ikut menangis namun masih bisa ditahan, mengingat belum tahu apa alasan Julya bersikap seperti itu.
Julya yang memang sedang menangis, tentu tidak bisa mendengar apa yang diucapkan sang Mamah, alhasil dia kembali berkata. "Mamah katakan dosa apa yang sudah Julya perbuat, sampai-sampai Julya dihukum seperti ini. apa ini karma bagi Julya Mah..." ucap Julia yang masih terduduk dan memeluk kaki sang mamah.
"Julya kamu kenapa, sebenarnya?" ucap Mamah Ratih sambil mencoba melepaskan pelukan Julya dikakinya.
"Mamah aku disuruh orang gila itu, untuk memberitahu mamah dan Ayah, jika nanti malam orang gila itu akan menikahiku... dan jika tidak kita semua akan dapat masalah besar."
"Julya, mamah gak ngerti, coba kamu duduk dulu dengan benar, jangan seperti ini, dan bicara dengan baik jangan sambil menangis."
Akhirnya julia mau duduk, di atas sofa ruang tamu dan setelah melihat Julia lebih baik, Mama Ratih kembali menanyakan kenapa Julya tiba-tiba pulang sambil menangis.
"Aku dipaksa setuju untuk menikah mah..."
"Hey, siapa yang bisa memaksamu selain kami?"
"Orang gila itu mah."
"Orang gila, siapa maksud kamu?:
"Dia bos gendut pemilik perusahaan tempat Julya kerja, tadi saat tiba di kantor, Julya disuruh pulang untuk menyampaikan pesan pada mama dan ayah untuk bersiap, karena orang gila itu akan menikahiku nanti malam, mamah..." ucap Julya sambil berharap mendapat pembelaan dari sang mamah, namun keinginan hanya tinggal keinginan, karena reaksi sang mamah diluar dugaan.
Benar di luar dugaan, karena Mamah Ratih malah berkata Alhamdulillah setelah mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Jilya.
"Mamah... kenapa malah bersyukur?"
"Ya tentu saja bersyukur, karena akhirnya kamu akan menikah, tak apalah punya menantu gendut, yang penting kamu nikah. Ayah....." teriak Mamah Ratih diakhiri ucapannya karrna merasa bahagia.
Jilya yang menyaksikan kebahagiaan sang mamah kini hanya bisa melongo, dengan tatapan tidak menyangka jika sang mamah malah senang diatas deritanya.
"Tidak tahukah jika aku tertekan disini, mamah aku tidak mau menikah dengsn orang gila itu..." Teriak Julya, namun sang mamah bersikap tidak perduli, karena sedang sibuk dengan bahan makanan di dapur.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏