Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Ruang dapur bisa juga.
Esok pagi sesuai apa yang diinginkan Bernard, sarapan pagi Viona yang membuatkan.
Kali ini Viona menambah porsinya, buat Bernard dua butir telur dibelah dua.
Dan toppingnya tumisan jamur kancing, sosis, daun bawang, bawang bombay, merica, butter, garam, lalu disiram dengan sedikit susu cair.
Bernard makan dengan lahap, dia sangat menyukai masakan Viona, rasanya sangat beda, lezat dan enak.
"Sangat enak!" puji Bernard sambil mengelap bibirnya dengan tissue.
Viona hanya tersenyum mendengar pujian Bernard, dia merasa masakannya biasa saja.
"Aku akan keluar sebentar, apakah kamu tidak apa-apa aku tinggal?" tanya Bernard memandang Viona.
"Tidak apa-apa, pergi saja, aku akan berkeliling lagi di Mansion belum semua ku lihat!" kata Viona membawa piring kosong mereka ke wastafel pencucian piring.
"Berenang lah kalau bosan!" kata Bernard berjalan mendekati Viona yang sedang mencuci piring.
"Baik!" jawab Viona.
Bernard memeluk Viona dari belakang, lalu mengecup lehernya.
"Kamu sangat wangi istriku" gumamnya mengendus aroma Viona.
Wajah Viona bersemu merah merasakan bibir Bernard menelusuri lehernya. Suara kecupan terdengar saat Bernard mencium leher Viona.
Pipi Viona semakin merona, tangan Bernard masuk kebalik baju Viona. Mengelus kulit perut Viona dengan lembut.
Viona meletakkan piring yang telah dicucinya bersih ke rak piring dekat wastafel pencucian piring.
Dia merasakan tangan Bernard menjalar naik keatas dadanya seraya masih terus mencium lehernya.
"Jangan!" Viona merasakan tangan Bernard meremas benda kenyal di dadanya, membuat pipinya semakin memerah.
Viona berbalik menghadap ke arah suaminya. Dia mencoba menghentikan aksi Bernard tersebut, malah jadi tambah parah.
Bernard langsung menyerang bibir Viona, mencium bibir ranum itu dengan rakus.
Viona mencoba mendorong suaminya, tapi hal itu membuat dia tanpa sadar malah menempelkan saja tangannya di dada Bernard.
Tangan Bernard meraba pinggul Viona, meremasnya perlahan dengan lembut.
Bernard sangat menyukai seluruh tubuh istrinya, sangat lembut disentuh tangannya.
"Suamiku, hentikan! nanti ada yang melihat!" gumam Viona diantara ciuman mereka.
"Tidak ada yang berani masuk kemari!" gumam Bernard masih terus mencium Viona.
Tanpa sadar Viona mendesah merasakan tangan Bernard memainkan benda kenyal di dadanya, remasan tangan Bernard terasa sangat lembut.
"Sepertinya melakukannya di dapur pasti terasa lebih enak, apakah boleh kita lakukannya istriku?" tanya Bernard dengan suara serak, ereksi nya terasa sudah mengeras.
Tanpa menunggu jawaban dari Viona, tangan Bernard menarik turun kain tipis kecil dari pinggul Viona.
Viona terkejut saat suaminya tersebut menarik turun celana bagian dalamnya, spontan dia memegang tangan suaminya tersebut.
"Tidak!" katanya tercekat, dia memegang dengan kuat tangan Bernard agar jangan melanjutkan aksinya lagi.
"Sebentar saja, aku sudah tidak tahan, kamu sangat menggoda, tidak akan lama, akan kulakukan dengan cepat!" gumam Bernard mengulum bibir Viona dengan lembut membuat Viona melayang.
Kain tipis kecil dalam milik Viona tanpa dia sadari sudah turun kebawah, dan Viona merasakan ereksi suaminya yang sangat besar menyentuh daerah sensitif nya.
Bernard mendesah senang, di angkatnya satu kaki istrinya tersebut.
Dan kemudian memasuki tubuh istrinya yang sangat menggairahkan, tanpa sadar Bernard melenguh bahagia.
"Istriku..kamu sangat nikmat!" gumamnya ditelinga Viona, dia mengecup leher istrinya tersebut dengan lembut.
"Suamiku.." Viona merasakan dirinya mau meledak, dia tidak tahu kalau suaminya ternyata seorang yang sangat mesum.
Seperti yang dikatakan Bernard, dia melakukan dengan cepat. Dia mencium Viona dengan perasaan sangat bahagia sekali, istrinya tersebut terasa sangat manis.
Dia tidak ingin berpisah dari Viona, dia ingin hidup selamanya bersama istrinya tersebut sampai rambutnya memutih.
Bersambung....